Pada tanggal 14 Juli nanti, rakyat Prancis akan merayakan Hari Bastille, atau yang kerap kali disebut La Fête Nationale yang berarti Perayaan Nasional (Universitas Islam Indonesia, 2021). Perayaan besar-besaran yang melibatkan pemerintah hingga warganya akan berlangsung di Prancis.
 Berbagai kegiatan akan ikut meramaikan perayaan tersebut, mulai dari parade militer, atraksi aerobatik, musik, tari-tarian, dan banyak kegiatan lainnya. Akan tetapi, apa sebetulnya Hari Bastille dan apa yang dirayakan rakyat Prancis pada hari tersebut?
Hari Bastille merupakan perayaan tahunan dari jatuhnya penjara Bastille pada 14 Juli 233 tahun silam. Jika ditinjau dari perspektif sejarah, jatuhnya penjara Bastille merupakan salah satu peristiwa penting dalam keseluruhan proses berjalannya Revolusi Prancis. Jauh ketika Prancis masih berbentuk monarki, Bastille merupakan benteng yang beralih fungsi menjadi penjara sebagai simbol dari despotisme kerajaan pada masa tersebut.Â
Pada masa revolusi, Raja Louis XVI yang pada saat itu memimpin Prancis berusaha untuk menggagalkan revolusi. Akan tetapi, perlawanan Louis XVI justru digagalkan oleh pemberontakan yang dilakukan oleh warga sipil.Â
Perlawanan tersebut akhirnya memicu keadaan menjadi semakin memanas hingga muncul ketakutan di kalangan rakyat sipil bahwa terdapat usaha penghancuran Majelis Nasional yang saat itu tengah mengusahakan revolusi dan ketakutan akan pembombardiran kota yang dilakukan oleh Raja dan para aristokratnya.Â
Tidak hanya isu pembombardiran, ekonomi yang memburuk sehingga menimbulkan melonjaknya harga makanan pokok pada saat itu juga ikut memantik kemarahan warga. Berbagi masalah tersebut akhirnya membuat 800 warga Paris mendatangi benteng Bastille pada 14 Juli 1789.Â
Berkumpulnya warga Paris ke Bastille bertujuan untuk mempersenjatai warga sebagai antisipasi apabila aristokrat membombardir kota mereka, sekaligus menyingkirkan Meriam yang mengancam distrik kelas pekerja yang berpenduduk padat.Â
Saat ketegangan meningkat dan warga akhirnya melakukan penyerbuan terhadap Bastille, penjara tersebut akhirnya berhasil ditaklukan warga. Akibat penyerangan tersebut, Raja akhirnya menarik pasukan yang mengepung Paris dan aristokrat yang menentang revolusi akhirnya melarikan diri dari Prancis.
Hari Bastille akhirnya menjadi momentum penting yang dirayakan rakyat Prancis tiap tahunnya. Sebab, jatuhnya penjara Bastille ke tangan warga merupakan simbol kejatuhan rezim despotis Prancis. Secara tidak langsung, jatuhnya penjara Bastille membuka pintu bagi kelancaran revolusi yang tengah diperjuangkan rakyat kelas bawah Prancis pada masa tersebut.Â
Dengan adanya Revolusi Prancis, struktur sosial dan tatanan politik masyarakat Prancis yang buruk akhirnya dapat direformasi. Pemerintahan yang berdasar pada konstitusi dapat berdiri dan kekuasaan Raja tidak lagi absolut dengan adanya pembatasan kekuasaan oleh legislatif. Revolusi Prancis juga mengubah struktur sosial masyarakat yang semula terbagi ke dalam hierarki sosial yang menimbulkan ketimpangan dan penindasan terhadap kelas bawah.Â
Reformasi sosial tersebut akhirnya membuat kesetaraan, persamaan hak, kebebasan, serta pengakuan terhadap hak asasi manusia dapat terwujud dengan disahkannya Deklarasi HAM Prancis pada 1789, yaitu Déclaration des droits de l'homme et du citoyen.
Â
Referensi:
Duiker, W. J., & Spielgovel, J. J. (2011). The Essential World History (6th ed.). Boston: Wadsworth.
Perry, M. (2011). Western Civilization: A Brief History (7th ed., Vol. II: from the 1400s). Boston: Wadsworth.
Universitas Islam Indonesia. (2021, Juli 9). Intip Kemeriahan Bastille Day di Prancis. Retrieved Juli 14, 2022, from Universitas Islam Indonesia:Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H