Mohon tunggu...
Nur Aisyah Amini
Nur Aisyah Amini Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Faktor Pendukung Pengambilan Keputusan

24 Oktober 2022   22:32 Diperbarui: 24 Oktober 2022   22:33 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yakni Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani mengandung filosofi bahwa seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi muridnya saat berada di depan, baik sikap maupun pola pikirnya.  Guru harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi murid saat guru berada di antara mereka sehingga mereka diharapkan bisa lebih maju dalam belajar. Guru diharapkan sepenuhnya memberikan kepercayaan kepaada murid dalam melaksanakan tugas mereka dengan baik saat guru berperan di belakang murid.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa mengambil keputusan dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan yang berpihak pada murid.  Guru hendaknya mengedepankan kebutuhan murid saat pengambilan keputusan. Murid dilibatkan dalam pengambilan keputusan sehingga guru bisa mengetahui, memahami, dan mengedepankan keputusan yang terbaik buat mereka  

Guru harus mempunyai nilai-nilai yang melekat di antaranya berpihak pada murid, mandiri, reflektif,  kolaboratif,dan inovatif.  Nilai yang tertanam tersebut sangat berpengaruh terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.  Prinsip yang tepat bagi murid, apakah prinsip berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, ataukan berbasik rasa peduli.  Masing-masing prinsip mempunyai kelebihan masing-msing namun guru benar-benar harus memperhatikan nilai-nilai seorang guru saat pengambilan keptusan. Dalam hal ini terutama adalah nilai berpihak pada murid. 

Saat guru menemukan kasus dilema etika, guru tersebut diharuskan mengambil langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat dan efektif.  Diantara langkah-langkah tersebut adalah pengujian pengambilan keputusan.  Ada 5 hal cara menguji keputusan seorang guru, benar atau salah, diantaranya adalah uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola.  Kegiatan menguji keputusan ini membutuhkan perenungan yang mendalam dan guru harus mampu berdialog pada dirinya sendiri dalam rangka memastikan apakah keputusan tepat atau tidak.  Pada saat perenungan inilah guru harus bisa membuat pertanyaan-pertanyaan berbobot yang mengarah pada hasil yang efektif.  Kemampuan guru menggali pertanyaan inilah yang dipelajari saat materi coaching.  Jadi sangat penting seorang guru mempelajari coaching untuk mendukung langkah pengujian pengambilan keputusan.

Kompetensi sosial dan emosional yang sudah dipelajari pada modul sebelumnya memberi bekal yang berharga bagi guru dalam mengimplementasikan langkah-langkah pengambilan keputusan.  Guru harus mampu mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri dalam berbagai situasi terutama dalam menghadapi situasi yang berkaitan dengan dilema etika.  Guru mempunyai kesadaran sosial sehingga mampu mempertimbangkan pandangan atau pendapat orang lain, menunjukkan rasa empati, dan memahami perasaan orang lain.  Guru yang mempuyai keterampilan berelasi akan mengedepankan dialog dan berkolaborasi dengan pihak lain  dalam mengambil suatu keputusan.  Pada akhirnya guru mampu melaksanakan pengampilan keputusan yang bertanggung jawab.  Kompetensi tersebut  dapat dikuasai melaui pendalaman materi modul sebelumnya tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional.

  Nilai-nilai yang dianut oleh sesorang sangat menentukan seorang pendidik ketika dihadapkan pada situasi uyang membutuhkan pengambilan keputusan.  Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu dalam mengambil keputusan ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan yang dihadapi.  Nilai-nilai kebajikan merupakan sifat manusia yang merupaan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu.  Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.

Pengambilan keputusan yang tepat berarti keputusan tersebut sudah melalui langkah-langkah yang sesuai dengan konsep pengambilan keputusan dan pengujian keputusan.  Dan pastinya bisa dipastikan keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan.  Selama nilai-nilai kebajikan itu diterapkan maka akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Proses pengambilan keputusan terutama kasus-kasus dilema etika tentunya tidak lepas dari tantangan-tantangan.   Tantangan yang dihadapi berupa analisis nilai-nilai yang bertentangan, layakkah disebut dilema etika atau sebenarnya permasalahan yang berhubungan norma belaka.  Hal ini berhubungan dengan paradigma di lingkungan yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan dalam hubungannya dengan nilai agama.  Tantangan berikutnya adalah menerapkan uji intuisi yang sangat membutuhkan pengalaman dan keterampilan sehingga bisa mengambil kesimpulan yang tepat.  Selain tentunya berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang melekat pada diri seseorang.

Pengambilan keputusan yang diambil guru berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid.  Pengambilan keputusan didasarkan pada rasa penuh tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal, dan berpihak pada murid.  Hal tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan oleh guru harus berpihak pada murid.  Dengan demikian pengambilan keputusan yang tepat bisa dapat dikatakan merupkan upaya guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berihak pada murid.  Pembelajarn yang tepat untuk potensi murid dengan latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda bisa dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.  Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang berbasiskan pada kebutuhan murid.

Dalam menjalankan perannya, guru sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah akan menghadapi berbagai situasi  di mana dia harus mengambil suatu keputusan.  Keputusan yang diambil seorang guru haruslah mengedepankan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan peruh rasa tanggung jawab.  Dengan demikian keputusan yang diambil secara tepat akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid.  Kelak saat murid sudah dewasa, bisa jadi akan menjadikan gurunya sebagai panutan/idola yang menginspirasi dan memotivasi dalam pengambilan keputusan.

Pembelajaran pada modul 3.1 PGP tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan yang sudah dipelajari pada modul budaya positif.  Pengambilan keputusan tersebut tak lepas  dari peran dan nilai yang melekat guru.  Dalam menerapkan langkah pengambilan keputusan, guru perlu melakukan uji terhadap keputusan yang akan diambil.  Saat tahap pengujian ini dibutuhkan keterampilan bertanya guru untuk memperediksi hasil dan melihat berbagai opsi solusi sehingga bisa mengambil keputusan dengan baik.  Hal ini sudah diasah pada modul tentang coaching.  Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab memerlukan kompetensi KSE yang dipelajari dalam modul 2.2.  Semua langkah keputusan guru sejatinya adalah sebagai upaya mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid yang merupakan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Dilema etika merupakan situasi di mana seorang pemimpin harus mengambil keputusan di mana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar namun saling bertentangan.  Sedangkan bujukan moral adalah situasi benar dan salah saling berhadapan.  Menghadapi situasi dilema etika lebih menantang dibanding bujukan moral karena bujukan moral sudah jelas antara benar dan salah.

Situasi dilema etika  dapat dikatagorikan dalam 4 model atau paradigma, yaitu

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2  Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3.  Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4.  Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Prinsip-prinsip yang bisa membantu dalam menghadapi pilihan dilema etika meliputi:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Proses pengambilan dan pengujian suatu keputusan dapat dilakukan dengan melalui 9 langkah yaitu:

1.  Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.  Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi

3.  Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi

4.  Pengujian benar atau salah yang meliputi: Uji legal, Uji Regulasi/ Standar Profesional, Uji Intuisi, Uji Publikasi, Uji Panutan/Idola

5.  Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6.  Melakukan Prinsip Resolusi

7.  Investigasi Opsi Trilema

8.  Buat Keputusan, dan

9.  Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Hal yang menurut saya diluar dugaan dalam mempelajari konsep pengambilan keputusan adalah proses pengambilan keputusan dengan 9 langkah yang mudah diikuti dan diterapkan sekaligus dengan pengujian keputusannya.  Jika mencermati langkah-langkah tersebut maka masalah dilema etika yang sebelumnya ruwet dan membingungkan bisa menjadi lebih terang dan terarah sehingga menghasilkan keputusan yang tepat.

Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema yaitu pada saat saya harus memutuskan apakah saya harus mencantumkan jumlah perijinan anak sesuai kenyataan pada rapor karena anak sering sakit. Jika saya cantumkan sesuai data maka anak yang bersangkutan bisa tidak diterima di sekolah jika suatu saat pindah sekolah. 

Bedanya dengan yang saya pelajari dalam modul ini adalah saya belum menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada modul secara detil dan terperinci..  Saya lebih mengedepankan komunikasi dengan senior yang pernah mempunyai jabatan seperti saya.

Dampak mempelajari konsep pengambilan keputusan ini adalah saya mempunyai gambaran hasil keputusan melalui daftar pertanyaan yang tepat.  Sebelum mempelajari modul ini, saya sering merasa kesulitan dalam memutuskan kasus yang mengandung diilema etika pada pengetahuan dan pemahaman saya ang terjadi tentunya berupa hal positif yang diterima menyangkut pemahaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan universal, tanggung jawab, dan berpihak pada murid.

Pembelajaran modul ini memiliki saya rasa sangat penting untuk dikuasai dan dipahami dengan menyeluruh. Sebagai seorang pribadi, dapat digunakan sebagai control diri serta pendalaman kompetensi menyangkut situasi yang melibatkan hubungan dengan pihak lain. Dalam hal sebagai seorang pemimpin dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan suatu keputusan yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan, serta meminimalisir adanya kesalahan Langkah atau tindakan yang justru menimbulkan adanya kekacauan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun