Mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas MIPA, Universitas Negeri Medan melakukan gerakan kepedulian terhadap masyarakat sekitar yang dilakukan di pasar Tuasan Medan yaitu penanggulangan demam berdarah pada hari senin 8 Mei 2023 sekitar pukul 15.30 WIB. Gerakan peduli masyarakat ini untuk menghimbau masyarakat akan pentingnya bahaya demam berdarah dan bagaimana cara pencegahannya. Adapun nama mahasiswa yang terlibat didalam projek mata kuliah Biologi Umum ini adalah, Aisyah Nadilla Nasution, Rindi Yani Hasibuan, Syafrina, dan Surya Ulina Lumbantobing.
Demam berdarah atau yang sering dikenal dengan DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Kasus DBD di wilayah Medan juga cukup tinggi, meski mengalami penurunan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berbagai upaya telah dilakukan dalam penanggulangan DBD, hingga saat ini DBD dapat dikatakan masih menjadi wabah yang cukup serius di Indonesia termasuk Kota Medan. Tujuan dari program ini adalah mensosialisasikan kepada masyarakat yang berada di Pajak Tuasan daerah Pancing kota Medan tentang bagaimana cara pencegahan DBD di lingkungan sekitar.
Gerakan ini dimulai dengan membagikan brosur, menempelkan brosur dan membagikan obat pembasmi jentik-jentik nyamuk yang di taburkan ke dalam air untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk, melakukan wawancara kepada pengunjung pasar dan penjual di pasar, serta membersihkan sampah di area sekitar. Masyarakat sekitar terlihat sangat antusias dalam mendengarkan penjelasan mengenai apa itu demam berdarah, Â gejala yang terjadi jika terkena DBD, serta cara pencegahannya. Penjelasan yang tersampaikan dimulai dari pengertian 3M plus yang tentunya sangat membantu untuk pencegahan DBD ini, adapun isi dari 3M plus adalah memelihara ikan cupang (pemakan jentik nyamuk), memeriksa tempat penampungan air, menaburkan bubuk abate, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidak menggantungan pakaian di kamar.
" Yang ibu tau tentang DBD itu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, banyak yang sudah terkena DBD namun masyarakat kurang peduli akan kebersihan lingkungan, seperti kebersihan parit di pasar ini, padahal sampah juga bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, anak ibu pernah terkena DBD dan memang proses penyembuhannya lumayan lama dan sampai harus di opname dan Alhamdulillah sekarang dia sudah sehat kembali" ungkap ibu Rina penjual ayam di pasar Tuasan.
Selain parit yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, tumpukan sampah juga menjadi tempat berkembangnya nyamuk. Pada dasarnya sampah yang menumpuk akan membuat nyamuk berkembang biak dengan mudah. Nyamuk sangat senang dengan kondisi lingkungan yang kotor, bau dan lembab serta berair. Hal ini yang memudahkan nyamuk untuk menebar penyakit dengan menjatuhkan telurnya pada genangan air dan membentuk jentik-jentik yang kemudian akan menjadi nyamuk.
" Biasanya agar tidak terjadinya penyakit DBD yaitu biasakan menutup jendela tidak terlalu sore, karena biasanya nyamuk itu masuk ke rumah ketika sore menjelang malam. Juga dengan cara membakar sampah atau dedaunan kering dapat membuat nyamuk mati. Usahakan tidak menggenangkan air disekitar rumah. Untuk pencegahan selanjutnya bisa digunakan lotion anti nyamuk." Ujar seorang pembeli."
Pencegahan DBD dapat dilakukan dari hal yang sederhana terlebih dahulu. Dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar juga telah mencegah berkembangnya nyamuk. Dalam gerakan peduli masyarakat terhadap demam berdarah ini diharapkan masyarakat dapat lebih memperhatikan lingkungan, selalu membersihkan sampah, membuang air yang menggenang dan mencampurkan air di bak mandi dengan obat pembasmi jentik-jentik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H