Mohon tunggu...
SITI FADILATUL RAGIL AISYAH
SITI FADILATUL RAGIL AISYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - TIDAK BEKERJA

Menonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Pemberdayaan Perempuan Penting dalam Pembangunan Ekonomi

11 November 2024   21:55 Diperbarui: 11 November 2024   22:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberdayaan perempuan dalam ekonomi bukan hanya soal kesetaraan, tapi juga penting untuk pertumbuhan yang adil dan berkelanjutan. Dengan memberdayakan perempuan, kita membuka potensi yang sebelumnya terabaikan dan membangun fondasi yang kuat untuk kemajuan ekonomi.

Kesetaraan gender sangat penting karena dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Saat perempuan bisa berpartisipasi penuh dalam ekonomi, mereka tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Penelitian menunjukkan bahwa negara yang mempromosikan kesetaraan gender biasanya memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan stabil.

Jika kita lihat situaasi di Indonesia saat ini dengan 54% pelaku UMKM adalah perempuan, namun partisipasi perempuan dalam angkatan kerja masih tertinggal dibandingkan laki-laki. Kesenjangan ini bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga hambatan besar untuk pertumbuhan ekonomi. Jika setengah dari populasi tidak bisa berpartisipasi penuh dalam ekonomi, kita kehilangan bakat, inovasi, dan produktivitas yang berharga.

Pemberdayaan perempuan memberikan dampak positif besar pada ekonomi. Saat perempuan memiliki akses yang sama ke pendidikan, pelatihan, dan peluang kerja, mereka bisa berkontribusi lebih besar pada pendapatan keluarga dan produktivitas nasional. Studi menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja bisa meningkatkan PDB secara signifikan. Selain itu, perempuan cenderung menginvestasikan lebih banyak pendapatan mereka kembali ke keluarga dan komunitas, menciptakan dampak positif pada ekonomi lokal.

Namun, perempuan masih menghadapi banyak tantangan untuk mencapai kesetaraan ekonomi. Akses terbatas ke sumber daya, diskriminasi di tempat kerja, dan norma sosial dan budaya sering menjadi penghalang.

  • Akses Terbatas ke Sumber Daya: Perempuan sering kali memiliki akses terbatas ke pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di banyak daerah, mereka tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas atau layanan kesehatan yang memadai. Dalam hal ekonomi, mereka sering kesulitan mendapatkan modal untuk memulai atau mengembangkan usaha. Ini menghambat potensi mereka untuk berkontribusi maksimal pada pertumbuhan ekonomi.
  • Diskriminasi Gender: Diskriminasi gender masih menjadi tantangan utama yang dihadapi perempuan di berbagai sektor. Dalam dunia kerja, perempuan sering mendapatkan gaji yang lebih rendah dibandingkan laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Mereka juga menghadapi hambatan untuk mendapatkan promosi dan posisi kepemimpinan. Dalam pendidikan, meskipun partisipasi perempuan meningkat, masih ada kesenjangan dalam akses ke pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan.
  • Norma Sosial dan Budaya: Norma sosial dan budaya juga menjadi penghalang besar untuk kesetaraan gender. Di banyak masyarakat, masih ada pandangan tradisional yang menempatkan perempuan pada peran domestik dan membatasi ambisi mereka di luar rumah. Stereotip gender ini bisa membatasi kesempatan perempuan untuk berpartisipasi penuh dalam ekonomi.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah harus memainkan peran kunci dalam menciptakan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di bidang ekonomi. Ini termasuk memperkuat undang-undang anti-diskriminasi, memberikan insentif bagi perusahaan yang mempromosikan kesetaraan gender, dan meningkatkan akses perempuan ke kredit dan sumber daya lainnya.

Peran Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Berkelanjutan

  • Kontribusi terhadap Ekonomi: Kesetaraan gender memiliki dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi. Saat perempuan memiliki akses yang setara ke pendidikan dan pekerjaan, mereka bisa meningkatkan produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja bisa meningkatkan PDB suatu negara secara signifikan.
  • Dampak pada Kesehatan dan Pendidikan: Kesetaraan gender juga berdampak positif pada kesehatan masyarakat dan pendidikan. Saat perempuan memiliki kekuatan ekonomi, mereka lebih mungkin menginvestasikan pendapatan mereka dalam kesehatan keluarga dan pendidikan anak-anak mereka. Ini menciptakan siklus positif di mana generasi mendatang memiliki akses lebih baik ke pendidikan dan kesehatan, yang pada gilirannya mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang.
  • Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs): Kesetaraan gender adalah salah satu dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB. SDG 5 menekankan pentingnya mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan gadis. Mencapai kesetaraan gender tidak hanya penting untuk hak asasi manusia tetapi juga kunci untuk mencapai tujuan pembangunan lainnya seperti pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, dan pendidikan berkualitas.

Pendidikan dan pelatihan juga sangat penting. Meningkatkan akses perempuan ke pendidikan berkualitas, terutama di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), bisa membuka peluang baru dalam ekonomi digital yang berkembang pesat. Program pelatihan keterampilan yang ditujukan untuk perempuan juga bisa membantu mereka memasuki sektor-sektor yang selama ini didominasi laki-laki.

Sektor swasta juga punya tanggung jawab dalam mendukung kesetaraan gender. Perusahaan bisa mengadopsi kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja-kehidupan, menyediakan peluang pengembangan karir yang setara, dan memastikan kesetaraan upah antara laki-laki dan perempuan. Menciptakan lingkungan kerja yang inklusif tidak hanya menguntungkan perempuan, tapi juga meningkatkan inovasi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Pemberdayaan ekonomi perempuan juga harus mempertimbangkan konteks lokal dan budaya. Di Indonesia, misalnya, sektor UMKM yang didominasi perempuan punya potensi besar untuk berkembang. Memberikan dukungan khusus untuk pengusaha perempuan, seperti akses ke pembiayaan mikro dan pelatihan manajemen bisnis, bisa mempercepat pertumbuhan sektor ini dan meningkatkan kontribusinya pada ekonomi nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun