Mohon tunggu...
Aisditaniar Rahmawati Jarwanto
Aisditaniar Rahmawati Jarwanto Mohon Tunggu... -

Sorot mata merupakan miniatur yang menggambarkan isi hati dan nurani seorang pribadi manusia :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Hatimu yang (ternyata) Mengakhiri Hidupmu

21 Oktober 2014   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lagi-lagi kamu

Dan kamu lagi-lagi

Kemarin  menyetujui untuk pergi

Tapi kini datang tanpa permisi

Kamu datang saat hatinya perlahan bersih

Saat dia sudah berpaling pada sebuah hati

Ish, nggak sopan!

Itu kalimat yang aku mau bilang

Kemana kamu waktu keringat peluhnya bercucuran buat kamu?

Kemana kamu waktu airmatanya menetes karena mengkhawatirkanmu?

Dia yang memikirkanmu waktu itu

Dia yang merindukanmu kala itu

Dan dia yang tetap menyayangimu

Meski dia tau bahwa semua itu hanya semu

Tapi mengapa sekarang berubah?

Saat dia benar-benar ingin pergi

Kamu justru datang lagi

Kamu paksa harapan indah itu untuk kembali lagi padamu

Lalu bagaimana dengan aku?

Yang berusaha dengan susahpayah menyembuhkan lukanya

Melukis indah senyum bibirnya

Kenapa kamu tega?

Kenapa kamu mau ambil dia lagi?

Kenapa dia harus bimbang mikirin kamu lagi

Dan secara sadar perlahan mengabaikanku

Tega kamu!

Jahat kamu!

Nggak cuma bikin dia nangis

Secara nggak langsung kamu juga bikin aku teriak sakit

Aku sakit lihat dia beda

Aku sakit lihat senyumnya perlahan hilang

Kamu nggak tau nona!

Gimana usahaku, usahanya buat bahagia bareng beberapa waktu lalu

Mungkin aku memang tersenyum

Tapi itu Cuma palsu

Biar dia nggak makin sakit

Biar dia nggak makin gila

Gara-gara kamu aku harus rela

Pelan-pelan aku mulai terabaikan

Aku tersingkir karena hadirmu

Raganya emang bareng aku, tapi jiwa dan pikirannya kembali lagi ke kamu

Hebat kamu!

Aku nggak kenal sama kamu

Tau rupamu juga baru kemarin sabtu

Tapi dengan cepat kamu bisa bikin aku hancur

Aitmataku netes gara-gara kamu nona!

Iya gara-gara kamu!

Yang lebih dewasa dari aku,

Iya kamu!

Masalalunya yang kembali lagi tanpa permisi

Dan tanpa pernah berpikir tau apa itu arti hati ...

Baris puisi diatas ditemukan diatas tempat tidur Nava sebelum ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menggantungkan dirinya di langit-langit kamarnya. Bunuh diri menjadi pilihannya setelah ia tak lagi sanggup menahan beban pikiran yang sejak beberapa hari lalu mengganggu otaknya. Ketakutan akan ditinnggalkan oleh kekasihnya membuat ia tak lagi dapat berpikir bahkan berperilaku sehat. Saran dan masukan dari sahabat-sahabatnya hanya masuk telinga kanan, lalu keluar telinga kiri.

"Aku pamit rek!", itu kalimat terakhir yang keluar dari bibir Nava sebelum ia ditemukan tak bernyawa.

Miris, dann tak habis pikir. Masa depan cerah seorang manusia, kali ini seorang gadis harus terpaksa berakhir, bahkan diakhiri hanya karena gelapnya cerita cinta. Sungguh disayangkan.... ~

Malang. Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun