Danau Toba dengan warisan tradisi yang tinggi dengan masyarakat lokal khususnya dalam hal budaya dan keanekaragaman hayati. Dimana konsep  wisata  yang  dapat  diterapkan adalah dengan mengenalkan konsep wisata berbasis masyarakat (Community  Based  Tourism). Konsep  wisata yang diharapkan masyarakat mampu untuk mewujudkan komunitas lokal yang terorganisasi  dengan baik serta terhubung dengan segala mekanisme dan sistem pengelolaan ketika wisata tersebut berjalan. Pada pelaksanaannya, pengembangan konsep tersebut haruslah dapat di fasilitasi  dengan baik  oleh pemerintah  setempat serta stakeholder terkait lainnya yang sekiranya memiliki kompetensi terhadap bidang tersebut.*
Keberlanjutan Pesona Danau Toba dari Dukungan Semua Pihak
Pesona Danau Toba yang sangatlah indah harus dilestarikan dan dipertahankan, Danau Toba tidak bisa mempertahankan Pesona nya sendiri, Danau Toba butuh dukungan dan bantuan dari siapapun yang ada disekitarnya. Ada 3 elemen penting yang dapat mendukung mempertahankan keberlanjutan Pesona Danau Toba, yakni masyarakat lokal, swasta dan pemerintah (pusat dan daerah), jika 3 elemen ini sudah bekerjasama dengan baik, maka untuk mempengaruhi elemen lain akan mudah digerakkan, seperti wisatawan lokal maupun mancanegara.
Apalagi adanya arahan langsung dari Presiden Bapak Jokowi yakni Danau Toba harus disiapkan sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas, DSP Toba juga di dukung penuh oleh Kemenparekraf melalui Wonderful Indonesia, dengan telah menjalankan beberapa gebrakan seperti adanya Program Beli Kreatif Danau Toba adalah program yang diluncurkan Kemenparekraf sebagai bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) pada 2021 ( sumber disini ), Toba Caldera World Music Festival (TCWMF) bertujuan untuk memperkenalkan dan mempromosikan destinasi wisata Danau Toba kepada masyarakat di Sumatera Utara, Indonesia dan dunia lewat sebuah festival musik ( sumber disini ) dan yang sudah lama berjalan adalah Festival Danau Toba bertujuan mempersatukan seluruh komponen masyarakat Sumatera Utara untuk berkontribusi meratakan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pesona atau daya tarik tersebut jika di pertahankan serta diberikan inovasi-inovasi pendukung akan menjadikan Danau Toba menjadi tempat spesial dihati sebagian besar wisatawan lokal maupun mancanegara. Menurut Burkart dan Medlik (2004, dalam Wardiyanto 2011) daya tarik wisata terdiri atas ketertarikan wisatawan yang dipengaruhi oleh keragaman maupun kualitas atraksi seperti taman, pusat hiburan, pusat belanja, pusat konvensi, kasino atau lainnya.*
Jadi tidaklah hanya label, bahwa Pesona Danau Toba sebagai Warisan Dunia. Mencakup warisan budaya dan warisan alam dunia, karena kategori Danau Toba sebagai pusatnya Pesona Warisan Budaya dan Alam telah terpenuhi dengan baik dan komplet. Keyakinan tersebut semakin yakin apabila Pesona Danau Toba di dukung dengan pengembangan fasilitas wisata, fasilitas umum, aksesibilitas, sarana prasarana, pemberdayaan masyarakat dalam sistem yang utuh dan berkelanjutan serta adanya strategi promosi yang efektif.
Menjadi Tonggak Awal Menggairahkan Kembali Sektor Pariwisata
Solusi yang akan disampaikan harus mengacu pada filosofi suku Batak, yaitu: Tao Toba Na Uli, Aek Na Tio, Mual Hangoloan (Danau Toba yang Cantik/Indah, Air danaunya yang Jernih, Air Kehidupan) dan Menjadi Kota Berkat di Atas Bukit. Filosofi tersebut menjadi arah pandang Pemerintah dan masyarakat Batak dalam mengelola Kawasan Danau Toba.
Dengan tidak merusak keindahan Danau Toba, kita dapat menggairahkan kembali elemen pendukung Pariwisata Danau Toba. Dengan cara, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, kerja ikhlas seperti kata Mas Menteri, Sandiaga Uno. Â Semoga pariwisata Danau Toba bisa setara dengan Bali, melalui kolaborasi yang berhubungan dengan event tahunan, virtual tour, penyelenggaraan pertemuan kenegaraan di kawasan Danau Toba, serta adanya pengembangan geo-pariwisata yang berkelanjutan agar terbuka peluang bagi masyarakat setempat untuk promosi budaya, produk lokal serta penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih luas, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Adanya wisata berbasis budaya dan alam, di dukung dan dibantu penuh oleh semua pihak, serta di maksimalkan pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba. Maka akan tercapai lah Pesona Danau Toba sebagai Warisan Dunia yang Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan memiliki Kenangan sesuai dengan pedoman Sapta Pesona Pariwisata. So, MICE di Indonesia Aja !
Pada saat yang sama, dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, Pemerintah dan masyarakat lokal serta stakeholder terkait hendaklah meningkatkan dan terus menjaga kelestarian lingkungan dan keutuhan dari Kawasan Kaldera Toba. Nah, siapkah kita bergerak bersama mewujudkannya ??
Referensi* :
- Diakses dari https://visitsamosir.com/adat-dan-budaya-batak/ pada 15 September 2021 pukul 10.10 wib;
- Diakses dari https://kemlu.go.id/portal/id/read/1457/berita/kaldera-toba-di-tetapkan-sebagai-unesco-global-geopark pada 15 September 2021 pukul 10.30 wib;
- Suganda, Asep Dadan. "Konsep Wisata Berbasis Masyarakat" I-Economic Vol.4 No. 1 Juni 2018:ResearchGate;
- Siregar, Rizky., Wiranegara, Hanny & Hermantoro, Henky."Pengembangan Kawasan Pariwisata Danau Toba, Kabupaten Toba Samosir" Tata Loka Vol. 20 No.2, Mei 2018: ResearchGate.