Judul Buku: Agama agenda demokrasi dan Perubahan Sosial
Sub Bab: Ramadhan Momentum Taubat Pemimpin Rakyat
Penulis: Muhammad Julijanto, S.Ag., M.Ag.
Tahun Terbit: 2015
Kota Terbit: Yogyakarta
Penerbit: Deepublish
Bulan Ramadhan, yang dikaruniai banyak berkah, juga dianggap sebagai waktu pengampunan, karena Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang sungguh-sungguh berdoa memohon pengampunan-Nya. Dan Allah akan mengampuni dosa hamba-Nya yang tulus bertaubat. Rasulullah Muhammad Saw. bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan semata-mata mengharap ridha Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu".
Allah menyediakan pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya yang merasa telah terjatuh dan tersandung di tepi jurang perbuatan buruk. Meskipun begitu, mereka masih memiliki potensi kesadaran manusiawi yang dapat menjaga mereka dari kejatuhan. Oleh karena itu, taubat yang sungguh-sungguh (taubatan nashuha) akan melindungi mereka dari konsekuensi yang berat, termasuk penutupan dan masalah yang selalu menghampiri mereka. Allah berfirman yang berbunyi: Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan yang dosa atau berbuat dhalim terhadap dirinya sendiri, maka mereka menyebut (berdzikir) kepada Allah seraya mohon ampunan atas segala dosa-dosanya (Qs. Ali Imran [3]: 133).
Mengapa manusia tidak segera bertaubat setelah melakukan tindakan jahat, baik yang merugikan dirinya sendiri maupun masyarakat? Pertanyaan ini perlu ditekankan untuk membangunkan kesadaran yang mungkin terhenti, meskipun akal sehat berfungsi. Dalam situasi ini, manusia sebenarnya telah terjerumus ke dalam tingkat kebinatangan karena dia telah kehilangan nilai-nilai kemanusiaan seperti kebijaksanaan, keindahan, kedamaian, keadilan, solidaritas, perasaan ingin membantu yang lemah dan kurang beruntung, serta membela yang tertindas (mustadh'afin).
Dalam ranah politik, penting untuk menjalani proses taubat politik guna membuka mata pemimpin terhadap perilaku politik yang tidak hanya mencari kekuasaan, melainkan juga menekankan pada nilai-nilai kemanusiaan. Ini bertujuan untuk mengakomodasi potensi hati nurani dan akal pikiran dalam upaya bersama mewujudkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya untuk tujuan pribadi. Semoga di bulan Ramadhan, taubat kita diterima, sehingga penderitaan rakyat dapat segera diatasi. Selama kita enggan bertaubat dan terus mempertahankan dominasi nafsu dan kepentingan pribadi dalam pengambilan kebijakan, hasilnya akan menyebabkan penindasan dan penderitaan bagi rakyat.
Taubat harus diterapkan oleh siapa pun yang terlibat dalam tindakan buruk dan melanggar norma-norma, termasuk warga biasa, pemimpin, serta pengusaha yang bisnisnya menghancurkan usaha-usaha kecil dan mengambil alih mereka, sehingga membuat pihak-pihak yang lebih kecil semakin rentan dan tidak berdaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H