Belakangan ini, banyak sekali kita mendengar isu perceraian serta perselingkuhan yang menimpa artis-artis ibu kota. Lalu, jauh sebelum semua ini semua terjadi, bagaimana mereka percaya pada cinta yang walau pada akhirnya berakhir menyakitkan? Apa saja yang kemudian membuat kita tetap percaya kepada cinta? Apa saja yang terus membuat kita ingin dicintai dan mencintai?Â
Setidaknya, ada tiga tipe manusia yang dijelaskan oleh Brennan dan Shaver (1995) untuk menjelaskan bagaimana dinamika mengembangkan hubungan romantis sebagai orang dewasa, yaitu individu yang secure, avoidant, dan anxious.
Individu yang secure dengan dirinya sendiri berarti akan cenderung mudah untuk membentuk hubungan dengan orang lain serta menikmati hubungan jangka panjang. Sedangkan, orang yang avoidant adalah mereka yang lekat dengan pengehindaran karena tidak merasa nyaman ketika membentuk hubungan dengan orang lain serta menimbulkan sikap cemburu dan pendiam. Terakhir, bagi individu yang anxious adalah mereka yang terikat dengan kecemasan dan terlalu mudah untuk jatuh cinta serta akan terjadi banyak konflik ekstrem yang terjadi padanya.Â
Lalu, bagaimana supaya kita menjadi mereka yang secure terhadap percintaannya? Berikut merupakan cara-cara yang bisa kita lakukan untuk percaya pada "Cinta".Â
1. Mengenali Diri Sendiri
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada tiga tipe manusia dalam menyikapi sebuah hubungan. Sebagai seseorang yang secure, avoidant, atau anxious. Menjadi luar biasa sekali jika kita menjadi manusia tipe pertama, secure terhadap dirinya dan merasa pantas untuk mencintai dan dicintai. Menjadi tugas besar ketika kita berada pada tipe manusia yang avoidant atau anxious. Dengan mengetahui dan menyadari apakah kita sedang berada pada tipe yang seperti apa, harapannya akan mengurangi potensi self blaming atau penyalahan diri sendiri sebagai orang yang tidak pantas untuk mencintai dan dicintai.Â
2. Berusaha untuk Memaknai Arti Cinta
Cinta adalah emosi yang sangat intens dan hampir di luar kendali. Cinta adalah proses biologis dan proses sosial serta tidak dapat direduksi menjadi penemuan historis atau budaya (Hazan & Shaver, 1987). Lalu, apa bedanya liking (menyukai) serta loving (mencintai)? Liking akan membuat kita ingin melibatkan diri untuk dapat berinteraksi dengannya, loving adalah unsur kepercayaan, dan being in love adalah mengarah ada hasrat dan kegembiraan seksual. Kemudian, bagaimana memaknai arti cinta versi kita juga harus dilakukan untuk dapat menghargai keberadaan cinta dan mensyukurinya.Â
3. Percaya bahwa "We all have our own path"Â
Percaya bahwa apa yang terjadi pada orang lain belum tentu akan terjadi pada diri kita. Mimpi buruk orang lain belum tentu terjadi pada diri kita. Sebaliknya, percayalah bahwa kita akan selalu memiliki fase kehidupan yang bermacam-macam. Manusiawi adanya ketika baik dan buruk serta bahagia dan kesedihan memang akan selalu mewarnai perjalanan hidup kita. Percaya bahwa selalu akan ada pagi di penghujung malam yang gelap.Â
Tiga hal yang telah disebutkan sebelumnya akan menjadi panduan kita untuk dapat selalu percaya bahwa akan ada cinta yang mengiringi setiap fase kehidupan. Cinta datangnya tidak selalu lewat pasangan, mungkin kita sedang berada pada cintanya Sang Pencipta, cintanya orang tua, cintanya para kerabat, dan cintanya teman-teman yang menyayangin cinta. So, jangan khawatir!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H