Solo-20/November/2024. Oleh : Rahma
Mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari FKOR UNS menjalankan kolaborasi strategis dalam program pengembangan atlet Para Taekwondo Pelatda Jawa Tengah.
Program ini dirancang untuk meningkatkan prestasi dan kemampuan atlet, khususnya dalam persiapan menuju PEPARNAS XVII Solo 2024. Dengan pendekatan sistem pendampingan dan pencatatan capaian yang sistematis, mahasiswa berperan aktif dalam mendukung perkembangan atlet disabilitas agar mencapai performa terbaik. Langkah-langkah program ini mencerminkan upaya nyata untuk memberikan kontribusi positif dalam bidang olahraga, khususnya bagi atlet Para Taekwondo yang mewakili Jawa Tengah. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengaplikasikan ilmu mereka dalam situasi nyata untuk mendukung prestasi olahraga nasional.
Program ini diawali dengan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan manajer dan pelatih kepala tim sebagai narasumber utama. FGD menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk memetakan kebutuhan serta memahami tantangan yang dihadapi para atlet dalam persiapan menuju PEPARNAS XVII Solo 2024.
ara atlet dalam persiapan menuju PEPARNAS XVII Solo 2024. ara atlet dalam persiapan menuju PEPARNAS XVII Solo 2024. ara atlet dalam persiapan menuju PEPARNAS XVII Solo 2024. Mahasiswa mendalami berbagai masukan yang diberikan oleh pelatih dan manajer guna menyusun strategi yang tepat dalam mendukung para atlet. Setelah FGD, dilakukan observasi lapangan untuk memvalidasi hasil diskusi dan mempersiapkan adaptasi program berdasarkan kebutuhan nyata. Melalui proses ini, mahasiswa mendapatkan pemahaman mendalam tentang pentingnya analisis kebutuhan dalam mendukung kesuksesan program pelatihan.
Dalam menjaga kelancaran program, pembagian tugas di antara mahasiswa dilakukan dengan merata, termasuk peran penting ketua kegiatan yang menjadi penghubung antara mitra magang, dosen pembimbing, dan mahasiswa lainnya. Monitoring dan evaluasi (monev) juga dilakukan oleh dosen pembimbing sebanyak tiga kali selama kegiatan untuk memastikan program berjalan sesuai rencana. Monev mencakup evaluasi kualitas observasi, efektivitas pembagian tugas, hingga kelengkapan dokumentasi logbook. Dengan sistem kerja yang terstruktur ini, mahasiswa dapat bekerja secara maksimal, sekaligus memperoleh pembelajaran penting terkait manajemen proyek. Seluruh elemen dalam program ini saling mendukung demi mencapai hasil optimal bagi para atlet.
Ketua kelompok, Arjuna, menyampaikan bahwa program ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam pengelolaan program pelatihan, sekaligus berkontribusi langsung pada pencapaian prestasi atlet. Menurutnya, ini adalah kesempatan luar biasa untuk mendukung perkembangan atlet disabilitas berbakat agar mampu bersaing lebih baik.
“Program ini memberikan dampak signifikan bagi atlet Para Taekwondo Jawa Tengah, terutama untuk persiapan mereka menghadapi ajang PEPARNAS XVII Solo 2024,” ujarnya. Dukungan mahasiswa MBKM kepada atlet ini tidak hanya mencerminkan komitmen akademik, tetapi juga kepedulian sosial terhadap pengembangan olahraga inklusif di Indonesia.
Menjelang akhir program, mahasiswa mulai menyelesaikan luaran dan menyusun laporan kegiatan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Hasil dari kegiatan magang ini diharapkan mampu memberikan peningkatan signifikan pada kualitas pelatihan serta prestasi atlet, baik di tingkat nasional maupun internasional. Program ini menunjukkan bahwa sinergi antara mahasiswa, dosen pembimbing, dan mitra Pelatda Jateng dapat memberikan dampak nyata. Dengan kolaborasi lintas pihak, pengembangan olahraga disabilitas di Indonesia dapat terus ditingkatkan, membuka peluang lebih besar bagi atlet disabilitas untuk bersinar di panggung olahraga dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H