Mohon tunggu...
aisyah laila
aisyah laila Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hacker Kok Bodoh?

29 Agustus 2024   09:15 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:29 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dari ciri - ciri diatas, tindakan yang paling mungkin dilakukan oleh seseorang yakni self harm (menyakiti diri sendiri) hingga bunuh diri dan kemungkinan yang lebih buruk, yaitu membunuh orang lain akibat hilangnya kesadaran. Dapat disimpulkan bahwa judi online menimbulkan dampak yang signifikan bagi penggunanya. Pertanyaannya, apakah situs judi online susah dibobol oleh para hacker?. Berdasarkan pernyataan Putra Aji Adhari, seorang hacker terkenal asal Indonesia yang berhasil membobol situs NASA saat usianya masih 15 tahun, situs judi online kemungkinan besar bisa diretas, karena bagaimanapun situs itu dibuat oleh manusia dan mereka pasti memiliki celah. Berikut beberapa keuntungan yang diperoleh jika situs judi online berhasil diretas:

1. Penegakan hukum, peretasan bisa membantu penegak hukum mengidentifikasi aktivitas ilegal, seperti pencucian uang atau perjudian ilegal, dan menghentikannya.

2. Meningkatkan kesadaran publik, peretasan ini bisa membuka mata masyarakat terhadap risiko menggunakan situs judi online, sehingga mereka menjauhi praktik tersebut.

3. Pengurangan aktivitas illegal, jika peretasan mengakibatkan penutupan atau penurunan operasi situs, hal ini bisa mengurangi aktivitas perjudian ilegal.

Jadi, hacker itu pintar atau bodoh? Sebenarnya, huru-hara hacker ini bisa dijadikan pertimbangan bagi pemerintah Indonesia. Tugas pemerintah di sini untuk memberikan wadah bagi para hacker agar bisa menggunakan kemampuannya untuk hal yang lebih bermanfaat. Dengan memberikan ruang kerja bagi para hacker tersebut, situs-situs di Indonesia yang sekiranya kurang aman menjadi lebih aman karena mereka lebih ahli dalam bidang teknologi.

Pemerintah dapat memberikan upah yang setara berdasarkan tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan oleh para hacker. Namun kembali lagi, bagaimana pemerintah akan menyikapi hal ini? Apakah potensi sebesar itu akan dibiarkan begitu saja? Indonesia tidak kekurangan orang pintar, hanya saja pemerintahnya yang kurang mumpuni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun