Mohon tunggu...
Aisyah Amira Wakang
Aisyah Amira Wakang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Cogito ergosum

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Di Balik Film "Lara Ati" Karya Bayu Skak terdapat Kritik dan Gebrakan untuk Berkarya

13 September 2022   12:19 Diperbarui: 13 September 2022   12:21 4586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan mengangkat budaya lokal Jawa Timur, Bayu memilih Kota Surabaya sebagai lokasi syuting. Berbeda dengan film-film yang pernah berhasil ia buat, seperti Yowis Ben yang berlokasi di Kota Malang, Surabaya dipilih sebagai Ibu Kota Jawa Timur yang memiliki nilai historis panjang. Bahkan dirinya juga bercerita bahwa kakek-neneknya pernah berjuang matek-matek an dalam peristiwa 10 November. Kedekatan sejarah itulah yang membuat Bayu akhirnya tertarik mengangkat Kota Pahlawan tersebut.

Baginya, Surabaya adalah tempat di mana ia tersadar bahwa masyarakat di daerah kurang memiliki kesempatan untuk berkarya karena desentralisasi yang sebelumnya ia singgung. 

"Itu adalah gebrakan, suarakan, ke ibu kota (Jakarta) bahwa 'Ayo kene yo isok iki!' Lak mbiyen awakdewe iki dicelok karo bung Tomo lak saiki arek-arek iku tak celok, ayo iki perang yoan. Gak perang masalah tembak-tembak an lo yo. Iki perang berkarya iki," ujarnya bersungut-sungut.

Hal ini pun terbukti ketika melihat antuasias masyarakat untuk casting di Lendmarc Mall Surabaya. Dari 60 orang yang dicari, sebanyak 1.437 orang dari berbagai suku telah mendaftar dan atri. Namun, Bayu sendiri memperjelas bahwa dirinya tidak ingin masyarakat salah paham tentang 'mengunggulkan' budaya Jawa.

"Yang saya ingin suarakan itu adalah semangat hiperlokalnya, ya saya mengangkat identitas saya sendiri, saya orang Jawa. Namun, jadikan ini sebagai semangat kepada semuanya di seluruh tanah air. Bahwa ya, kalau misalkan kalian punya kedaerahan dari manapun asalnya, itu junjung tinggi, jangan malu-malu," terang Bayu.

Menimpali pendapat Bayu, Dono, Ciccio, dan Sahila juga sependapat bahwa kedaerahan harus dijunjung tinggi. Bahkan masyarakat juga harus tolerir dengan keragaman di Indonesia. Bayu dan kawan-kawan berharap, kesuksesan Lara Ati tidak hanya berhasil dalam lokadrama saja tetapi juga pada film Lara Ati yang akan tayang di bioskop tanggal 15 September 2022 nanti. 

Lara Ati sendiri merupakan drama komedi yang menceritakan kehidupan tiga sahabat, yakni Joko, Riki, dan Fadli. Mulai dari masalah karir, keluarga, pertemanan, hingga romance dibalut epik di sini.  Berbeda dengan lokadramanya, kisah di film mungkin akan lebih plot twice dibandingkan ending seriesnya. 

Penulis: Aisyah Amira Wakang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun