Mohon tunggu...
Aisyah DwiPutri
Aisyah DwiPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Vandalisme di Kalangan Remaja

29 Oktober 2022   20:54 Diperbarui: 29 Oktober 2022   21:36 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada masa sekarang ini banyak sekali kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh para remaja baik itu disekolah maupun diluar sekolah, salah satunya yaitu  vandalisme. Pasti kita sering sekali mendengar istilah “Vandalisme”, nah sudah tau belum apasih yang dimaksud dari vandalisme ini sendiri?.

Vandalisme sering diartikan sebagai kegiatan iseng dan tidak bertanggung jawab dan mengarah ke arah negatif. Mereka tidak mengenal tempat saat mencoret bisa di dinding, pagar, jembatan, tempat ibadah dan objek lainnya dengan tulisan-tulisan atau gambar-gambar yang tidak berbobot dan menganggap tindakan mereka seakan-akan keren. 

Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya).

Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh remaja SMA ataupun SMK tetapi sekarang sudah meluas ke berbagai kalangan bahkan ke pelajar SD.

Lalu apa alasan yang mendasari vandalisme sering terjadi di kalangan remaja?

Vandalisme dapat diakibatkan oleh faktor lingkungan, adanya tekanan dari keluarga, teman bermain, media sosial, ataupun stress yang kemudian di lampiaskan dengan melakukan vandalisme.

Kemudian dari sudut seorang psikologi, apa yang menyebabkan remaja melakukan vandalisme?

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog, vandalisme mengarah  kepada setiap gangguan perilaku manusia yang bersifat merusak. Kegiatan tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda, tergantung siapa pelakunya.

Ikhsan menganalisis, kegiatan vandalisme remaja terjadi karena pengaruh emosi yang tidak bisa terkontrol.

“Ketika remaja tidak mampu mengendalikan emosi dan cenderung mengikuti dorongan dalam diri, dia tidak mempertimbangkan mana yang baik dan tidak. Makanya, ketika ingin merusak, dia bisa saja melakukannya tanpa pikir panjang,” tutur Ikhsan.

“Memang, faktor paling besar yang mempengaruhi terjadinya vandalisme remaja adalah lingkungan teman sebaya,” ujar Ikhsan.

Seperti yang terjadi baru-baru seorang warga Indonesia yang sedang berada di Perancis menemukan hasil vandalisme disekitaran menara eiffle yang mana kita tahu merupakan pusat wisata bagi turis dari berbagai negara berupa tulisan “ Ganjar Pranowo The Next Presiden RI”. 

Mungkin si pelaku menganggapnya hanya sekedar iseng belaka, tetapi orang-orang indonesia yang berada di Perancis akan merasa sangat malu akan tindakan tersebut.

Belum lagi jika warga lokal dan turis dari negara lain yang penasaran dengan siapakah sosok Ganjar Pranowo ini dan mencari tahu di internet dan ketika sudah menemukan siapa sosok tersebut yang mana berasal dari Indonesia, mereka akan menganggap orang indonesia kampungan, tidak ber-etika dan malu-maluin.

Tentunya kita tidak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi. Perilaku vandalisme ini harus kita hentikan agar tidak banyak lagi remaja-remaja yang terikut melakukan kegiatan yang tidak berguna seperti ini.

Lantas apa upaya yang harus dilakukan dalam menghentikan perilaku tersebut?

1. Memperbanyak melakukan kegiatan positif. Banyak kegiatan positif yang bisa kita lakukan, seperti olahraga, memperbanyak ibadah, melakukan hobi yang kita sukai.


2. Lakukanlah pendekatan dengan keluarga. Quality time dengan keluarga sangat diperlukan, manfaatkan waktu itu untuk mengeluarkan keluh kesah kalian sehingga orang tua tau bagaimana cara mengontrol kalian dengan benar.


3. Harus ada sanksi nyata yang tegas. Sanksi yang tegas sangat diperlukan agar para pelaku takut untuk melakukan tindakan tersebut dan memberikan efek jera.

Dari usia dini sebaiknya orang tua menanamkan pada anak rasa cinta terhadap lingkungan, sehingga kelak mereka akan menjadi pribadi yang menghargai dan mencintai lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun