Mohon tunggu...
Aisyah Fadiya
Aisyah Fadiya Mohon Tunggu... -

Aku suka menulis, suka memasak, suka bercerita, dan semuanya membuatku bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pak Jokowi - JK, Kami Mau Pulang [Ratapan Pengungsi Sampang, Mengungsi di Negeri Sendiri]

28 Juli 2014   04:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:00 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua tahun sudah telah berlalu, sejak hari itu. Saat sekumpulan manusia yang meneriakkan takbir, dan mengatas-namakan Tuhan, membakar rumah mereka hingga jadi abu. Mereka terbirit-birit, dalam pahit yang menggigit, tangispun tak cukup ampuh untuk melembutkan hati. [1]


Ya, mereka yang merasa dirinya sebagai wakil Tuhan, telah mengusir warga Sampang, sejak Agustus 2012, beberapa hari setelah penduduk yang malang itu merayakan hari Idul Fitri. Mereka ditempatkan di GOR Sampang, berbulan-bulan dalam kedukaan dan kesulitan. Lalu, mereka kembali dipindahkan ke Sidorajo, yang berpuluh-puluh kilometer jauhnya dari kampung mereka.


Tahukah Bapak berdua, mengapa mereka diusir? Apakah mereka diusir karena mencuri? Apakah mereka diusir karena mereka membunuh? Apakah mereka diusir karena korupsi? Ataukah mereka diusir karena menerima suap?


Sayang sekali, bukan itu sebabnya. Mereka hanya rakyat kecil yang beternak dan menanam singkong. Yang merasa bahwa bahagia itu, adalah bisa bekerja untuk mengisi perut yang lapar. Bagi mereka, itu cukup, Bapak.


Dan mereka diusir, karena mereka bermazhab Syiah. Dan tahukah Bapak apakah mazhab Syiah itu?


“Itu aliran sesat !”


“Itu aliran yang merusak Islam dari dalam, malakukan makar kepada NKRI, siap menumpahkan darah Ahulussunah,” begitu kata mereka. [2]

Namun, pernahkah Bapak berdua, sekali saja, menemukan fakta di Indonesia bahwa mereka -yang bermazhab Syiah- pernah melakukan makar kepada NKRI? Pernahkah mereka berkata akan mendirikan negara yang ber-wilayatul faqih – seperti Iran, negara mayoritas Syiah?


Tidak, sama sekali tidak. Justru saat ini, di Indonesia telah tumbuh subur paham radikal yang diadopsi dari ideologi yang diusung teroris transnasional. Mereka, yang bernaung dibawah panji-panji Al-Qaeda-lah, yang justru begitu berambisi hendak mendirikan kekhilafahan Islam, termasuk di Indonesia.

Sempalan Al-Qaeda, yang disebut Islamic State of Iraq an Sham (ISIS), saat itu telah mencaplok wilayah utara Suriah, dan membentang hingga ke Irak. Artinya, penduduk hanya menjadi dituduh melakukan hal yang tidak mereka lakukan, dan mereka diusir, sekali lagi, mereka diusir dari kampungnya.


Bapak pernah bilang, bahwa Bapak adalah penganut Islam, yang rahmatan lil alamin. Bukan yang brutal, bukan yang mengkafirkan ataupun menyesatkan. Katakanlah Syiah itu sesat, tapi mereka, tetap saja adalah warga negara Indonesia, yang memiliki hak konstitusional yang sama dengan warga lainnya. Mereka berhak hidup, bernafas, meminum air, dan berpijak di bumi pertiwi yang kita cintai ini. Tanpa intimidasi, tanpa pemaksaan dan kekerasan. [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun