Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

BTN Akuisisi Bank Victoria Syariah

21 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:58 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinergi dengan Badan Pengembangan Ekonomi Syariah (BPES)

Akuisisi ini juga harus dilihat dalam kerangka kerja yang lebih besar, yaitu sinergi dengan Badan Pengembangan Ekonomi Syariah (BPES). Sebagai lembaga yang bertugas mendorong pengembangan ekonomi syariah secara holistik, BPES dapat memanfaatkan posisi BTN sebagai bank yang memiliki jaringan luas untuk mempercepat inklusi keuangan syariah, terutama di wilayah-wilayah yang belum terjangkau.

Dalam buku Bank Muamalat Reborn, disebutkan bahwa kolaborasi antara entitas keuangan dan pemerintah adalah salah satu kunci keberhasilan pengembangan ekonomi syariah. BTN, dengan dukungan BPES, dapat memainkan peran penting dalam menciptakan produk-produk syariah inovatif yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern, seperti pembiayaan untuk sektor UMKM, pembiayaan perumahan, dan bahkan instrumen investasi syariah seperti sukuk ritel.

Lebih jauh, BPES dapat mendorong BTN untuk memanfaatkan Bank Victoria Syariah sebagai laboratorium inovasi keuangan syariah. Dengan basis pelanggan yang lebih kecil, Bank Victoria Syariah memiliki fleksibilitas untuk menguji produk-produk baru sebelum diluncurkan secara lebih luas melalui jaringan BTN.

Pelajaran dari Bank Muamalat

Sebagai bank syariah pertama di Indonesia, pengalaman Bank Muamalat memberikan banyak pelajaran penting bagi BTN dalam mengelola Bank Victoria Syariah. Dalam buku Bank Muamalat Reborn, A. Iskandar Zulkarnain menguraikan bagaimana restrukturisasi dan inovasi produk menjadi elemen kunci dalam kebangkitan kembali Bank Muamalat setelah menghadapi krisis finansial yang serius.

BTN dapat belajar dari strategi turnaround Bank Muamalat, termasuk pentingnya kolaborasi dengan lembaga seperti BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) untuk memperkuat permodalan. Selain itu, restrukturisasi aset yang melibatkan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) juga menjadi contoh yang relevan bagi BTN dalam mengelola potensi aset bermasalah yang mungkin dimiliki Bank Victoria Syariah.

Selain itu, Bank Muamalat menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah faktor penentu keberhasilan dalam perbankan syariah. BTN perlu memastikan bahwa karyawan di Bank Victoria Syariah mendapatkan pelatihan dan sertifikasi yang sesuai untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengelola produk dan layanan berbasis syariah.

Masa Depan Perbankan Syariah di Indonesia

Akuisisi Bank Victoria Syariah oleh BTN tidak hanya menjadi langkah strategis untuk memperkuat portofolio bisnis syariah, tetapi juga mencerminkan arah masa depan perbankan syariah di Indonesia. Dengan potensi besar yang dimiliki negara ini, sebagaimana dijelaskan dalam buku Dua Dekade Ekonomi Syariah dan Bank Muamalat Reborn, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia, asalkan tantangan yang ada dapat dikelola dengan baik.

Potensi Besar Perbankan Syariah, Dalam Dua Dekade Ekonomi Syariah, A. Iskandar Zulkarnain menggambarkan Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang memiliki pangsa pasar ekonomi syariah yang belum sepenuhnya digarap. Saat ini, pangsa pasar perbankan syariah baru mencapai 6-7% dari total aset perbankan nasional. Namun, potensi pertumbuhan masih sangat besar, terutama karena peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan berbasis syariah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun