Apabila ditelusuri lebih lanjut, fenomena childfree tidak terlepas dari perubahan cara pandang masyarakat terhadap perkawinan, yang awalnya bersifat institusional kini bertransformasi menjadi lebih individual. Perubahan paradigma ini mempengaruhi pandangan masyarakat tentang pentingnya memiliki anak. Dalam konteks perkawinan institusional, kehadiran anak dipandang penting karena adanya harapan dan tuntutan sosial. Namun, dalam perkawinan yang bersifat individual, kehadiran anak bukanlah tujuan utama; pasangan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan afeksi dan pengembangan diri.Â
Teori Perubahan Sosial (Social Change Theory) yang dikemukakan oleh Karl Marx dan Herbert Blumer menjelaskan bahwa perubahan nilai-nilai sosial dan budaya dapat mempengaruhi perilaku individu. Dalam konteks childfree, pergeseran nilai terkait pernikahan, karier, dan otonomi individu mencerminkan mengapa semakin banyak orang memilih untuk tidak memiliki anak, menciptakan perdebatan yang terus berlanjut di masyarakat.
Fenomena childfree menunjukkan bahwa pilihan untuk tidak memiliki anak merupakan refleksi dari perubahan nilai dan pandangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Dalam konteks Indonesia, perempuan memiliki hak untuk memilih childfree, sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya otonomi individu, kesejahteraan mental, dan pengembangan diri. Namun, hak ini masih menghadapi tantangan signifikan dari norma budaya dan agama yang konservatif, di mana banyak orang percaya bahwa memiliki anak adalah kewajiban dalam pernikahan.Â
Memaksakan perempuan untuk memiliki anak dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti gangguan kesehatan mental dan fisik, terhambatnya pendidikan dan karier, serta tekanan ekonomi. Selain itu, memaksa kehadiran anak tanpa kesiapan dapat merusak hubungan sosial dan menciptakan ketegangan dalam keluarga.
Kesadaran akan hak-hak ini, bersama dengan pemahaman tentang dampak negatif dari memaksa memiliki anak, dapat mendorong dialog yang lebih terbuka dan inklusif. Dengan demikian, pilihan childfree bukan hanya masalah individu, tetapi juga bagian dari gerakan yang lebih besar untuk memperjuangkan hak dan kebebasan perempuan dalam menentukan arah hidup mereka, serta melindungi kesejahteraan mereka dan keluarga di tengah tantangan sosial yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H