Pembelajaran merupakan suatu proses di mana individu memperoleh pengetahuan, keterampilan maupun pengalaman. Proses pembelajaran ini melibatkan interaksi antara guru dan peserta didik dalam memberikan bimbingan untuk memperoleh pengajaran. Dalam proses belajar-mengajar, tentunya selalu ada perbedaan setiap peserta didik dalam menerima materi pembelajaran. Oleh karena hal inilah, seorang guru harus mampu menyusun strategi dalam melaksanakan pembelajaran.Â
Seperti yang kita ketahui, pelajaran sejarah banyak dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan kurang menarik minat siswa. Hal ini dikarenakan masih banyaknya guru sejarah yang hanya menggunakan satu metode saja. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode ceramah. Penggunaan metode yang selalu sama dan tidak adanya inovasi dari guru akan menurunkan minat siswa dan besar kemungkinan materi tidak dapat dicerna dengan baik. Walaupun metode ini tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran sejarah, tetapi tetap saja seoarang guru sejarah perlu untuk meningkatkan strategi mereka agar dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar sejarah.
Disini pentingnya menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dapat membantu menarik minat siswa. Meningkatnya minat siswa dalam proses belajar akan membuat mereka lebih aktif dan penggunaan media pembelajaran ini akan membantu keefektifan proses pembelajaran dalam menyampaikan pesan yang ada. Akan tetapi, penggunaan media pembelajaran ini perlu direncanakan dengan baik. Sumber belajar dalam pembelajaran sejarah sangat beragam. Klasifikasi media belajar berdasarkan unsur pokok digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu media audio, media visual, media audio-visual.Â
Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam pembelajaran yang hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Media ini berkaitan dengan kemampuan mendengar, di mana informasi yang ingin disampaikan disajikan baik secara verbal (melalui kata-kata lisan) maupun non-verbal. Contoh-contoh media yang termasuk dalam kategori ini antara lain radio, kaset, dan rekorder.
Media visual adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran yang melibatkan indera penglihatan peserta didik. Media ini menyajikan informasi melalui elemen-elemen visual, seperti gambar yang dapat membantu siswa melihat secara visual. Contoh media visual termasuk poster, foto, grafik, dan lukisan.
Sedangkan media audio-visual adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran yang melibatkan kedua indera, yaitu pendengaran dan penglihatan, secara bersamaan. Informasi dan pesan yang dapat disampaikan melalui media ini mencakup pesan verbal dan non-verbal yang memanfaatkan kedua indera tersebut. Contoh-contoh media audio-visual termasuk film dan video.
Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, yang membuat siswa remaja memiliki minat yang tinggi terhadap berbagai jenis media, sebaiknya pemilihan media pembelajaran disesuaikan dengan media yang populer di kalangan siswa saat ini. Salah satu media yang diminati oleh siswa adlaah film. Berdasarkan jenisnya, film dibagi menjadi empat kategori yaitu film fiksi, film animasi, film eksperimental, dan film dokumenter. Penggunaan film dokumenter, yang merupakan media audio-visual, sebagai media pembelajaran sejarah dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bervariasi. Karena tidak hanya mendengarkan saja, film dokumenter juga menyajikan kisah sejarah secara visual sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan mengingat kisah sejarah yang ditampilkan dalam film.
Studi yang dilakukan oleh Saufi et al. (2021) menemukan bahwa media pembelajaran film dokumenter berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa setelah menggunakan media pembelajaran film dokumenter dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa sebelum penggunaannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran berupa film dokumenter sangat layak untuk dikembangkan oleh guru sebagai alat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada proses pembelajaran mereka.
Sebelum memanfaatkan media film dokumenter, guru perlu memperhatikan beberapa aspek, seperti memilih film yang relevan dengan materi yang diajarkan dan memahami isi film. Setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut, guru juga perlu mengikuti langkah-langkah yang tepat dalam penggunaan media film, yaitu dengan mengenali film yang akan digunakan dan menontonnya terlebih dahulu untuk mengetahui manfaatnya dalam proses pembelajaran.
Akan tetapi, penggunaan film dokumenter sebagai media pembelajaran ini perlu adanya sistem evaluasi untuk siswa. Dikarenakan, jika guru tidak menugaskan untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi, siswa hanya asal menonton saja dengan tidak memperhatikan makna film dengan baik. Oleh karena itu, agar tujuan dari penggunaan media pembelajaran ini tercapai, perlu adanya kegiatan evaluasi. Kegiatan evaluasi ini dapat berupa mereview isi film dokumenter dan berdiskusi Bersama setelahnya. Tujuan dari evalusi ini adalah untuk mengukur keberhasilan dalam penggunaan media pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.Â
Dalam pembelajaran sejarah, tantangan utama yang sering dihadapi adalah mengatasi persepsi bahwa mata pelajaran ini membosankan dan kurang menarik. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan metode kreatif yang dapat menarik minat siswa dan membuat mereka lebih terlibat. Salah satu cara yang efektif adalah melalui penggunaan media pembelajaran yang inovatif, seperti film dokumenter. Film dokumenter tidak hanya menyajikan informasi dengan cara yang menarik, tetapi juga dapat memberikan konteks visual yang membantu siswa memahami peristiwa sejarah dengan lebih baik. Penggunaan film dokumenter sebagai media pembelajaran sejarah sangat layak untuk dikembangkan oleh guru. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, tetapi juga berpotensi meningkatkan hasil belajar mereka. Ketika siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mereka cenderung lebih mudah memahami dan mengingat informasi. Selain itu, film dokumenter dapat mendorong diskusi dan refleksi di antara siswa, yang pada akhirnya berdampak positif pada proses pembelajaran mereka secara keseluruhan.Â
Daftar Referensi:
Faishol, R., Muttaqin, A. I., & Prayogie, M. A. F. (2021). Penggunaan Media Pembelajaran Film Dokumenter Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas VIII C di Mts Kebunrejo Genteng Banyuwangi. Jurnal Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 5(1), 040-054.
Fajarianti, S. N. F., & Gunawan, A. F. (2024). Klasifikasi Media dan Sumber Belajar Dari Landasan Teori Penggunaan. Journal of International Multidisciplinary Research, 2(6), 345-353.
Firmansyah, H., Putri, A. E., & Maharani, S. (2022). Penggunaan Film Dokumenter sebagai Media Pembelajaran Sejarah. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 2754-2762.
Saufi, I. A. M., & Rizka, M. A. (2021). Analisis Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Teknologi Pendidikan: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pembelajaran, 6(1), 55-59.
Shaleha, P. U., Sumantri, P., Hutauruk, A. F., Chandra, S., & Saragih, R. G. A. (2023). Analisis Proses Pelaksanaan Pembelajaran Sejarah dengan Pemanfaatan Media Film sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA Negeri 11 Medan. Education & Learning, 3(2), 117-124.
Widiani, L. S., Darmawan, W., & Ma'mur, T. (2018). Penerapan media film sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi siswa dalam pembelajaran sejarah. Factum: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 7(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H