Mohon tunggu...
Aisyah Amira Wakang
Aisyah Amira Wakang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Cogito ergosum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alih-Alih Buka Lahan Tani, KKN Kebangsaan Desa Maliku Baru Kenalkan Hidroponik

6 September 2022   14:31 Diperbarui: 6 September 2022   14:35 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rimbun dan hijau. Itulah kesan pertama yang kami (anggota KKN Kebangsaan 2022) lihat saat menyusuri Desa Maliku Baru. Di atas boncengan motor bapak BPD, kuabadikan tiap momen untuk memandang rumah-rumah warga, aliran sungai, dan kebun kelapa sawit serta karet.

Pemerintah mungkin berpikir, program food estate punya keberhasilan tinggi jika melihat potensi banyak desa di Kalimantan Tengah. Nyatanya, angan itu tak bisa langsung direalisasikan.

Beberapa desa terutama di Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau memang memiliki banyak lahan kosong dengan kondisi tanah yang bagus. Namun, hanya satu bulan kami di sini, berbagai permasalahan pelik dapat diamati. Kesimpulannya, program food estate sebagai tema KKN tematik, masih sulit untuk dijalankan.

"Warga desa di sini itu keminatannya kurang mbak jadi petani. Pernah saya ajak tanam cabe, kangkung, tapi mereka malas siram," ujar Katirun selaku Kepala Desa Maliku Baru yang juga baru menjabat selama satu bulan.

Berdasarkan data tersebut, anggota KKN Kebangsaan Desa Maliku Baru akhirnya melaksanakan program berupa sosialisasi dan pembuatan alat Hidroponik, pada Sabtu (13/08/2022) lalu.

Sosialisasi ini dipilih atas pertimbangan kondisi masyarakat Maliku Baru yang kurang antusias untuk bertani. Pada saat pelaksanaan saja, setidaknya kurang dari 15 warga yang datang. Meski hal tersebut juga bisa disebabkan karena faktor hujan kala itu.

Terlebih bagi mereka yang lebih memilih untuk bekerja di lahan sawit atau karet, merantau sebagai kuli atau menambang. Jika hal ini terus berlangsung krisis ketahanan pangan keluarga serta permasalahan ekonomi lainnya tak pelak dapat terjadi.

(Dokpri)
(Dokpri)

Oleh karena itu, Rosjetti Hartati Silaban sekaku anggota KKN Kebangsaan Desa Maliku Baru yang juga merupakan mahasiswi jurusan agroteknologi, Universitas Palangkaraya, melakukan mini riset tentang cara penanaman tumbuhan yang mudah dilakukan.

Setelah melakukan diskusi bersama anggota, media tanam hidroponik dirasa tepat untuk diterapkan di Desa Maliku Baru.

"Masyarakat Maliku Baru diharapkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang hidroponik, kemudian dari rasa ingin tahu itu juga dibarengi dengan antusias mastarakat Maliku Baru untuk menjalankannya. Sehingga Masyarakat Maliku Baru memiliki sumber pendapatan, yang walaupun sedikit namun diharapkan cukup membantulah," ujar Rosjetti pada Selasa (06/09/2022).

Hidroponik sendiri menggunakan sistem sumbu sederhana, misalnya kain flannel yang dapat dengan mudah menyerap air ke atas. Metode ini menggunakan prinsip kapilaritas dimana sumbu dapat menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak nutrisi dengan media tumbuh.

Pemanfaatan sistem sumbu dengan air tergenang hanya memerlukan bahan berupa pipa, Styrofoam, gelas plastik, rockwall atau spons. Oleh karena itu, media ini harapannya mudah untuk dibuat dan hemat biaya. Hanya saja pengecekan dan penyiraman harus dilakukan secara rutin. Ketika pasca panen, media tanam juga harus dibersihkan.

(Dokpri)
(Dokpri)

Selang dua minggu setelah pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan di Desa Maliku Baru, kami kembali memantau via WA bagaimana perkembangan media hidroponik tersebut.

"Wadahnya bocor dimakan tikus, program lain ku sosialisasikan terus," ujar Katirun, Selasa (30/8/2022) siang.

Meski begitu, melihat kondisi tanaman yang ada di foto membuat kami sedikit lega karena kondisinya yang masih berkembang. Melihat situasi dan kondisi di atas, agaknya impian pemerintah untuk mengadakan program food estate akan menjadi PR yang panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun