Mohon tunggu...
Aisyah AurelliaKhansa
Aisyah AurelliaKhansa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya Aisyah Aurellia Khansa mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dan Pengasuhan Anak: Mencapai Keseimbangan Tanggung Jawab

19 Juni 2024   23:00 Diperbarui: 19 Juni 2024   23:03 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persepsi sosial mengenai peran gender dalam pengasuhan anak telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Peran orang tua seringkali ditentukan oleh perempuan yang memikul tanggung jawan dalam mengasuh anak, sedangkan laki-laki berperan penting dalam memberikan nafkah. Namun seiring berjalannya waktu, kemajuan kesetaraan gender semakin meningkat dan terlihat adanya pergeseran dari persepsi tradisional tersebut menuju persepsi modern yaitu peningkatan peran pengasuhan anak yang lebih seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Perspektif masyarakat dan norma budaya yang ada memiliki pengaruh yang besar terhadap pembagian tanggung jawab dan peran orang tua. Perempuan yang berstereotip sebagai pengasuh utama dalam mengasuh anak dan mengurus rumah. Sedangkan pencari nafkah sebagian besar diserahkan oleh laki-laki dan tidak perlu terlalu terlibat dalam aktivitas tumbuh kembang anak sehari-hari dirumah.

Pada abad terakhir gerakan feminis mulai menentang hal tersebut, berusaha memperjuangkan kesetaraan gender di setiap bidang kehidupan, termasuk peran dan stereotip perempuan sebagai seorang Ibu. Sehingga hal ini menyebabkan perubahan hukum dan sosial yang besar. Dapat dicontohkan seperti perempuan bisa mendapatkan akses pada bentuk kontrasepsi baru dan dapat berkontibusi lebih besar dalam memberlakukan undang-undang mengenai peluang yang sama bagi perempuan di tempat kerja dan mengembangkan karirnya, serta membayar tunjangan anak dengan tingkat yang lebih adil antara laki-laki dan perempuan.

Masih terdapat hambatan yang menghambat kesetaraan gender, meskipun terdapat beberapa gerakan feminis yang diluncurkan dan berupaya untuk mempromosikannya. Adanya adat istiadat budaya yang akan berdampak luas terhadap pilihan dan tindakan masyarakat. Laki-laki yang berusaha mengambil lebih banyak tanggung jawab dalam mengasuh anak menghadapi stigma dan tekanan yang sama dengan perempuan yang memprioritaskan pengasuhan anak dibandikan kemajuan karir.

Meningkatkan pola asuh yang setara mempunyai sejumlah manfaat bagi keluarga, anak-anak dan masyarakat.

  • Anak berkembang lebih baik: Anak-anak yang tumbuh kembang di lingkungan dimana kedua orang tua memegang peran mengasuh secara seimbang akan mempengaruhi perkembangan anak secara sosial maupun emosional
  • Memiliki hubungan yang lebih baik: Hal ini dikarenakan pada kesetaraan dan keseimbangan memegang peran dalam mengasuh anak menjadi pengaruh yang signifikan atas kepuasan pihak laki-laki dan perempuan sehingga menumbuhkan hubungan yang secara emosional dan hal tersebut dapat memperkuat hubungan.
  • Peningkatan karir: Dapat mewujudkan dan memenuhi ambisi pribadi dan potensi professional tanpa dibatasi oleh stigma peran gender tradisional Ketika sudah merasa setara dalam mengasuh anak
  • Kemajuan sosial: Kesetaraan gender dalam pengasuhan anak akan mendorong dan meningkatkan pandangan sosial yang lebih menerima semua pilihan dalam berperan sebagai orang tua.

 

Kolaborasi dan pengembangan kebijakan, seperti Pendidikan yang meningkatkan pengetahuan tentang stereotip gender dan dampak pilihan orang tua diperlukan untuk mencapai kesetaraan gender dalam mengasuh anak dan akan mendorong pembagian pekerjaan rumah tangga yang lebih adil. Kondisi kerja juga akan membantu seorang ayah untuk mengambil lebih banyak peran dalam mengasuh anak, seperti memfasilitasi untuk memberikan cuti berbayar dan tunjangan pengasuh anak. Selain itu, dukungan sosial dan jaringan dapat memungkinkan para orang tua untuk berbagi pengetahuan dan tanggung jawab mengenai pengasuhan anak.

Harus diakui bahwa kesetaraan gender memiliki pengaruh yang besar dalam peran mengasuh anak. Meskipun sangat sulit, tetapi stereotip tradisional harus dihilangkan dengan mendukung undang-undang yang mendukung kesetaraan gender dan meningkatkan persepsi publik untuk mengutamakan kewajiban bersama. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat dapat lebih toleran terhadap pilihan peran setiap orang tua, karena mereka memiliki hak untuk mewujudkan keinginan pribadi sesuai dengan potensi dan ambisi yang mereka miliki, sehingga dapat memungkinkan mereka dapat bekerja secara efesien di rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun