Mereka meragukan apakah MK masih bekerja sesuai dengan prinsip keadilan atau tidak. Media massa dan tokoh masyarakat juga ikut mengkritik keputusan-keputusan MK yang dianggap kurang tepat. Mereka khawatir bahwa keputusan-keputusan ini bisa membuat masyarakat kehilangan kepercayaan pada MK.
Pentingnya Kepercayaan Publik
Kepercayaan publik sangat penting untuk MK karena lembaga ini butuh dukungan masyarakat untuk menjalankan tugasnya. Jika masyarakat percaya pada MK, maka keputusan-keputusan MK akan lebih diterima, bahkan jika ada pihak yang merasa dirugikan. Namun, jika masyarakat kehilangan kepercayaan, maka keputusan MK tidak lagi dianggap sah, dan hal ini akan berdampak buruk bagi demokrasi Indonesia.
Jika dilihat dari survei yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap MK mengalami penurunan, terutama setelah beberapa putusan kontroversial. Hal ini menandakan bahwa masyarakat semakin ragu pada MK.
Pengaruh Politik dalam Keputusan MK
Keputusan-keputusan MK sering dipengaruhi oleh dinamika politik nasional. Tekanan dari pemerintah atau partai politik tertentu bisa memengaruhi arah putusan MK.Â
Bahkan ada yang berpendapat berpendapat bahwa beberapa keputusan MK terlihat memihak pada kepentingan tertentu. Ini terutama terjadi jika ada hubungan dekat antara pejabat pemerintah dan hakim-hakim di MK. Jadi, keputusan tersebut mungkin tidak sepenuhnya netral dan bisa dipengaruhi oleh hubungan pribadi atau politik.
Misalnya, banyak yang mempertanyakan apakah keputusan tentang batas usia capres-cawapres dipengaruhi oleh tekanan politik atau kolusi antara pemerintah saat ini dan lembaga yudikatif. Jika ini terus terjadi, kenetralan MK sebagai lembaga penegak hukum akan semakin diragukan.
Dampak Jangka Panjang bagi Demokrasi Indonesia
Keputusan-keputusan MK yang kontroversial bisa memiliki dampak jangka panjang pada demokrasi di Indonesia. Jika kepercayaan publik terus menurun akibat keputusan-keputusan yang dianggap tidak adil atau berpihak, maka hal ini bisa memperlemah dasar demokrasi itu sendiri.
Rendahnya kepercayaan publik dapat meningkatkan apatisme politik atau ketidakpedulian terhadap politik dalam masyarakat. Masyarakat mungkin merasa bahwa pendapat mereka tidak dihargai atau bahkan berpikir bahwa hukum tidak lagi adil. Ini bisa menurunkan partisipasi masyarakat dalam pemilu, yang tentunya berbahaya bagi demokrasi. Sebab, demokrasi hanya dapat berjalan dengan baik jika masyarakat aktif berpartisipasi.