Namun, tidak sedikit juga masyarakat yang mendukung Putin bahkan orang-orang berpengaruh yang secara terang-terangan menyuarakan dukungannya terhadap Putin. Seperti Artem Zhoga yang dalam rangka Hari Pahlawan Tanah Air pada 8 Desember mengatakan "Saya, atas nama seluruh rakyat kami, Donbass kami, tanah yang dianeksasi, ingin meminta anda untuk mengambil bagian dalam pemilihan ini, dan kami ingin mengambil bagian dalam pemilihan Federasi Rusia. Dan anda adalah presiden kami."
Selain Artem Zhogi, seorang letnan kolonel yang dianugrahi bintang Pahlawan Rusia juga mendekati Putin dengan permintaan untuk mencalonkan diri. Selain militer, yang berdiri di samping Putin saat itu adalah seorang penambang, insinyur pesawat terbang, guru, dokter, perwakilan yayasan amal, dan wakil kepala suku.
Adapun Dmitry Peskov seorang sekretaris pers kepresidenan yang memberikan pendapat pribadinya mengatakan bahwa dia (Putin) tidak memiliki pesaing saat ini dan tidak dapat memiliki pesaing di Federasi Rusia, Peskov yakin dia (Putin) akan memenangkan pemilu, saya yakin dia akan terus menjadi presiden kita. Dan ketika ditanya seperti apa presiden Rusia berikutnya, Peskov menjawab "Sama seperti Putin." "Atau berbeda, tapi sama" imbuhnya.
Besarnya dukungan terhadap Putin juga dibuktikan oleh data survei dari lembaga survei yang berafiliasi dengan pemerintah yakni Public Opinion Foundation (FOM) menunjukkan bahwa karya Putin dinilai positif oleh 77% orang Rusia (dan negatif oleh 11%). Menurut VTsIOM, 78.5% penduduk negara Rusia mempercayai presiden mereka.
Pencalonan kembali Vadlimir Putin sebagai presiden memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap masyarakatnya, tanggapan yang positif negatif tidak menjadi penghalang bagi putin untuk mengundurkan diri dari pencalonan presiden 2024. Sebagai seorang pemimpin yang telah lama berkuasaa, Putin memiliki basis dukungan yang kuat didalam negeri. Pendukungnya cenderung melihatnya sebagai Pemimpin yang memulihkan kekuatan Rusia ditingkat internasional dan memberikan stabilitas dalam negeri.
Pada pemilihan umum presiden Rusia 2024 Putin diperkirakan tidak akan mendapatkan perlawanan. Karena dibawah pemerintahannya, politikus oposisi mengalami realitas yang serupa seperti pengasingan, pemenjaraan, atau bahkan kematian dalam keadaan yang mencurigakan. Vadlimir Putin dianggap sebagai sosok yang anti kritik karena adanya beberapa tragedi yang melibatkan para politikus oposisi setelah memberikan perlawanan terhadap apa yang dianggap oleh Putin adalah sebuah kebenaran.
Seperti yang terjadi pada Boris Nemtsov seorang politikus oposisi yang ditembak mati hanya beberapa hari setelah dia menentang intervensi Rusia di Ukraina. Aleksey Navalny, seorang aktivis oposisi gerakan protes pada tahun 2011 berulang kali dipenjara atas tuduhan yang dianggap sebagai tuduhan bermotif politik untuk meredam kritikananya terhadap Putin. Oleh karena itu, kritik terhadaap Putin sering dianggap sebagai ancaman terhadap agenda politiknya dan seringkali dihadapi dengan respon yang keras. Sikap anti kritik yang dimiliki oleh Putin ini tidak lain sebagai upaya untuk mempertahankan otoritas dan stabilitas politik Rusia.
Namun, sikap anti kritik yang dimiliki Putin akan merugikan demokrasi dan kebebasan berpendapat di Rusia. Sehingga tidak sedikit yang beranggapan bahwa Vadlimir Putin dianggap memiliki kesamaan terhadap Adolf Hitler, karena kemiripan dari kedua-duanya yang sama-sama menyalahgunakan demokrasi untuk merebut kekuasaan.
Lalu, akankah dengan kembali terpilihnya Vadlimir Putin sebagai presiden 2024 akan mengembangkan Rusia di kancah internasional setelah intervensi yang dilakukannya terhadap Ukraina?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H