"Masyarakat Maliku Baru diharapkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang hidroponik, kemudian dari rasa ingin tahu itu juga dibarengi dengan antusias mastarakat Maliku Baru untuk menjalankannya. Sehingga Masyarakat Maliku Baru memiliki sumber pendapatan, yang walaupun sedikit namun diharapkan cukup membantulah," ujar Rosjetti pada Selasa (06/09/2022).
Hidroponik sendiri menggunakan sistem sumbu sederhana, misalnya kain flannel yang dapat dengan mudah menyerap air ke atas. Metode ini menggunakan prinsip kapilaritas dimana sumbu dapat menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak nutrisi dengan media tumbuh.
Pemanfaatan sistem sumbu dengan air tergenang hanya memerlukan bahan berupa pipa, Styrofoam, gelas plastik, rockwall atau spons. Oleh karena itu, media ini harapannya mudah untuk dibuat dan hemat biaya. Hanya saja pengecekan dan penyiraman harus dilakukan secara rutin. Ketika pasca panen, media tanam juga harus dibersihkan.
Selang dua minggu setelah pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan di Desa Maliku Baru, kami kembali memantau via WA bagaimana perkembangan media hidroponik tersebut.
"Wadahnya bocor dimakan tikus, program lain ku sosialisasikan terus," ujar Katirun, Selasa (30/8/2022) siang.
Meski begitu, melihat kondisi tanaman yang ada di foto membuat kami sedikit lega karena kondisinya yang masih berkembang. Melihat situasi dan kondisi di atas, agaknya impian pemerintah untuk mengadakan program food estate akan menjadi PR yang panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H