Tentunya, proses implementasi otomasi perpustakaan juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah kemampuan teknis pustakawan dalam memahami sistem baru. Dalam pengalaman saya, pelatihan seperti ini sangat penting agar pustakawan merasa percaya diri menggunakan teknologi.
Saya juga belajar bahwa teknologi tidak selalu mudah pada awalnya. Ketelitian, kesabaran, dan bimbingan yang baik menjadi kunci untuk berhasil. Bimbingan teknis ini tidak hanya mengajarkan saya cara kerja SLiMS, tetapi juga memperkuat semangat belajar meski sempat menghadapi hambatan.
Kesimpulan: Sebuah Pengalaman Berharga
Mengikuti Bimbingan Teknis Otomasi Perpustakaan Sekolah 2024 adalah pengalaman yang sangat membahagiakan. Saya belajar banyak tentang bagaimana teknologi seperti SLiMS dapat membuat perpustakaan sekolah menjadi lebih efisien dan relevan.
Bagi saya, otomasi bukan sekadar alat, tetapi juga langkah penting untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Dengan sistem yang modern, perpustakaan sekolah dapat menjadi tempat yang lebih menarik dan bermanfaat bagi siswa.
Saya percaya, dengan adanya pelatihan berkelanjutan seperti ini, perpustakaan sekolah akan mampu beradaptasi dengan era digital dan terus mendukung proses belajar mengajar.
Referensi
- Senayan Library Management System (SLiMS). (n.d.). Retrieved from https://slims.web.id
- Kristanto, A., & Sulistyo, H. (2022). Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi. Jakarta: Pustaka Edukasi.
    3. Pustakawan Digital: Langkah Transformasi Teknologi di Perpustakaan. (2023). Jurnal Literasi Modern, 8(2), 45-58.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H