Mohon tunggu...
Aisyah Bahaarsyah
Aisyah Bahaarsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - hamba allah

saya aisya pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Millenial Muslim: Eksistensi Hijrah di Tengah Budaya Barat

9 September 2022   11:59 Diperbarui: 9 September 2022   21:05 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2022 merupakan tahun yang begitu menyisakan banyak pertanyaan bagi segelintir kaum yang mau berfikir. Belum selesai permasalahan akibat Pandemi Covid-19, tahun ini problematika realitas zaman bertambah kuantitasnya. Penulis ingin menyadarkan kepada para pembaca bahwa tidak bisa dipungkiri Indonesia sudah memasuki era digitalisasi 4.0, ini terbukti dari maraknya penggunaan teknologi digital yang di elaborasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai sample, penulis melihat anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar sudah diharuskan memakai smartphone dan akses pembelajaran antara si anak dan guru pun terjadi. Kemudian, pekerja diperusahaan yang memilih metode WFH (Work from Home) menggunakan gudgjet dan aplikasi tertentu yang didukung oleh jaringan cerdas untuk menyelesaikan pekerjaan.

Dibalik kebermanfaatan yang ada, penulis ingin mengajak seluruh pembaca untuk melihat undercover dari teknologi digital. Tak bisa dipungkiri bahwa mudahnya akses dalam situs-situs tertentu, jaringan yang tersedia cukup baik, dan bisa digunakan setiap gender maupun usia tanpa pandang bulu, serta fitur-fitur menghadirkan informasi serta hiburan yang dibutuhkan oleh masyarakat akibat dari pandemi covid-19. Ini membutikan bahwa teknologi digital sudah mempunyai peran penting dalam realita kehidupan bermasyarakat.

Namun pernah kah terlintas difikiran kalian bahwa eksistensi hijrah seolah hilang dari kemurnianya. Bisa jadi tergerus akibat budaya kebarat-baratan yang hadir dan dengan mudah menyebar dari satu Smartphone ke Smartphone lain Atau trend-trend yang bersifat duniawi, yang justru bisa merusak moral generasi berikutnya. Nah, ini menjadi bukti bahwa Muslim yang sejatinya menjadi jembatan perbaikan seolah hilang pijak kan atas problematika yang terjadi.

Seperti Aplikasi tiktok, Platfrom yang satu ini sudah marak digunakan sesuai dengan keinginan si pengunduh. Namun, dalam aplikasi tersebut tidak disalahkan terkait keberadaanya. Hanya saja yang patut dipertanyakan beberapa orang justru menggunakanya untuk menebarkan unsur sara yang bisa menimbulkan banyak efek negatif bagi yang melihatnya.

Contohnya LGBT yang dengan terang-terangan mengakui kehadiran mereka, dan bahkan mengajak orang lain untuk bergabung sama seperti denganya. Lalu ada orang kaya dengan gampangnya memamerkan kekayaan mereka, menghina kaum dhuafa, dan istri yang pamer selingkuh dan tontonan-tontonan yang seharusnya tidak layak, namun dengan mudahnya dapat di akses oleh semua kalangan bahkan usia. Dari semua hal itu coba kalian berfikir bahwa kemudahan yang ada dan didukung oleh kesenjangan sosial membuat sebagian orang untuk melakukan apapun, sebab mudahnya Viral dengan postingan-postingan nyeleneh, yang tentu saja mengundang "mudharat".

Beberapa permasalahan yang penulis jabarkan, banyak harapan yang ingin digapai agar kedepanya Millenial lebih bijak lagi dalam penggunaan digital, baik smartphone maupun akses jaringan cerdas lainya. Sebab, maraknya kriminalitas, kejadian yang tak diinginkan berasal dari hal kecil yang salah namun kita anggap benar. Merealisasikan makna hijrah ditengah tantangan problematika realitas zaman tentu menjadi kewajiban kita semua. Memurnikan lagi makna hijrah dengan bersumber dari "Al-qur'an dan As-Sunnah" sebagai pedoman dalam menjalani hidup berpindah dari yang bathil menuju yang lebih baik. Kemudian melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Merawat eksisten hijrah perlu didukung dengan kecerdasan yang dimiliki Millennial muslim, melalui pemahaman agama secara komprehensif (jelas). Agar ketika ada paradigma yang mencekam hiruk-pikuk kehidupan, Millenial muslim mampu menghadapi dan menebar energi positif kepada sekitar. Sebab, kesadaran satu orang saat ini dapat memperbaiki yang telah rusak dan melakukan purifikasi (Pembaharuan) untuk tetap memastikan bahwa peran Millenial muslim tidak kehilangan eksistensi beserta dengan bukti nyata melalui pergerak kan (Sosial) yang dibuat terhadap masyarakat luas.

Besar harapan yang penulis agar kedepanya semakin banyak inovasi dan kebermanfaatan yang ditebarkan oleh kaum berfikir. Serta perbaikan-perbaikan sekecil apapun terus berkembang demi membentuk generasi Millenial muslim yang paham betul dan memiliki nilai-nilai Religiusitas, Intelektualitas, serta Humanitas yang tinggi didalam setiap diri mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun