Mohon tunggu...
A Iskandar Zulkarnain
A Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Bankir - SME enthusiast, Hajj and Umra enthusiast, Finance and Banking practitioners

Iskandar seorang praktisi Keuangan dan Perbankan yang berpengalaman selama lebih dari 35 tahun. Memiliki sejumlah sertifikat profesi dan kompetensi terkait dengan Bidang Manajemen Risiko Perbankan Jenjang 7, Sertifikat Kompetensi Manajemen Risiko Utama (CRP), Sertifikat Kompetensi Investasi (CIB), Sertifikat Kompetensi International Finance Management (CIFM) dan Sertifikat Kompetensi terkait Governance, Risk Management & Compliance (GRCP) yang di keluarkan oleh OCEG USA, serta Sertifikasi Kompetensi Management Portofolio (CPM). Iskandar juga berkiprah di sejumlah organisasi kemasyarakatan ditingkat Nasional serta sebagai Ketua Umum Koperasi Syarikat Dagang Santri. Belakangan Iskandar juga dikenal sebagai sosok dibalik kembalinya Bank Muamalat ke pangkuan bumi pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Harbolnas 2024 dan Tantangan Daya Beli Masyarakat

7 Desember 2024   11:20 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:10 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi ini, Harbolnas menjadi ajang strategis bagi konsumen untuk memanfaatkan penawaran menarik, seperti diskon besar, cashback, dan promo gratis ongkos kirim, guna memenuhi kebutuhan dengan harga lebih terjangkau. 

Diskon besar yang ditawarkan oleh pelaku e-commerce memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mengurangi beban pengeluaran, terutama di tengah kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Namun, daya beli masyarakat yang menurun, khususnya di segmen kelas menengah ke bawah, dapat memengaruhi jumlah transaksi selama Harbolnas, sehingga pelaku bisnis perlu lebih kreatif dalam menarik minat konsumen.

Strategi Pelaku E-Commerce

Untuk menghadapi tantangan daya beli yang menurun, pelaku e-commerce harus beradaptasi dengan berbagai strategi yang inovatif dan berfokus pada kebutuhan konsumen. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

Segmentasi Produk: Menawarkan produk dengan harga terjangkau atau bundling paket hemat untuk menjangkau konsumen dengan anggaran terbatas. Misalnya, paket sembako murah atau bundling produk elektronik kecil dengan diskon besar dapat menarik minat konsumen yang sensitif terhadap harga.

Kerja Sama dengan Fintech: Menggandeng platform pembayaran digital untuk menyediakan fasilitas cicilan tanpa bunga atau pay later. Opsi ini memberikan fleksibilitas kepada konsumen untuk mengatur pengeluaran mereka, sehingga dapat tetap berbelanja tanpa khawatir mengganggu kebutuhan finansial lainnya.

Promosi Berbasis Data: Menggunakan data analitik untuk memahami pola belanja konsumen dan menawarkan produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Personalisasi promosi ini tidak hanya meningkatkan efektivitas penjualan, tetapi juga membantu menciptakan pengalaman belanja yang lebih relevan bagi konsumen.

Fokus pada Kebutuhan Primer: Mengutamakan penjualan barang kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga, yang cenderung tetap diminati meskipun daya beli melemah. Pelaku e-commerce juga dapat bekerja sama dengan produsen lokal untuk menawarkan produk berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Investasi dalam Logistik dan Pengiriman Cepat: Memberikan layanan pengiriman yang cepat dan andal dapat meningkatkan kepuasan konsumen, terutama pada saat Harbolnas ketika volume pesanan meningkat signifikan. Penyediaan gratis ongkir untuk transaksi tertentu juga menjadi daya tarik utama bagi konsumen.

Prospek Harbolnas 2024

Meskipun daya beli masyarakat menghadapi tantangan, optimisme terhadap Harbolnas tetap tinggi. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), sekitar 70% konsumen berencana berpartisipasi dalam Harbolnas 2024. Namun, rata-rata pengeluaran diperkirakan menurun dibandingkan tahun sebelumnya, mengindikasikan bahwa konsumen lebih selektif dalam berbelanja dan lebih fokus pada kebutuhan esensial daripada barang-barang tersier.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun