Mohon tunggu...
Aisyah SukmawatiJauhari
Aisyah SukmawatiJauhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka bepergian, membaca dan mencoba banyak hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Studi Kejepangan Wibu?

1 Juni 2023   02:24 Diperbarui: 1 Juni 2023   02:34 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi Kejepangan merupakan salah satu jurusan dengan banyak peminat saat ini. Jurusan ini diminati karena tingginya minat calon mahasiswa terhadap budaya Jepang, banyaknya orang yang saat ini ingin bekerja di Jepang, dan beberapa merasa jurusan sastra lebih mudah daripada jurusan lain. Selain itu ada beberapa alasan lain yang mungkin sering kali kita dengar seperti ingin masuk Studi Kejepangan karena suka anime, lagu-lagu jepang, atau membaca manga. Dengan adanya beberapa alasan ini, stigma wibu kerap kali melekat pada mahasiswa Studi Kejepangan. Apakah anda tau sebenarnya apa sih wibu itu? Dan kenapa hal ini kerap kali menimbulkan rasa tidak nyaman?

Wibu adalah kata atau istilah yang biasa digunakan untuk julukan kepada seseorang yang sangat menyukai budaya Jepang. Namun, tingkat kesukaannya melebihi batas wajar, bahkan terkesan terobsesi dengan budaya Jepang. Umumnya wibu adalah orang-orang yang bukan berkewarganegaraan Jepang. Wibu sendiri merupakan serapan dari bahasa Inggris, yaitu kata Weeaboo. Julukan wibu ini merujuk pada hal negatif. Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa Studi Kejepangan menonton anime atau membaca manga. Mungkin karena banyaknya orang yang seperti ini, membuat stereotip wibu menempel pada mahasiswa Studi Kejepangan.

Ciri-ciri wibu dapat mudah kita temukan seperti mengadopsi gaya hidup orang Jepang seperti apa yang mereka lihat di anime. Mulai dari menggunakan bahasa campuran bahasa Jepang dengan bahasa ibu mereka, mengadopsi fesyen orang-orang Jepang atau memakai atribut dari anime yang mereka suka, datang ke acara-acara festival Jepang, hingga pergi ke Jepang langsung. Tak jarang mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli merchandise anime atau action figure yang harganya sangat mahal.

Di kehidupan sehari-hari, saya sendiri sering mendapat pertanyaan seperti "Kamu wibu ya?" atau "kamu suka anime?" dari orang lain saat mengatakan jika saya merupakan mahasiswa Studi Kejepangan. Padahal saya tidak mengikuti dan mengerti banyak anime, hanya pernah menonton beberapa kali sekedar ingin tahu mengenai jalan ceritanya karena teman saya mungkin sering membicarakan anime tersebut. Beberapa teman saya juga demikian, banyak diantara mereka yang tidak mengikuti anime dan manga. Bahkan beberapa diantara kita merupakan kpoper dan hanya murni suka Jepang karena bahasa dan budaya tradisionalnya.

Hal ini sering kali menimbulkan perasaan tidak nyaman. Karena julukan wibu ini terkesan mengejek atau merendahkan. Bahkan di Indonesia sempat populer julukan 'wibu bau bawang', karena beberapa wibu ada yang terlalu fanatik dengan jejepangan, tanpa memperdulikan diri dan lupa mandi. Arti wibu bau bawang menggambarkan bau tak sedap dari seorang wibu yang jarang atau lupa mandi.Stigma yang ditempelkan kepada mahasiswa Studi Kejepangan ini tak lebih hanyalah generalisasi dari segelintir orang saja.

Pada awalnya saya merasa tidak nyaman dan cenderung merasa direndahkan saat ada orang yang bertanya seperti itu. Namun, saat ini saya mulai menganggap hal ini biasa dan malah menanggapinya dengan candaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun