Mohon tunggu...
Aisha Laksmi Dara
Aisha Laksmi Dara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik dengan psikologi dan menulis konten yang berhubungan dengan psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengulik Kisah Perselingkuhan: Sisi Tengku Dewi Dari Perspektif Psikoanalisis

17 Juli 2024   20:40 Diperbarui: 17 Juli 2024   20:44 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Instagram @tengkudewiputri_tdp

Kita pasti sudah tidak asing dengan fenomena perselingkuhan yang sudah sangat sering menjadi masalah utama dalam kehancuran hubungan. Bahkan, sepertinya isu-isu perselingkuhan menjadi berita sehari-hari yang kita lihat. 

Di balik kedamaian dan keharmonisan yang ditampilkan di hadapan publik, seringkali tersembunyi kisah-kisah rumit yang melibatkan cinta terlarang, pengkhianatan, kebohongan, dan pertarungan emosional.

Apa saja faktor penyebab perselingkuhan? sebagian besar orang berselingkuh disebabkan karena beberapa aspek dalam hubungannya dengan pasangan utama tidak memenuhi ekspektasi atau dengan kata lain merasa tidak puas (Selterman, Garcia, & Tsapelas, 2019). 

Menurut teori psikologi tentang perselingkuhan yaitu deficit model infidelity (Thompson, 1983), faktor utama yang mendorong seseorang untuk berselingkuh adalah rendahnya kepuasan dalam hubungan, timbulnya konflik, dan kurangnya komunikasi. Dari berbagai faktor penyebab perselingkuhan yang telah disebutkan, tetap saja perselingkuhan adalah perilaku yang tidak bisa dibenarkan.

Belakangan ini kasus perselingkuhan sering terekspos, apalagi dari kalangan selebriti. Salah satu kasus perselingkuhan di kalangan selebriti yang sedang booming adalah kasus perselingkuhan rumah tangga Andrew Andika dan Tengku Dewi. Diketahui bahwa Andrew Andika menyelingkuhi Tengku Dewi lebih dari dua kali. 

Melalui pernyataan Tengku Dewi, ia sempat memaafkan perselingkuhan yang dilakukan oleh Andrew Andika. Saat perselingkuhan itu terjadi, Tengku Dewi merasa sedih dan menyalahkan dirinya sendiri karena merasa belum menjadi istri yang baik, ia juga mempertanyakan apa yang kurang pada dirinya sehingga suaminya berselingkuh. 

Tengku Dewi selalu berusaha mencari cara agar hubungan rumah tangganya tetap bertahan dan harmonis. Andrew Andika juga berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Namun kebiasaan berselingkuh itu tidak dapat dihilangkan, sehingga melalui kabar yang beredar pasangan tersebut sedang dalam proses perceraian. Dari fenomena perselingkuhan tersebut mari kita kaji sisi Tengku Dewi melalui pendekatan psikoanalisis.

Dalam psikoanalisis, Sigmund Freud menyebutkan di dalam struktur pikiran manusia terdapat id, ego, dan superego. Id berisikan motivasi dan energi psikis dasar yang disebut sebagai insting atau impuls. Ego adalah struktur kepribadian yang berkembang untuk menghadapi dunia nyata atau secara harfiah "Aku." Ego berjalan berdasarkan prinsip kenyataan, maka dari itu ego harus memecahkan masalah-masalah yang nyata. 

Sedangkan superego mengatur ego, superego serupa dengan hati nurani namun lebih dalam lagi. Kita dapat berpikir mengenai apa yang diperintahkan oleh hati nurani, namun sebagian dari superego tidak dapat kita sadari. Dengan kata lain, kita tidak selalu sadar akan dorongan moral dalam diri yang menekan dan membatasi tindakan kita.

Sigmund Freud juga menyebut bahwa id sebagai realita psikis yang sebenarnya, oleh karena itu dalam hal ini id pada diri Tengku Dewi adalah perasaan sedih, kecewa dan sakit hati atas perselingkuhan yang dilakukan suaminya. 

Dibuktikan dengan Tengku Dewi yang sempat merasa bahwa ia belum menjadi istri yang baik dan bertanya dimana kekurangan dirinya sehingga Andrew Andika berselingkuh dan mencari kebahagiaan dari wanita lain. Ego pada diri Tengku Dewi mencari jalan keluar atas permasalahan ini, sehingga akhirnya ia memaafkan suaminya dan berusaha mencari cara agar hubungan rumah tangganya tetap bertahan dan harmonis. 

Meskipun Tengku Dewi memaafkan perselingkuhan suaminya, tetap saja kebiasaan selingkuh tersebut tidak dapat dihilangkan. Superego adalah struktur yang bertugas untuk menaati aturan-aturan bermasyarakat, dan perselingkuhan adalah hal yang ditentang masyarakat serta tindakan yang tidak bermoral. 

Superego dalam diri Tengku Dewi yang mengatur ego dan berfungsi menentukan bahwa sesuatu itu salah atau benar akhirnya memutuskan untuk melakukan perceraian.

REFERENSI

Selterman, D., Garcia, J. R., & Tsapelas, I. (2019). Motivations for Extradyadic Infidelity Revisited. Journal of Sex Research, 56(3), 273--286. https://doi.org/10.1080/00224499.2017.1393494

Thompson, A. P. (1983). Extramarital sex: A review of the research literature. Journal of Sex Research, 19(1), 1--22.

Friedman, Howard S., & Miriam W. Schustack. 2020. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun