Tidak ada satupun definisi agama yang diterima secara umum. Para filsuf, para psikolog, dan para teolog telah merumuskan definisi agama menurut caranya masing-masing. Walaupun tidak bisa memberikan sebuah definisi yang sempurna tentang religion, namun ada bentuk-bentuk yang mempunyai ciri khas yang biasanya dikenal dengan aktifitas religion, yaitu: kebaktian, pemisahan antara sakral dengan yang perfone, kepercayaan terhadap jiwa, kepercayaan terhadap dewa-dewa atau tuhan, penerimaan akan wahyu dan supranatural dan pencarian keselamatan.
Religion, religi, dan agama jika diartikan sendiri-sendiri menurut bahasa yang diambil kan menimbulkan arti yang berbeda namun jika dalam artian harfiah mempunyai arti yang sama. Adapun klasifikasi agama antara lain : 1) revealed dan non revealed. 2) missionary dan non missionary. 3) geoghraphical dan non geoghraphical. 4) agama samawi dan agama bukan nawawi, dan hanyalah agama islam yang menggunakan agama samawi sedangkan agama yang lainya termasuk agama budaya.
BAB 8 KEPERCAYAANÂ
Tak hanya berpatokan pada berfikir tapi juga harus berpatokan pada percaya. Percaya adalah sikap membenarkan sesuatu atau menganggap sesuatu itu benar atau sesuatu diakui benar. Telah terbukti unsur faktor kepercayaan tidak dapat sama sekali dilepaskan malahan mendahului keraguan dan kegengsian itu sendiri.
Untuk kepercayaan dalam filsafat adalah bahwa filsafat itu tidak termasuk ilmu otonom. Tiap-tiap filsuf membutuhkan suatu pangkal pikiran atau titik berangkat ada yang memilih arus hidup dan yang memilih eksistensi. Jika sudah sampai sini maka kita akan memahami, kita sudah berada digerbang yang suatu bentuk dan corak kepercayaan, yang kita kenal sebagai: agama!
Fungsi dari kepercayaan ini sendiri adalah yang menjadi inti sari dan jiwa suatu kebudayaan pada suatu tempat dan masa ityu tidaklah lain daripada pikiran-pikiran ahli pikir bangsa itu pada tempat dan masa itu.
Berbicara tentang kepercayaan dan filsuf bahwa suatu dasar hidup suatu bangsa akan tahan lama hanya apabila dimuati wahyu ilahi, yakni ajari wahyu illahi, yakni ajaram yang berisi betul dengan fitrah manusia yaitu bertanya.
BAB 9 AGAMA SEBAGAI KEBENARAN
 Agama dapat diibaratkan seperti gedung perpustakaan yang besar. Anak kunci pembuka gedung tersebut adalah Iman. Perngertian iman dibedakan menjadi dua: 1) Iman sebagai institusi, yaiu imana merupakan bgian (paling pokok) daripada agama itu sendiri . 2) Sikap jiwa, iman sebagai pembuka kunci tersebut adalah sikap jiwa ini. Iman adalah yang paling pertama dan utama dalam agama. Agama berurusan dengan manusia dan kemanusiaan seutuhnya. Manusia terbangun dari jasmani dan rohani.Â
Agama berurusan juga denagn akal pikiran yang berperan mengokohkan iman manusia. Manusia adalah makhluk pencari keenaran, namun kepada siapa kita bertanya? Kepada manusia? Tidak! Kita bertanya kepada Dia, sumber sebuah kebenaran. Hikmah merupakan barang hak milik orang beriman. Kita tidak dapat hidup dengan benar hanya dengan kebenaran kebenaran pengetahuan, ilmu dan filsafat, tanpa kebenaran agama. Kita tidak dapat hidup dengan wajar semata mata hanya kebenaran agama. Yang penting adalah mendudukkan masalah tepat pada tempatnya.
BAB 10 IMAN, AKAL BUDI, DAN HATIÂ