Selain itu, perbankan syariah juga memiliki potensi besar untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) melalui pembiayaan proyek-proyek hijau, pemberdayaan UMKM, dan dukungan terhadap inklusi keuangan.
Komitmen terhadap SDGs memberikan peluang bagi perbankan syariah untuk memainkan peran lebih signifikan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Namun, sektor ini tidak terlepas dari berbagai tantangan. Literasi keuangan syariah yang masih rendah, persaingan dengan perbankan konvensional, dan tekanan untuk berinovasi di era digital menjadi isu yang perlu diatasi secara serius.
Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif untuk memperkuat posisi perbankan syariah sebagai pilar utama perekonomian nasional.
Outlook 2025 ini akan membahas peluang, tantangan, dan langkah strategis yang harus diambil oleh perbankan syariah Indonesia untuk menghadapi masa depan yang penuh dinamika.
Peluang Pertumbuhan
Digitalisasi dan Inovasi Teknologi Digitalisasi menjadi kunci dalam menghadapi persaingan perbankan yang semakin kompetitif.
Kehadiran fintech syariah, implementasi open banking, serta pengembangan aplikasi berbasis AI dapat membantu perbankan syariah memperluas jangkauan layanan kepada generasi milenial dan Gen Z.
Selain itu, teknologi blockchain memiliki potensi besar untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam transaksi syariah, khususnya dalam hal pengelolaan dana zakat, wakaf, dan sukuk.
Dengan memperkuat infrastruktur digital, perbankan syariah dapat menjadi pelopor dalam inovasi layanan keuangan berbasis teknologi di Indonesia.
Dukungan Regulasi UU P2SK memberikan kerangka hukum yang lebih jelas untuk konsolidasi dan pengembangan perbankan syariah, termasuk peluang merger, akuisisi, dan pengembangan produk syariah baru.Â