Mohon tunggu...
Aisyah Azzahra
Aisyah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Untuk Publish tugas Mata Kuliah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sensasi yang Dirasakan oleh Pecandu Game Online untuk Psikis dan Fisik

24 Juli 2024   08:31 Diperbarui: 24 Juli 2024   08:31 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini disusun oleh Aisyah Azzahra (230802091) dan Aditya Pratama Siregar (230802088) untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Biopsikologi dengan dosen pengampu Bu Puti Febrina Niko, M.Psi, Psikolog. Merupakan mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) fakultas Studi Islam program studi Psikologi Islam angkatan 2023.

Menurut data pengguna internet yang aktif, diperkirakan ada lebih dari 25 juta orang di Indonesia yang bermain Game Online pada tahun 2014 dengan jumlah pemain game internet di Indonesia yang terus meningkat 5%--10% setiap tahunnya. Karna jumlah pemain game diindonesia setiap tahunnya terus meningkat membuat masyarakat Indonesia tidak asing lagi tentang Game Online, terutama dikalangan anak-anak dan orang dewasa. 

Problem pun mulai timbul dari fenomena Game Online dan berhasil menarik perhatian masyarakat luas, serta banyaknya kasus-kasus kriminal terjadi diindonesia yang memiliki sebab sama yaitu Kecanduan Game Online. Salah satunya adalah kasus penggelapan dan penipuan uang muka penjualan sebidang tanah milik orang tuanya yang dilansir dari KompasTV, Pelaku menggaku bahwa sangat membutuhkan uang untuk membayar hutangnya akibat Top up Diamons Game Online. Tak hanya berdampak pada dikalangan orang dewasa saja mengenai fenomena kecanduan game online ini, namun juga berdampak dikalangan anak-anak terutama pada anak-anak yang berada disekolah menenggah pertama . 

Dilansir dari Detiknews, seorang siswa di sekolah menenggah pertama di Cimahi harus berhanti sekolah selama satu tahun lamanya, hal ini terjadi karna dampak Kecanduan Game Online yang membuat pola tidur sang anak berubah. Keputusan untuk memberhantikan siswa disekolah menenggah pertama tersebut tak semata-mata hanya formalitas saja, namun disertai harapan yang besar agar sang siswa sekolah menenggah pertama di kota cimahi tersebut menjalani perawatan dan pemulihat akibat dari Kecanduan Game Online.

Pada kasus diatas dapat dikaitkan dengan teori tentang atensi, persepsi, dan sensasi dalam psikologi kognitif. Menurut Benyamin B. Wolman (1973), teori sensasi adalah penjelasan verbal, simbolik, atau konsep yang terkait dengan indra kita. Menerima rangsangan melalui indra dan memengaruhi perasaan disebut juga sensasi. Dengan adanya sensasi ini, manusia akan selalu menjalani hidupnya dengan lebih baik. 

Sedangkan menurut Dennis Coon (1977) proses sensasi terjadi ketika alat indera yang mengubah informasi menjadi impuls saraf dikombinasikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh otak. 

Dilansir dari ANTARANews, menurut psikolog Retno IG Kusuma, kecanduan bermain Game Online memiliki arti yang sama dengan kecanduan narkoba, itulah sebabnya kecanduan bermain Game Online sering disebut sebagai "Narkolema", atau narkoba melalui mata Karna sama-sama memiliki dampak dari segi psikis dan fisik. Lalu apa saja yang dirasakan oleh seorang pecandu Game Online dari segi psikis maupun fisik?

Hal yang utama dirasakan sebagai seorang pecandu Game Online adalah terjadinya perubahan pada pola tidur yang membuat seseorangpecandu Game Online mengalami gangguan tidur, dan sistem metabolisme tubuh juga ikut terganggu. Sedangkan dampak yang akan dirasakan dan mungkin terjadinya tidak dirasakan oleh seorang pecandu Game Online yaitu kurangnya kontrol diri , perubahan prilaku dan kurangnya interaksi dengan orang sekitar. Pada dunia Psikolog menyatakan bahwa ada banyak cara untuk mengobati kecanduan seseorang dalam hal Game Online. 

yaitu menggunakan terapi teori  Sensation Seeking, dimana pada terapi ini bertujuan mencari sensasi yang dapat menyatakan bahwa orang yang memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam hal Bermain Game Online secara berlebihan dapat mencari sensasi dan risiko cenderung dalam hal kecanduan Game Online ini. 

Dan dapat membantu orang-orang tersebut menemukan cara yang lebih sehat untuk mendapatkan sensasi dan gairah yang mereka butuhkan. Tak hanya terapi teori sensation seeking, tapi ada juga terapi Kognitif-Behavioral.  Yang dapat diterapkan karna, berfokus pada mengubah pola pikir dan perilaku yang dapat mendukung kecanduan bermain game online. Tentu saja akan membantu seorang pecandu Game Online dalam hal menemukan dan mengubah pikiran yang mendukung kecanduan serta menawarkan strategi untuk menghindari situasi yang mendorong kecanduan.

References

Aliyah, D. M. (2021, Desember 10). Kasus Anak Kecanduan Game Online Dilihat dari Teori Kognitif. Retrieved from borneonews.co.id: https://www.borneonews.co.id/berita/247295-kasus-anak-kecanduan-game-online-dilihat-dari-teori-kognitif

Kharismaningtyas. (2023, September 22). Kecanduan Game Online , Pria Tipu Tetangga saat Jual Tanah Milik Orang Tua. Retrieved from KompasTV: https://www.kompas.tv/video/445756/kecanduan-game-online-pria-tipu-tetangga-saat-jual-tanah-milik-orang-tua

Nurcahyani, I. (2019, Juli 20). Psikolog : Kecanduan "Game Online" disebut Narkoba lewat mata. Retrieved from ANTARA News: https://www.antaranews.com/berita/967630/psikolog-kecanduan-game-online-disebut-narkoba-lewat-mata

Pradana, W. (2021, maret 24). Kecanduan Game Online, 2 Bocah Cimahi Berhenti Sekolah Setahun. Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5506261/kecanduan-game-online-2-bocah-cimahi-berhenti-sekolah-setahun

Pratiwi, E. (2017). PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL PECANDU GAME ONLINE. Retrieved from eprints.untirta.ac.id: https://eprints.untirta.ac.id/978/1/SKRIPSI%20ELIANA%20PRATIWI%20-%20Copy.pdf

Setiawan, W. (2022). PENERAPAN METODE KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI KECANDUAN BERMAIN GAME ONLINE PADA REMAJADI KELURAHAN BUKIT INDAH KOTA PAREPARE. Retrieved from repository.iainpare.ac.id: https://repository.iainpare.ac.id/id/eprint/5061/1/16.3200.079.pdf

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun