Abstrak
Kritik teater adalah seorang kritik yang harus mempunyai sikap keterbukaan dari pihak kritukus itu sendiri. Bukan hanya orang yang mengikuti tren atau “ideologi” tertentu, tetapi seorang yang bisa menguji seleranya sendiri, mempertahankan kepekaannya, selalu berusaha melatih dirinya untik bisa berapresiasi dengan banyak bidang dalam jenis ilmu lainnya.
Seorang kritikus tidak cukup hanya berbekal apresiasi dan keinginan baik saja, tetapi juga mengerti bahasa objeknya, bahasa teknik teater. Karena itu, kritikus harus tumbuh dengan karya teater itu sendiri, bukan berada di luar teater. Kritikus harus fungsional sebagai jembatan antara seniman dan masyarakat.
Dalam melaksanakan kritiknya, kritikus harus berpedoman pada realita, kriteria, dan tanggung jawab. Seorang kritikus teater sudah barang tentu harus pernah atau bersedia meluangkan waktu untuk berkeringat dan berdebu dengan para seniman teater, hingga ia tidak hanya memahami tetapi juga menghayati realitas (kenyataan) teater seperti yang dialami para senimannya. Sebab, kritikus memang pekerja yang bertugas mendekatkan karya dengan penikmat.
Dengan analisis yang masuk akal, berdasarkan pengetahun yang mendalam serta selera yang terpercaya, dan kedewasaan apalagi tanggung jawab, ia diharapkan dapat mengajak penikmat sastra mengapresiasi suatu karya secara lebih baik. Masalah yang timbul adalah kriteria penilaian terhadap penilaian yang diberikan kritikus itu, sangatlah relatif dan subjektif.
Pendahuluan
Latar Belakang
Kritik teater adalah sebuh ulasan, tulisan, tanggapan, penilaian, penghargaan, pada objek yang dikritik, yakni; karya seni, karya Teater. Karya Teater sebagai Objek, sumber, bahan kritik, dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi langsung dan tidak langsung.
Apresiasi langsung, maknanya menonton, menyaksikan pergelaran Teater di gedung pertunjukan. Adapun, apresiasi karya teater bersifat tidak langsung, Kalian dapat menonton, menyaksikan melalui pemutaran, siaran ulang karya Teater dalam bentuk rekaman video dan jejaring sosial media (internet).
Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Studi sastra (ilmu sastra) mencakup tiga bidang, yakni: teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga ilmu tersebut saling berkaitan satu sama lain.
Menghubungkan sastra sebagai objek yang diteliti, dengan menggunakan teori sastra dan pemahaman sebagai pelengkap melaui sejarah sastra. Kritik sastra berperan sebagai pengukur dan analisis sebuah karya sastra.