Mohon tunggu...
Aisya Alifa .N.
Aisya Alifa .N. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelatihan Soft Skill di Rumah Kearifan: Pengalaman Berharga

19 Desember 2024   08:11 Diperbarui: 19 Desember 2024   08:11 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, saya berkesempatan mengikuti pelatihan soft skill di Rumah Kearifan. Pelatihan ini tidak hanya bermanfaat dalam dunia pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh founder Rumah Kearifan, Bapak Muqawwim dan Ibu Ziadatul Husna. Melalui pelatihan ini, saya memahami pentingnya pengembangan soft skill dalam membentuk karakter yang lebih baik.

Apa itu Soft Skill?

Soft skill mencakup kemampuan pribadi dan interpersonal yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Keterampilan ini mencakup banyak aspek, seperti komunikasi, kerjasama tim, kepemimpinan, empati, dan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi. Dalam dunia yang semakin kompetitif, memiliki soft skill yang baik adalah kunci kesuksesan dalam berkarir dan menjalin hubungan sosial yang harmonis.

Pelajaran yang Diperoleh dari Rumah Kearifan

Melalui pelatihan ini, tentunya saya belajar banyak hal yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia profesional. Beberapa pembelajaran penting yang didapatkan adalah:

1. Tujuan Hidup yang jelas
Melalui pelatihan ini, saya diajarkan bahwa setiap individu perlu memiliki tujuan hidup yang jelas dan terarah. Dengan tujuan yang terstruktur, kita dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan memiliki arah hidup yang konsisten. Dalam menjalani kehidupan, tentu tidak semuanya akan berjalan mulus. Namun, penting untuk menyempatkan waktu (time to reflect) untuk bisa merefleksikan setiap momen yang telah dilalui. Dengan refleksi ini, tentu dapat diambil berbagai inspirasi, nilai, atau hikmah dari setiap pengalaman yang telah dihadapi. Sebagaimana yang diketahui bahwasanya, setiap manusia itu dianugerahi akal oleh Allah untuk bisa membuat pilihan terbaik dalam hidup, agar langkah-langkah yang diambil selalu menuju kebaikan dan kesuksesan.

2. Menghargai Orang Lain Tanpa Merasa Lebih dari Mereka
Kunci utama dalam membangun hubungan yang sehat adalah saling menghargai. Menghargai orang lain berarti menghormati mereka tanpa merasa lebih tinggi atau menggurui. Setiap individu memiliki keunikan dan nilai yang patut dihargai. Tentunya ini merupakan suatu upaya dalam menciptakan suasana saling mendukung dan terbuka, yang merupakan fondasi bagi hubungan yang baik dan harmonis. Dalam setiap interaksi, penting untuk menjaga kerendahan hati, karena kita semua memiliki perjalanan dan pengalaman yang berbeda.

3. Menjadi Pendengar yang Aktif
Kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian adalah keterampilan yang penting. Sebagai  pendengar aktif, kita dapat lebih memahami pesan yang disampaikan dan memberikan respons yang lebih bermakna. Menjadi pendengar yang aktif berarti kita tidak hanya mendengarkan kata-kata, tetapi juga menguatkan dan membiarkan seseorang mengekspresikan apa yang sedang dirasakannya. Pendengar aktif bersikap antusias, fokus, dan empatik, serta mampu menjaga rahasia dengan penuh tanggung jawab. Sebagai pendengar yang baik, kita juga harus menghindari sikap menghakimi, menyela pembicaraan, menyepelekan, atau menuduh. Dengan mendengarkan secara aktif, kita menciptakan ruang bagi orang lain untuk merasa dihargai dan dipahami.

4. Kemampuan untuk Beradaptasi
Melalui kegiatan pengurutan nama awal, saya diajarkan untuk dapat beradaptasi dengan cepat. Di tengah dunia yang serba cepat berubah ini, kemampuan untuk beradaptasi menjadi keterampilan yang sangat penting dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Saya belajar bahwa menyesuaikan diri dari berbagai situasi yang ada merupakan suatu hal yang penting, baik dalam konteks sosial maupun profesional. Saya belajar untuk lebih mudah berbaur, berinteraksi, dan bekerja sama dengan orang lain tanpa ada jarak, sehingga menciptakan keharmonisan dalam setiap hubungan dan lingkungan baik di perkuliahan maupun kelak di lingkungan pekerjaan.

5. Kebersamaan yang Menguatkan
Pelatihan ini mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam salah satu momen pelatihan, diberikan kesempatan untuk saling bertukar cerita. Namun, ini bukanlah ajang untuk beradu nasib, tetapi moment untuk saling menguatkan dan memberikan dukungan. Hal ini mengajarkan saya bahwa di balik sosok yang tampak tangguh, sering kali tersembunyi beribu cerita dan perjuangan. Kebersamaan ini menciptakan rasa empati dan ikatan yang lebih kuat antar sesama, yang memotivasi kita untuk terus maju bersama.

6. Pandanglah Seseorang dengan Ketulusan dan Penuh Kasih Sayang
Dalam sesi kegiatan tukar cerita, saya belajar bahwa penting untuk melihat orang lain dengan ketulusan hati dan penuh kasih sayang. Pelatihan ini menekankan pentingnya empati dalam setiap interaksi, karena dengan memahami perasaan dan keadaan orang lain, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat dan saling mendukung. Ketulusan dan kasih sayang adalah fondasi dalam menciptakan ikatan yang lebih dalam dan saling menghargai, yang pada akhirnya membawa kedamaian dan keharmonisan dalam hubungan antar individu.

7. Teamwork (Kerjasama Tim)

Melalui berbagai permainan yang diadakan, penting untuk memiliki sikap kebersamaan dalam setiap situasi. Saya belajar bahwa kekalahan tim bukanlah ajang untuk saling menyalahkan secara personal, melainkan kesempatan untuk bersama-sama mengevaluasi dan belajar. Baik kegagalan maupun keberhasilan, semuanya harus dinikmati dan dijalani bersama. Pengalaman ini mengajarkan kepada saya bahwa kekompakan tim terletak pada bagaimana saya mendukung satu sama lain, baik dalam kemenangan maupun ketika menghadapi tantangan, karena setiap proses adalah bagian dari pembelajaran bersama.

8. Time Management (Manajemen Waktu)

Pelatihan ini mengajarkan saya untuk mengikuti rundown dengan seksama dan memanfaatkan waktu secara efektif, sehingga harus bisa memaksimalkan waktu pada setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya. Saya belajar bahwa setiap detik waktu sangat berharga; jika tidak digunakan dengan bijak, waktu tersebut bisa terbuang sia-sia. Pelatihan ini mengajarkan saya pentingnya disiplin dalam mengatur waktu agar dapat mencapai tujuan dengan efisien dan tetap menjaga keseimbangan dalam kehidupan.

9. Berpikir kritis 

Kegiatan ini memberikan ruang pada setiap orang untuk bisa mengekspresikan pendapat dan gagasan dengan bebas. Selain itu, saya juga diberikan kesempatan untuk berkeliling di area Rumah Kearifan, untuk mengamati dan mengkritisi berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Pelatihan ini mengajarkan saya untuk lebih peka terhadap sekitar dan juga menekankan pentingnya berpikir kritis, untuk kemudian dapat menganalisis, mempertanyakan, dan mengevaluasi informasi dengan objektif, serta mendiskusikan bersama-sama. masukan yang konstruktif demi perbaikan bersama.

Pelatihan soft skill di Rumah Kearifan memberikan wawasan berharga, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun karir di masa depan. Dengan bimbingan dari Bapak Muqawwim dan Ibu Ziadatul Husna, saya semakin memahami pentingnya mengembangkan soft skill sebagai bagian dari perjalanan hidup. Pengembangan ini tentunya memerlukan proses berkelanjutan, kesabaran, dan konsistensi, karena hasil yang baik sering kali membutuhkan trial and error.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun