Badai lalu masih terasa, namun sakitnya sudah mulai reda. Tidak apa-apa, aku baik-baik saja.
Beberapa waktu lalu,
Tanpa ada firasat apapun, pertemuan natural pun kualami. Â Awalnya biasa saja, lambat laun ini lebih dari biasanya. Tumbuh rasa suka pada hati yang pernah terluka. Bagaimanapun jua, trauma masih ada. Namun, kehidupan harus tetap berjalan. Maka dari itu, aku memberanikan diri dengan percakapan. Percakapan yang awalnya masih biasa, lambat laun dibuai olehnya. Inisial A,Â
Selamat datang pada hati yang pernah jatuh dan terluka begitu hebat sehingga itu yang membuat kuat.Â
Tapi, lambat laun. Percakapan secara tidak langsung nampaknya dilanda rasa bosan. Pikiran, hati jadi tak karuan. Aku takut ditinggalkan. Tidak salah, memang kita baru mengenal. Akupun tidak ingin kau faham, aku sudah tenggelam.
Didasar lautan cinta tak berkarang.
Aku tidak ingin terlalu mengejar, takut jatuh (lagi) Â Namun, aku sudah terlanjur mencinta. Kalaupun Tuhan mengizinkan, aku ingin dengannya dengan rasa cinta yang sewajarnya. Tidak peduli kau lebih muda, ketahuilah cinta tak mengenal usia.Â
Sudah ya,
Selamat malam, arjuna. Aku harap kita bisa ngopi berdua, semeja.Â