Ki Hadjar Dewantara memiliki pemikiran bahwa pendidikan menciptakan ruang bagi peserta didik untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir). Kekuatan diri (kodrat) yang dimiliki, menuntun peserta didik menjadi cakap mengatur hidupnya dengan tanpa diperintah oleh orang lain.Â
Oleh karena itu, saya percaya bahwa peserta didik sejatinya memiliki kemampuan. Sehingga, saya sebagai guru perlu mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik agar dapat memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Selanjutnya, saya percaya bahwa melalui pembelajaran, peserta didik dapat mengasah ilmu pengetahuan dan keterampilannya.Â
Setelah memaknai pemikiran-pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara, pemikiran saya berubah mengenai pembelajaran. Sebelumnya, saya berpikir bahwa peserta didik hanya dapat mengasah ilmu pengetahuan dan keterampilan saja dari adanya pembelajaran.Â
Namun, lebih dari itu, pembelajaran yang baik hendaknya juga menuntun peserta didik untuk menekankan nilai-nilai kebudayaan bangsa. Seperti pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai kodrat alam dan kodrat zaman. Dimana pendidikan hendaknya disesuaikan dengan lingkungan peserta didik serta perkembangan zaman.Â
Sebagai contoh, pembelajaran ekonomi di Jakarta yang merupakan kota metropolitan dapat memanfaatkan transaksi yang terjadi di mall sebagai studi kasus dalam pembelajaran. Namun, di daerah lain yang tidak terdapat mall, dapat memanfaatkan transaksi yang terjadi di pasar atau toserba yang ada sebagai studi kasus dalam pembelajaran.Â
Selain itu, dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin dinamis, maka hendaknya pendidikan mulai melakukan transformasi digital. Bisa dengan cara memakai proyektor untuk menampilkan materi pelajaran, atau menggunakan aplikasi untuk kuis dan ujian, maupun melakukan pencarian data digital dan lainnya.Â
Hal ini dilakukan agar pendidikan yang didapatkan oleh peserta didik relevan dengan potensi dirinya, relevan dengan kondisi dan kebudayaan masyarakat di sekitarnya, relevan dengan kondisi saat ini dan masa mendatang. Sehingga peserta didik dapat mempersiapkan dirinya dalam kehidupan selanjutnya. Tak lupa, peran saya sebagai guru haruslah menjadi among yang menjadi tauladan, Â menuntun peserta didik untuk senantiasa maju, semangat, dan termotivasi dalam pembelajaran.
Dari pemikiran-pemikiran tersebut, maka yang bisa saya lakukan sebagai pendidik adalah selalu berusaha memiliki sikap yang baik, seperti tepat waktu masuk ke kelas, membuat kesepakatan bersama dengan peserta didik, membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum belajar, menerapkan sopan santun dan memiliki sikap sosial yang baik, menghargai temannya, memberikan penguatan kepada temannya, dan menerapkan diversifikasi pembelajaran agar pembelajaran berpusat pada peserta didik.Â
Dengan adanya pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka peserta didik dapat mengeksplor kemampuan dirinya, dan peran guru adalah memberi umpan balik, seperti arahan, bimbingan, serta penguatan. Oleh karena itu, guru harus selalu belajar dan melakukan refleksi agar memahami karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H