Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Congkak Berujung Maut

11 Agustus 2020   16:00 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:50 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan jalan mengendap-ngendap katak mau menangkap nyamuk yang sedang singgah di dinding.

Cecak menoleh ke kiri dan ke kanan dan ternyata aman.

"Akhirnya kesempatanku tiba, " kata katak dalam hatinya.

"Kau kutangkap " ucapnya lagi.

Saat katak hendak menjulurkan lidahnya menangkap sang nyamuk, tiba-tiba terdengan teriakan

" Hey sang Katak , Lidahmu kurang panjang" ujar sang pemilik suara.

Sang Katak langsung kaget. Sang Katak langsung mencari sumber suara, masih belum kelihatan batang hidungnya."Dimana ya? " kata sang Katak dalam hati

"Hey Katak, ayo cepat tangkap nyamuknya..hahahahahaha...." kata sumber suara lagi.

Saat Katak mencari-cari sumber suara tiba-tiba katak melihat Sang Cecak yang dengan pongahnya bercokol di dinding.Cecak merayap berjalan mendekati nyamuk yang tampaknya masih tertidur nyenyak setelah menghisap darah dari manusia.

Hup" dalam sekejap nyamuk sudah masuk ke mulut Cicak. Melihat hal itu Katak mengurut dada. Katak melihat cicak melahap nyamuk dengan sangat sedapnya.

Dengan hati dongkol Sang katak pergi ke tempat lain.Cecak pun dengan pongahnya mengejek Katak.

Diperjalanan Katak bertemu dengan anak ayam yang sedang berlari-lari ketakutan.

"Kenapa Ayam? Kok lari-lari?" Sapa Katak dengan bingung.

"Ada ular Katak, ayo kita ngumpet," ajak Ayam dengan napas masih memburu.

Tanpa pikir panjang katak mengikuti ajakan ayam untuk ngumpet.Tak berapa lama lewatlah Ular yang sangat besar.Ular itu terlihat sangat lapar dan menjulurkan lidahnya kesana kemari. Matanya nampak liar.Sang katak sampai ciut nyalinya.

"Terima kasih Ayam" ujar Katak .

"Iya sama-sama Katak," jawab ayam.

"Kamu mau kemana Ayam?" Tanya katak.

"Aku sedang mencari ibuku. Dari pagi pergi nggak pulang-pulang. Aku takut ibuku kesasar atau ditangkap binatang buar Katak." Ujar ayam sedih.

"Jangan bersedih Ayam, nanti kita cari Ibumu" jwab katak.

Ayam mengangguk.

Sepeninggal ular Katak dan Anak ayam berjalan beriringan dengan tujuan mau mencari Ibu Ayam.

Mereka berjalan beriringan dan sesekali Katak terlihat menenangkan anak ayam yang terlihat sedih. Diperjalanan terdengar suara perut Katak berbunyi: kriuk ...kriuk..." suara apa itu ?" anak ayam bertanya.

Katak malu dan dia menjawab dengan pelan.

" suara perutku"

Kok bisa bunyi  ? hebat kamu katak" ujar Ayam

"Perut aku kok nggak berbunyi ya?" Sela anak Ayam lagi.

Katak terdiam.

Ayo kita jalan lagi" ajak anak ayam

Tiba-tiba terdengan suara: "Petok petok petok..."

"Ah itu suara ibuku," kata ayam

"Katak aku sudah bertemu ibuku:". ujar anak ayam dengan senangnya.

Katak tersenyum sambil berujar dalam hatinya: "wah aku sendiri lagi deh".

Anak ayam sangan gembira bertemu dengan ibunya dan dia menari-nari.

La la la li li li...

Katak nggak enak hati dan takut mengganggu anak ayam dan ibunya. Katak pamit untuk melanjutkan perjalanan mencari makan.

"Hati-hati" kata anak ayam dan ibunya.

Katak berjalan ke arah rawa, barangkali nyamuk di rawa ga akan didatangi cecak, pikirnya.

Sampai di rawa , Katak langsung minum dan matanya melihat-lihat nyamuk.

"Ah itu Dia, "ujar katak

Dia mengendap-endap mendatangi nyamuk. Saat mau menjulurkan lidah Nyamuk berbicara: "Katak tolonglah...aku jangan dimakan."

Katak kaget. "Kenapa?" Tanya katak.

"Aku baru beranak, kalau aku dimakan oleh kamu maka kasian anak-anakku" ujar nyamuk

Katak menjawab: "Tapi aku lapar Nyamuk".

"Kalau aku kamu makan, nanti siapa yang menjaga anak-anakku?" kata Nyamuk.

Katak berpikir dan iya juga ya... kasian nyamuk" pikir katak.

Dan dia tidak jadi memakan nyamuk yang di rawa.Katak berjalan kembali untuk mencari makanan yang lain. Dan sampailah Katak di pinggir kolam.Katak menarik napas dan sambil mengintip barangkali ada nyamuk sedang lengah.

Baru juga beberapa saat terdengan cibiran Cecak kembali

"Hey katak ngapain kamu di sini?"ucap cecak sombong.

"Nyamuk di sini semua milikku" ujarnya lagi.

Katak diam saja mendengar ejekan-ejekan cecak.Dia konsentrasi mencari nyamuk atau makanan lain yang bisa dia makan.

Tak lama kemudian terdengan suara dentuman

Pluk debug...

Katak mencari sumber suara. Dan betapa kagetnya dia saat melihat Cecak sedang merintih kesakitan.

"Aduh aduh...tolong tolong"ujar cecak

"Kenapa Cecak? Kamu pura-pura jatuh ya? "Kata Katak

Cecak marah dan mengira ucapan katak itu mengejeknya. Cecak berusaha bangkit dan bangun. Tapi berhubung tadi jatuhnya dari ketinggian maka sepertinya badannya kesakitan.

Katak terenyuh melihat cecak seperti itu dan bermaksud menolongnya.

"Sini aku bantu Cecak" ujar katak.

"Nggak, aku nggak sudi ditolong oleh kamu si buruk rupa" teriak Cecak

"Ayo nggak apa-apa, aku dorong ya ke pinggir " sela katak

"Tidak tidak....." jerit cecak.

Karena cecak tidak mau ditolong , akhirnya katak pergi menjauh. Dari kejauhan dia sedih melihat sang cecak disapu oleh yang punya rumah dan dibuang ke tong sampah di depan pagar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun