Mohon tunggu...
Aisha Lintang
Aisha Lintang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - murid

hobi : menulis dan membaca buku kepribadian : INFP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Kucing dan Arya

8 Februari 2024   20:10 Diperbarui: 8 Februari 2024   20:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu hari yang cerah, terdapat seorang pemuda yang sedang duduk di kursi tunggu stasiun kereta api Kota Malang. Pemuda itu hendak pergi menuju Kota Jakarta dengan kereta. Pemuda itu duduk sendirian, memakan bekal yang sudah ia siapkan dari rumah. Bekalnya berisikan dengan nasi dan satu potong ayam goreng. 

Pemuda itu diketahui bernama Arya, ia ingin pergi ke Jakarta sebab tugas kuliahnya. Arya memakan bekalnya sembari  menonton film di ponselnya, telinganya memakai earpodsnya. Tanpa sadar ada seekor kucing berwarna oranye-putih sedang menatapnya dari jauh.

Stasiun kereta mulai ramai akan penumpang yang menunggu waktu keberangkatan mereka. Arya tetap setia dengan ponselnya dan bekalnya. Banyak orang berlalu-lalang, namun Arya tetap tidak mengangkat pandangannya dari ponselnya.

Pada akhirnya, si kucing oranye-putih itu mendekati Arya, mengelus-eluskan kepalanya pada kaki jenjang Arya. Berharap agar dirinya di anggap oleh Arya. Kelakuan si kucing membuat fokus Arya buyar, Arya melihat ke arah si kucing dengan bingung.

Arya melihat si kucing, kucing itu benar-benar kurus dengan beberapa luka kecil di tubuhnya. Tatapan si kucing juga membuat Arya semakin merasa prihatin. Arya meletakkan ponselnya dalam tasnya, kemudian menarik pelan si kucing dan mendudukkan si kucing pada kursi kosong sebelahnya.

Mata si kucing seketika berbinar saat Arya memberikan atensi pada si kucing. Saat Arya mengangkat si kucing, ia dapat merasakan tulang rusuk si kucing saking kurusnya. Hati Arya seakan berkata bahwa ia harus menjaga si kucing dengan semua yang ia bisa, namun otaknya berkata kalau ia tidak bisa berlama-lama disini. 

Ingin sekali Arya membawa si kucing bersamanya ke Jakarta, namun pihak kereta tidak memperbolehkan untuk membawa hewan masuk ke dalam kereta. 

Arya melirik ke arah bekalnya yang masih tersisa beberapa daging ayam. Arya kemudian memberi makan si kucing dengan sisa daging ayam yang ada di kotak bekalnya. Si kucing dengan senang hati menerima daging ayam dari Arya, ia benar-benar kelaparan. Si kucing memakan daging ayam dari Arya dengan lahap tanpa tersisa sedikit pun.

Sembari memakan, Arya mengelus-elus kepala si kucing perlahan dengan lembut. Arya bingung kenapa kucing ini bisa sangat kurus. Banyak orang berlalu-lalang yang tadi tidak peduli, sekarang mengambil foto Arya dan si kucing, bahkan ada yang tertawa melihat perlakuan Arya pada si kucing. 

Arya tetap tidak peduli terhadap reaksi orang-orang sekitarnya, ia setia mengelus-elus si kucing. Selesai si kucing memakan daging ayam pemberian Arya, si kucing menjilat tangan Arya. 

Arya terkejut saat merasakan lidah si kucing mengenai tangannya, yang Arya tahu, kalau kucing sudah menjilat tangan seseorang maka si kucing sudah menganggap seseorang itu majikan mereka. Arya ingin terharu, namun pikirannya tetap mengingatkannya bahwa ini hanya pertemuan sementara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun