Mohon tunggu...
aisha jennifer
aisha jennifer Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan menulis/ karya ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tut Wuri Handayani sebagai Asas Pendidikan

18 Desember 2023   21:50 Diperbarui: 18 Desember 2023   22:03 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Asas Tut Wuri Handayani merupakan gagasan yang di kemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yang dikembangkan pada masa penjajahan dan masa perjuangan kemerdekaan. Asas Tut Wuri Handayani merupakan semboyan (logo) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Yang dimana pada awalnya merupakan salah satu dari “Asas 1922” yakni merupakan tujuh buah asas Perguruan Nasional Taman Siswa yang didirikan pada 3 juli 1922. Dalam asas Perguruan Nasional Taman Siswa terdapat tujuh asas yang merupakan asas perjuangan untuk menghadapi Pemerintah kolonial Belanda sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa. Umar Tirtarahardja (2008: 118: 119) menjelaskan bahwa ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut “Asas 1922” adalah sebagai berikut:

  • Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat tertibnya persatuan dalamperikehidupan umum.
  • Bahwa pendidiksn ataupun pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah sehingga dapat memuaskan ataupun memerdekakan diri.
  • Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
  • Bahwa pendidikan dan pengajaran harus tersebar secara luas dan menjangkau seluruh rakyat.
  • Bahwa dalam mendapatkan kepuasaan ataupun kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan kemampuan diri sendiri dan mengurangi bantuan dari orang lain.
  • Bahwa setiap konsekuensi yang dialami hidup dengan mutlak harus diusahakan oleh diri sendiri.
  • Bahwa dalam mendidik dan membimbing anak-anak perlu adanya keikhlasan untuk mengorbankan kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak- anak.

Tujuan Asas Tut Wuri Handayani

           Asas Tut wuri Handayani merupakan inti dari asas pertama dalam asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan tetap memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Dari asas 1922 ini dijelaskan bahwa tujuan asas Tut Wuri Handayani yaitu:

  • Pendidikan dilaksanakan tidak menggunakan syarat paksaan.
  • Pendidikan merupakan penggulowenthah yang didalamnya terkandung makna among, momong dan ngemong.
  • Pendidikan menciptakan tertib dan damai (orde envrede).
  • Pendidikan tidak ngujo (memanjakan anak).
  • Pendidikan menciptakan sikap mandiri dalam diri anak didik.

Nilai- Nilai Karakter Asas Tut Wuri Handayani

           Rubino (2003: 31) menjelaskan bahwa asas Tut Wuri Handayani ini yang kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono (filusof dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan lagi, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso. Yang kemudian ketiga semboyan tersebut menyatu menjadi satu kesatuan dari asas pendidikan. Berikut penjelasan serta nilai- nilai karakter yang terdapat pada asas Tut Wuri Handayani tersebut.

  • Ing Ngarso Sung Tulodo (jika di depan memberi contoh) hal ini mengenai dimana pendidik berperan sebagai teladan kepada anak didiknya. Nilai- nilai karakter dalam semboyan ini berarti di depan memberikan atau menjadi contoh atau teladan yang memiliki makna bahwa sebagai pendidik hendaknya yang selalu tampil di depan anak didik untuk menjadi teladan atau contoh misalnya dalam berdisiplin, kejujuran, ketertiban, kesopanan, dan sebagainya. Pendidik harus menjadi model dalam setiap tindakan dan dalam setiap ucapan.
  • Ing Madya Mangun Karso (jika di tengah membangkitkan/membangun kehendak/ide) yang diterapkan dalam situasi ketika anak didik ragu-ragu dalam mengambil keputusan atau tindakan, sehingga pendidik perlu memberikan upaya untuk memperkuat motivasi anak didik. Nilai- nilai karakter dalam semboyan ini berarti ditengah- tengah membangun kemauan atau semangat. Makna yang terkandung yaitu bahwa pendidik jika berada di tengah-tengah yaitu saat berinteraksi atau berhubungan dengan anak didik, maka pendidik harus membangun semangat, kehendak dan kemauan agar anak didik memiliki keterampilan dan kreativitas dan bekerja keras dalam mencapai tujuannya. Pendidik harus mampu menginspirasi dan menggerakkan anak didik untuk maju dan berkembang dalam segala aspek kehidupan, membangkitkan kehendak, niat, dan keinginan untuk berkarya yang berdayaguna bagi perwujudan kondisi hidup bersama yang baik, menanamkan kebersamaan, menanamkan kerjasama dalam kelompok, membangun kekompakan untuk mencapai suatu tujuan bersama, terus- menerus memprakarsai, memotivasi, dan menginspirasi peserta didiknya untuk berkehendak yang baik, menumbuhkan kreativitas, menumbuhkan gagasan, serta memamahami karakteristik setiap anak didik dengan memberikan perhatian terhadap anak didik dan tidak membeda- bedakan anak didik tesebut sehingga ketika menghadapi masalah maka anak didik tersebut tetap optimis, jujur dan adil.
  • Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan) yakni memberi kesempatan anak didik untuk melakukan usaha sendiri dan guru berperan sebagai pendorong atau memberi motivasi kepada anak didik tersebut. Nilai- nilai yang terkandung didalamnya yakni:
  • Nilai kebebasan dan kemerdakaan. Dimana pendidik memberikan kebebasan atau kemerdekaan anak didik dalam belajarnya namun kemerdekaan yang dimaksud adalah kemerdekaan yang dibatasi oleh ketertiban. Anak didik diharapkan memiliki kemerdekaan pikiran, batin dan tenaga. Anak didik didorong untuk mengembangkan keinginannya, kemampuannya dan kreativitasnya dengan tertib dan damai. Anak didik mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan kata lain peserta didik memiliki hak untuk merdeka sebebasnya asal tidak mengganggu atau melanggar hak orang lain.
  • Mengayomi (memberikan rasa aman), memberikan rangsangan dan memberikan dorongan moral, serta kesempatan yang seluas- luasnya kepada peserta didik untuk maju. Agar mampu mengeksplor kegiatan belajarnya, serta memberikan aturan yang disepakati bersama dalam mencapai tujuan belajar.
  • Pendidik menumbuhkan semangat belajar agar anak didik memiliki kemauan dan semangat belajar yang tinggi.
  • Pendidik menguatkan, menadayagunakan dan mendukung potensi peserta didik.
  • Memberi pengaruh, menuntun, dan membiarkan anak mencari jalan sendiri, dan jika anak didik melakukan kesalahan maka barulah pendidik membantunya. Pendidik memberi kesempatan kepada anak didik mencari solusi atas tugas belajarnya dan permasalahan yang dihadapinya tetapi harus tetap dengan pengamatan pendidik agar tidak menyimpang dari jalurnya, dan membantunya jika anak didik memerlukan.
  • Pendidik mengarahkan, merawat dan menumbuhkan potensi seorang anak didik. Pendidik harus memiliki pemahaman terhadap karakteristik setiap anak didik baik potensi pribadi, bakat, minat, kecerdasan, termasuk latar belakang anak sehingga mampu mengembangkan sesuai dengan karakteristik yang dimiliki anak didik tersebut.
  • Pendidik tidak menggunakan paksaan dalam pelaksanaan Pendidikan. Pendidik harus meminimalkan penggunaan paksaan, hukuman, aturan- aturan yang cenderung mengikat kebebasan anak didik.
  • Pendidik dalam melakukan proses pendidikan bersifat momong, among dan ngemong. Momong berarti merawat, among berarti memberikan contoh atau sebagai teladan dan ngemong berarti proses dalam mengamati. Yang dapat disimpulkan bahwa pendidik mengasuh atau merawat anak didik dengan memberikan contoh yang baik kepada anak didik serta mengawasi dan mengamati setiap perilaku dan tindakan anak didik tersebut. Pendidikan pada dasarnya tidak hanya pembelajaran dan pelatihan, tetapi juga pengasuhan (momong) terhadap pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis dari anak didik tersebut. Dimana Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa pendidik sebagai pamong (pengasuh) yang memiliki tugas sebagai momong (mengasuh).
  • Pendidik menciptakan suasana yang tertib dan damai (orde envrede). Pendidik dalam pelaksanaan pendidikan memerikan kebebasan kepada anak didik namun dibatasi dengan norma susila sehingga tercipta ketertiban dan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam proses pendidikan.
  • Pendidik tidak ngujo (memanjakan anak), pendidik memiliki keyakinan akan kemandirian anak didik, tidak terlalu mengkhawatirkan perkembangan belajar anak didik serta memberikan kepercayaan akan kemampuan yang dimiliki oleh anak didik.
  • Pendidik melakukan bimbingan, dorongan dan menciptakan suasana pergaulan dan pembelajaran seperti keluarga mendorong tumbuh kembangnya jiwa raga anak (peserta didik).

Penerapan Asas Tut Wuri Handayani

           Maksud asas Tut Wuri Handayani adalah sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkan dan mengarahkan perilaku dan segala tindakan anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirancang. Rubino (2003: 33) menjelaskan bahwa jika dikaitkan penerapan dari asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui pada masa sekarang yakni:

  • Peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya di semua jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat.
  • Peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya yang dapat membuat peserta didik mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya.
  • Peserta didik yang memiliki kelebihan ataupun kelainan baik kejeniusan yang tinggi ataupun cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan sesuai dengan yang disandangnya agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri.
  • Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri.

SIMPULAN

          Asas pendidikan adalah prinsip pendidikan dimana kebenaran yang dijadikan sebagai pokok dasar dalam merumuskan dan melaksanakan pendidikan. Didalam pendidikan Indonesia terdapat beberapa asas pendidikan yang memberikan arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan yang dimana bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia.

          Salah satu dari asas- asas pendidikan itu ialah asas Tut Wuri Handayani yang berarti asas yang dimana pendidik berperan sebagai pemimpin yang memberikan kesempatan kepada anak didik dalam mengembangkan potensinya secara optimal, dan jika anak menyimpang atau berjalan tidak sesuai dari hal yang telah ditentukan maka pendidik memiliki kewajibiban memberi bimbingan dan arahan agar anak sesuai dengan jalur yang benar dalam pendidikan. Maksud asas Tut Wuri Handayani adalah sebagai pendidik hendaknya mampu menyalurkan dan mengarahkan perilaku dan segala tindakan anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirancang.

           Tut wuri handayani memiliki nilai- nilai karakter yang terkandung didalamnya yakni Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan atau menjadi contoh atau teladan), Ing Madya Mangun Karso (ditengah- tengah membangun kemauan atau semangat) dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Penerapan asas Tut Wuri Handayani pada keadaan masa sekarang yaitu dimana peserta didik memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam memilih pendidikan yang diminatinya, baik peserta didik yang memiliki kelainan maupun peserta didik yang ada di daerah terpencil tetap memiliki kesempatan dalam memperoleh pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun