Mohon tunggu...
aisyah al khair islamy
aisyah al khair islamy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar nulis

usaha tidak akan menghianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Seni Pertunjukan "Timun Mas" oleh Pulang Kampung Pendekatan Objektif

2 Juli 2021   21:41 Diperbarui: 2 Juli 2021   22:07 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak 

Kritik teater adalah seorang kritik yang harus mempunyai sikap keterbukaan dari pihak kritukus itu sendiri. Bukan hanya orang yang mengikuti tren atau “ideologi” tertentu, tetapi seorang yang bisa menguji seleranya sendiri, mempertahankan kepekaannya, selalu berusaha melatih dirinya untik bisa berapresiasi dengan banyak bidang dalam jenis ilmu lainnya. 

Seorang kritikus tidak cukup hanya berbekal apresiasi dan keinginan baik saja, tetapi juga mengerti bahasa objeknya, bahasa teknik teater. Karena itu, kritikus harus tumbuh dengan karya teater itu sendiri, bukan berada di luar teater. Kritikus harus fungsional sebagai jembatan antara seniman dan masyarakat. 

Dalam melaksanakan kritiknya, kritikus harus berpedoman pada realita, kriteria, dan tanggung jawab. Seorang kritikus teater sudah barang tentu harus pernah atau bersedia meluangkan waktu untuk berkeringat dan berdebu dengan para seniman teater, hingga ia tidak hanya memahami tetapi juga menghayati realitas (kenyataan) teater seperti yang dialami para senimannya. Sebab, kritikus memang pekerja yang bertugas mendekatkan karya dengan penikmat. 

Dengan analisis yang masuk akal, berdasarkan pengetahun yang mendalam serta selera yang terpercaya, dan kedewasaan apalagi tanggung jawab, ia diharapkan dapat mengajak penikmat sastra mengapresiasi suatu karya secara lebih baik. Masalah yang timbul adalah kriteria penilaian terhadap penilaian yang diberikan kritikus itu, sangatlah relatif dan subjektif.

Pendahuluan 

Latar Belakang

Kritik teater adalah sebuh ulasan, tulisan, tanggapan, penilaian, penghargaan, pada objek yang dikritik, yakni; karya seni, karya Teater. Karya Teater sebagai Objek, sumber, bahan kritik, dapat dilakukan melalui kegiatan apresiasi langsung dan tidak langsung. 

Apresiasi langsung, maknanya menonton, menyaksikan pergelaran Teater di gedung pertunjukan. Adapun, apresiasi karya teater bersifat tidak langsung, Kalian dapat menonton, menyaksikan melalui pemutaran, siaran ulang karya Teater dalam bentuk rekaman video dan jejaring sosial media (internet).

Menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Studi sastra (ilmu sastra) mencakup tiga bidang, yakni: teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra. Ketiga ilmu tersebut saling berkaitan satu sama lain. 

Menghubungkan sastra sebagai objek yang diteliti, dengan menggunakan teori sastra dan pemahaman sebagai pelengkap melaui sejarah sastra. Kritik sastra berperan sebagai pengukur dan analisis sebuah karya sastra. 

Sejauh mana isi, peran dan makna sebuah karya sastra, bernilai atau berkwalitasnya sebuah karya sastra di ukur melalui sebuah analisis kritik sastra.

Kemudian menurut Semi (1989:24—25) fungsi dari kritik sastra bukan hanya sebagai wujud apreasiasi namun sebagai upaya untuk mengembangkan dan pembinaan terhadap sastra. Selain itu melalui kritik sastra, sebagai sarana penunjang ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis tes struktur cerita, gaya bahasa, teknik pencitraan, dan sebagainya.

Pembahasan 

Pengertian kritik sastra objektif

Kritik objektif adalah kritik yang mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan jelek, kritikus akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus, harus mampu menjelaskan.

Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini biasanya tidak bisa diintervensi oleh siapapunapalagi disogok, karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.

Menurut Semi (1989:13) menyatakan ”suatu kritik sastra yang menggunakan pendekatan atau pandangan bahwa suatu karya sastra adalah karya mandiri”. Tanpa perlu memandang sastra dari segi pengarang atau dunia dan sekitarnya. Teori ini dilihat berdasarkan objek yang berdiri sendiri, yang memiliki dunia sendiri. Oleh karena itu kritik ini dilakukan atas suatu karya sastra dengan kajian unsur instrinsik semata.

Analisi Kritik Sastra Objektif

Latar tempat

Teater timun mas membuat panggung yang sesuai dengan diilustrasikan yaitu di tengah-tengah hutan seperti yang di ceritakan dalam kisah fiksinya. Dengan adanya rumah tua yang sangat persis dengan rumah asli pada umumnya. Dekorasi bunga yang bisa berbicara dan pohon yang bisa mengabulkan keinginan ini membuat para penonton beriimajinasi fiksi yang sebenarnya. Tetapi pencahayannya sangat sedikit membuat penonton bingung pemainnya berada dimana dan dalam kondisi malam atau siang. Seharusnya pencahayaannya mengikuti pemain berada dimana pas di atas panggungnya.

Penokohan

Timun mas merupakan tokoh yang memiliki sifat baik hati dan sabar dalam menjalani hidup dan nasibnya. Ia selalu mendengarkan kata orang tuanya. Dalam teater ini timun mas sangat mendalami karakternya dan intonasi bahasa yang digunakanpun sesuai dengan karakternya.

Mbok rondo merupakan tokoh nenek tua yang menyedihkan, ia memiliki sifat yang baik hati dan pantang menyerah. Sudah lama ingin mempunyai anak, dia hidup seorang diri di hutan dan pasrah dalam menjalani hidupnya. Suatu hari ia berdoa dan pohon yang bisa berbicara mengambulkan doanya. Ia menanam timun yang akan berisi anak didalamnya.

Raksaksa merupakan tokoh antagonis yang ingin memakan timun mas setelah perjanjiannya dengan mbok rondo. Raksaksa tersebut akan marah dan menyikasa mbaok rondo ketika dia tahu timun mas melarikan diri.

Petapa merupakan sosok yang baik hati yaitu penasihat mbok rondo yang menyrunya pulang agar menemani timun mas.

Tema

Tema keberanian dan perjuangan, hal ini tergambar pada adegan saat Timun Emas berlari keluar rumah membuat sebuah jebakan dan dengan berani menjadikan dirinya sebagai umpan agar sang raksasa bernama Buto Ijo itu masuk kelubang yang dia buat agar tidak menyakiti ibunya dan dirinya.

Alur

Alur pada taater ini adalah alur maju yang bisa dilihat dari timun mas yang masih kecil sampai besar sehingga bisa diambil oleh raksaksa yang telah melakukan perjanjian oleh mbok rondo.

Amanat

Yaitu perjuangan, kerja keras, kesabaran, kejujuran, menepati janji, serta berharap dan meminta segala sesuatu hanya kepada Tuhan semata. Hal ini ditunjukkan oleh kegigihan Timun Emas daat menghadapi raksasa.

Kesimpulan

Pada teater timum mas ini kita banyak sekali belajar bahwa setiap keputusan yang diambil pasti ada resikonya dan kita harus bertangung jawab oleh semua itu. Jangan lah sekali-kali membuat perjanjian dengan makhluk lain selain Tuhan Yang Maha Esa. Teater nya sangat menghibur dan pertunjukan sesuai dengan unsur-unsur seni pertunjukan dan memberikan pesan-pesan yang positif terhadap penonton. Tidak hanya kelebihan pada pertunjukan tersebut tetapi ada kekurangannya juga. Semoga setelah ini selalu menampilkan seni-seni pertunjukan yang lebih baik lagi.

Daftar pustaka

https://youtu.be/Ebckb5wo8lk 

https://kbbi.web.id/objektif 

https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/jemima/dongeng-anak-timun-mas-dan-raksasa


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun