Mohon tunggu...
Aisyah Salma Mufidah
Aisyah Salma Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

إن أريد إلى الإصلاح

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review "Ilmu, Filsafat, dan Agama"

16 Februari 2020   16:50 Diperbarui: 16 Februari 2020   16:52 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

            Akal budi adalah satu potensi dalam rohani manusia yang berkesanggupan untuk mengerti sedikit secara teoretis realita kosmis yang mengelilinginya dalam mana ia sendiri juga termasuk, dan untuk secara praktis mengubah dan mempengaruhinya. Kant bependapat bahwa logika tak dapat membawa keyakinan tentang adanya Tuhan dan oleh karena itu ia pergi kepada perasaan.

            Kant yang berpendapat bahwa logika tak dapat membawa keyakinan tentang adanya Tuhan dan oleh karena itu ia pergi kepada perasaan. Perasaan inilah yang dapat membuktikan dengan sejelas jelasnya bahwa Tuhan itu pasti ada.  Menurut Dr. J. Verkuyl , rasio manusia itu cenderung sekali melewati batas batas kesanggupannya dan menjadi tinggi hati serta mengabdi kepada semu dan dusta. 

Dengan menggunakan rasionya manusia itu bagaikan dewa dan dewi , menyusun sendiri suatu gambaran daripada Allah yang bercorak segala rupa, bahkan dapat pula terjadi manusia itu menggunakan rasionya untuk membuktikan bahwa Allah itu ada atau bahwa ia tidak ada atau bahwa Allah itu tidak dapat dikenal. Padahal, Allah itu bukanlah suatu objek pengenalan seperti tiap tiap benda yang ada. Satu satunya yang dapat mengenal Allah ialah Allah. Dan satu satunya kemungkinan untuk mengenal Allah ialah pernyataan diri Allah. Pernyataan itulah satu satunya sumber pengetahuan kita tentang Allah.

            Karl Bath, guru besar teologi bahasa Jerman, berkata bahwa dunia itu masih merupakan naskah yang sedikit banyaknya dapat dibaca, dan bahwa manusia itu sebagai tujuan dunia adalah serentak pembaca dan penafsir naskah ini. Filsuf dan ahli ilmu pengetahuan alam menyimpulkan bahwa tiap tiap benda adalah jumlah sifat sifatnya belaka dank arena sifat itu hanya ada dalam batin saja , maka keseluruhan alam hanya ada sebagai suatu susunan yang dibangun oleh kesadaran. 

Alam yang merupakan obyek penyelidikan -- penyelidikan pengetahuan alam, diibaratkan sebuah gunung es. Seper sepuluh bagian di asamudera alam menampakkan dirinya , sepersepuluh lainnya dibawah permukaan samudra adalah alam yang tidak menampakkan dirinya. Potensi manusia yang sangat terbatas untuk menangkap realitas alam semesta.

            Kita sekarang ini dihadapkan pada masa tatkala lebih banyak misteri misteri daripada masa tatkala manusia mulai berpikir secara ilmiah. Setiap kali satu masalah ditemukan jawabannya, ilmu pengetahuan menemukan lagi sekurang kurangnya tiga masalah baru. Sesuatu yang disusun dengan rapi pasti ada pembuatnya dan perencananya.

            Mohammad Hatta mengemukakan bahwa ilmu adalah soal pengetahuan, dan agama adalah soal kepercayaan. Ilmu bermula dengan sikap tidak percaya, dan agama bermula dengan percaya. Percaya adalah pangkal dan tujuan pengabdian daripada agama.

BAB 11 ALBERT EINSTEIN TENTANG AGAMA DAN AKAL PIKIRAN

            Albert eistein mengemukakan bahwa tugas mulia ahli fisika adalah menemukan hokum hokumdasar yang universal, daripada hukum hokum tersebut. Hanya intuisi yang berdasarkan pengertian yang simpatik mengenai pengalaman sejarah yang dapat mencapai hukum hukum tersebut.  Emosi yang paling indah dan yang paling mendalam yang dapat kita alami adalah kesadaran akan perkara perkara yang sifatnya spiritual (mistis). Kesadaran itu merupakan kekuatan segala ilmu pengetahuan yang sejati. Kita telah belajar dari pengalaman yang pahit, bahwa pikiran rasional tidaklah cukup untuk memecah masalah masalah kehidupan social kita.

            Walaupun daerah agama dan daerah ilmu yang nyata terpisah satu sama lain, namun antara keduanya terdapat pertalian dan perhubungan yang kuat timbal balik. Walaupun agama menetapkan tujuan , namun agama tetap belajar dari ilmu yang berarti seluas luasnya. Ilmu hanya dapat diciptakan oleh orang orang yang jiwanya penuh keinginan mencapai kebenaran dan pengertian.

BAB 12 NISBAH ANTARA ILMU, FILSAFAT, DAN AGAMA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun