“Lain kali, Azizah tidak boleh menangkap hewan yang hidup bebas di alam ini. Mereka juga makhluk Allah, harus disayangi dan dijaga,” nasehat bu ustadzah Euis.
Setelah sampai di rumah. Serta merta Azizah berlari ke kamar. Meneruskan tangisan karena sangat sedih dengan kepergian si kunang-kunang.
“Kenapa sayang?” Selidik bunda Azizah perlahan. Azizah memeluk erat bunda, sambil bercerita.
“Sudahlah, anak Bunda tidak boleh menangis lagi. Azizah sekarang minta maaf kepada Allah, karena tidak sengaja membuat kunang-kunang mati. Kemudian berjanji untuk tidak mengulangi lagi,” kata bunda sambil mengusap sayang kepala Azizah.
"Fan, ikut aku ya," pinta Eza,"ke kebun belakang komplek."
"Enggak ah, aku takut," tolak Fandi.
"Awas kalau gak mau," Eza mengepalkan tangan ke arah Fandi.
Fandi akhirnya setuju karena takut dengan ancaman Eza. Mereka mengambil toples tempat dia menaruh kelereng. Eza menumpahkan isinya.
"Assalamu'alaikum, Bunda Azizah," seru mereka serempak.
"Wa’alaikum salam. Eh ada Kak Eza dan Kak Fandi," jawab bunda.
"Ini buat Azizah," Eza memberikan toples bening yang sekarang berisi puluhan kunang-kunang.