Mohon tunggu...
Aisyah Saadah
Aisyah Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kolom Komentar Akun Youtube Kinderflix Berdasarkan Teori Psikoanalisis

8 Desember 2023   21:25 Diperbarui: 12 Desember 2023   11:24 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube Kinderflix - Video Belajar Untuk Balita. Sumber: youtube.com/@BelajarBersamaKinderflix

Subsistem kedua adalah Ego, Ego adalah subsistem yang mengontrol antara dorongan-dorongan biologis manusia (Id) dengan Superego. Ego berada ditengah, yakni antara memenuhi keinginan hawa nafsu (Id) dan memenuhi tuntutan moral (Superego). Subsistem ketiga yaitu Superego, Superego menyerap norma-norma sosial dan kultural masyarakat. Superego dapat disebut sebagai hati nurani atau tindakan-tindakan yang bermoral. Menurut Freud, Ego terkadang tunduk kepada kemauan Id dan kadang kepada Superego, keduanya berada dibawah alam sadar manusia. 

C. ANALISIS

Kasus Pelecehan Pada Kolom Komentar Akun YouTube Kinderflix

Akun YouTube Kinderflix akhir-akhir ini menjadi topik perbincangan di berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter. Akun YouTube Kinderflix menyajikan konten edukasi untuk mendukung tumbuh kembang anak, sudah banyak orang tua yang memilih akun YouTube Kinderflix untuk menjadi tontonan anak-anak mereka. Namun sayangnya, konten edukasi anak-anak ini malah disalahgunakan oleh beberapa oknum. Pada bulan November 2023, berbagai platform media sosial ramai membicarakan tentang isi dari kolom komentar akun YouTube Kinderflix. Hal tersebut menjadi ramai diperbincangkan karena isi dari kolom komentar yang berada di akun YouTube Kinderflix tidak sesuai dengan konten yang disajikan dan sudah masuk ke kategori pelecehan seksual. 

Kinderflix membuat akun YouTube dengan konten yang berisi edukasi yang bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak tetapi banyaknya netizen yang berusia dewasa menyalahgunakan konten edukasi tersebut. Isi kolom komentar akun YouTube Kinderflix ramai dengan komentar negatif berbau pelecehan, seperti komentar cabul ataupun guyonan seksis yang ditujukan kepada salah satu host Kinderflix yaitu Anisa atau kerap disapa Kak Nisa. 

Komentar tersebut tidak hanya memenuhi kolom komentar akun YouTube Kinderflix tetapi juga di platform media sosial lainnya. Seperti beberapa akun  Tiktok yang mengunggah ulang beberapa cuplikan konten Kinderflix yang menunjukkan Kak Nisa sedang memberikan edukasi, kemudian kolom komentar video tiktok tersebut dipenuhi dengan komentar negatif berbau pelecehan terhadap Kak Nisa seperti “pengen crt ke Kak Nisa” yang dimana komentar tersebut bersifat ambigu. Komentar-komentar yang tidak pantas tersebut menuai amarah dari netizen lainnya.

Sayangnya, oknum-oknum yang membuat komentar berbau pelecehan seksual tersebut malah bertanya seperti, “dimana letak pelecehan seksualnya?” atau membela diri dengan mengatakan “ini kan cuman bercanda, dibawa santai aja”, padahal sudah jelas bahwa isi dari  komentar tersebut mengandung pelecehan seksual dan tidak mengandung unsur candaan karena hal tersebut merugikan salah satu pihak di dalamnya.

Beberapa contoh isi kolom komentar akun Youtube Kinderflix yaitu, "Pengen crt ke kak Nisa", "Kinderflix juga tontonan rekomendasi untuk bapak-bapak", "Kalau balita umur 20 tahun boleh nonton gak kak?", "Cocok untuk menemani tumbuh kembang ayah". Berdasarkan dari kolom komentar akun Youtube Kinderflix tersebut kita bisa melihat kedua insting yang dominan pada Id, baik libido maupun thanatos, dimana komentar yang mereka unggah menunjukkan bahwa mereka mendapatkan kenikmatan untuk dirinya sendiri dan tindakan tersebut tidak bermoral karena hal tersebut termasuk ke dalam pelecehan seksual. Tindakan-tindakan yang tidak senonoh tersebut dapat dihindari jika Ego mereka dapat berperan dengan baik dalam mengontrol Id dan Superego.

D. KESIMPULAN

Seiring dengan berkembangnya zaman saat ini, teknologi digital semakin berkembang sangat pesat. Dimana penyebaran informasi pun sangat cepat. Teknologi digital dapat mengubah cara pandang masyarakat dalam menerima informasi tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Seperti media sosial YouTube, media ini juga sering digunakan untuk menyebarkan informasi yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun dengan kemajuan teknologi ini menimbulkan dampak positif dan negatif bagi anak. Pada usia dini, anak-anak sudah pintar dalam memanfaatkan teknologi, sudah tahu cara menggunakan ponsel atau tablet. Dampak positif  teknologi digital dapat meningkatkan pemahaman bahasa, pengetahuan dan pendidikan. Adapun dampak negatifnya yaitu anak-anak bisa kecanduan gadget. Maka dari itu, sebagai orang tua, perlu berhati-hati dan selalu mewaspadai anak-anaknya dalam menggunakan teknologi digital.

Dan saat ini banyak channel YouTube untuk anak-anak seperti salah satunya yaitu channel YouTube Kinderflix. Channel ini berisi  konten edukasi  tumbuh kembang anak dibawah 5 tahun, yang mencakup pendidikan, hiburan, dan edukasi. Tetapi pada channel tersebut justru mendapat tanggapan atau komentar-komentar yang kurang sopan, banyak  netizen yang melontarkan komentar-komentar tidak senonoh yang mengandung unsur dewasa, serta lelucon yang mengarah ke pelecehan seksual. Hingga saat ini, channel YouTube Kinderflix telah menutup komentar untuk mencegah tidak lebih banyak lagi yang melakukan hal tersebut. Hal ini dapat dikaitkan dengan teori psikoanalisis dimana seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Id, Ego, dan Superego merupakan bagian dari kepribadian manusia yang menyimpan gen biologis manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun