Mohon tunggu...
Ais Barrotun
Ais Barrotun Mohon Tunggu... Mahasiswa - SOSIOLOGI FISIP

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Baru Keluarga Dalam Menghadapi Era Digital

3 Juli 2021   19:00 Diperbarui: 3 Juli 2021   19:43 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang keluarga, kita mulai dengan makna dan peran keluarga. Keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seseorang sejak kecil hingga dewasa. Karakter dan kebiasaan seseorang juga terbentuk melalui keluarga. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari dengan sikap dan tindakan. Karakter kita terbentuk dari kebiasaan kita. Kebiasaan yang terbentuk pada masa kanak-kanak sampai berlanjut hingga dewasa. Keluarga dapat mempengaruhi pembentukan kebiasaan baik dan buruk. Oleh karena itu, keluarga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak yang dapat menjadi pribadi yang unggul, mampu hidup bermasyarakat, sekaligus mampu menerima dan mewarisi nilai-nilai kehidupan dan budaya. Keluarga sebagai lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian, sikap sosial dan keagamaan anak. Pada dasarnya manusia memiliki potensi perkembangan yang positif, namun realisasi potensi tersebut sangat bergantung pada pendidikan keluarga, terutama tantangan yang dihadapi di era digital saat ini. Tantangan terdekat datang dari anggota keluarga, terutama orang tua. Banyak orang tua yang tidak mengetahui atau memahami cara mendidik anaknya. Saat ini era kita telah memasuki Revolusi Industri 4.0, situasi ini menjadi semakin rumit.

Dengan perkembangan teknologi, semakin mudahnya masyarakat untuk mendapatkan informasi dari seluruh dunia. Hal ini memiliki dampak positif dan negatif, terutama dalam bidang pendidikan keluarga. Dampak positif era digital terhadap pendidikan keluarga telah mengubah nilai dan sikap anggota keluarga dari irasional menjadi rasional, sedangkan dampak negatif terhadap pendidikan keluarga adalah anggota keluarga merasa nyaman karena kemajuan teknologi yang membuat mereka merasa tidak aktif, dibutuhkan orang lain, dan terkadang mereka lupa bahwa mereka adalah manusia sosial yang perlu berkomunikasi satu sama lain, sehingga mengurangi intensitas interaksi antar anggota keluarga. Dampak negatif ini berdampak besar terhadap peran orang tua terutama dalam mengontrol anak. Keluarga khususnya orang tua berperan penting dalam pendidikan keluarga di era digital sekarang ini. Berharap mereka dapat membimbing, memotivasi dan mendukung anak, serta membimbing mereka agar memiliki keterampilan dan sikap intelektual yang baik. Pendidikan keluarga yang digunakan oleh orang tua diharapkan tidak hanya memungkinkan anak untuk bebas memilih tujuan hidupnya, tetapi juga membimbing mereka untuk tidak tersesat dan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan mereka.

              Penelitian telah menunjukkan bahwa pengasuhan aktif memiliki dampak besar pada perkembangan anak-anak. Perkembangan yang dimaksud terdiri dari beberapa faktor yang berperan penting dalam pertumbuhan pribadinya. Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengembangkan lima kerangka kerja utama untuk mengatasi tantangan dalam mendidik anak.

Connection (Hubungan atau Koneksi)

 

Ikatan emosional yang stabil merupakan faktor utama. Hubungan positif antara orang tua dan anak, terutama saat anak memasuki masa pubertas, merupakan kunci penting bagi perkembangan mereka. Di era digital, hal ini terlihat dari kecenderungan mereka untuk secara terbuka berbagi pengalaman saat melakukan aktivitas online maupun offline. Global Kids Online menyatakan bahwa ketika anak-anak memiliki hubungan dekat dengan orang tua mereka, mereka biasanya memberi tahu mereka ketika mereka memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan saat menggunakan Internet.

Behaviour Control (Kontrol Perilaku)

Berbicara tentang anak-anak dan kebiasaan mereka di dunia nyata dan dunia maya, tentunya tidak lepas dari pengawasan orang tua terhadap perilaku mereka saat mencari atau bertukar informasi secara online. Apa cara yang benar untuk memantau mereka? Setelah ikatan terjalin, orang tua juga harus menentukan beberapa aturan yang harus dipatuhi anak-anak mereka saat menggunakan Internet; ini termasuk kapan mereka menggunakan Internet, di mana mereka menggunakan Internet (baik itu di kamar atau saat makan), dan bagaimana mereka mengontrol privasi mereka, dengan siapa mereka berbagi informasi, dll.

Respect for individuality (Memberikan Ruang Privasi)

Saat memasuki masa remaja, orang tua harus memberikan ruang kepada anaknya untuk menumbuhkan perasaan positif tentang dirinya dengan caranya sendiri. bagaimana itu? Ini dapat dicapai dengan mencoba mendengarkan apa yang mereka katakan tanpa membuat komentar negatif, percaya bahwa mereka akan mengambil tanggung jawab mereka, atau melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan keluarga. Di era digital, ini dapat berarti memberikan kesempatan kepada remaja untuk menggunakan waktu pribadi mereka untuk menggunakan Internet dan membantu mereka saat mereka menghadapi kesulitan.

Modeling Appropriate Behaviour (Mencontoh Perilaku yang Baik) 

 

Sangat umum bagi anak-anak dan remaja untuk meniru perilaku orang tua mereka dan menerapkan norma-norma yang mereka pelajari dari apa yang mereka lihat di rumah. Jika mereka melihat orang tua mereka menghabiskan banyak waktu di Internet, maka anak-anak akan meniru kecenderungan ini. Apa yang anak-anak pikirkan ketika mereka melihat orang tua mereka terlalu banyak membagikan informasi pribadi di media sosial? Sebagian besar anak tidak memiliki kesinambungan informasi yang dibagikan orang tuanya di dunia maya. Oleh karena itu, bijak menggunakan media sosial dan menghabiskan waktu online juga merupakan salah satu tanggung jawab setiap orang tua.

Provision and Protection (Menyiapkan Bekal dan Perlindungan)


Menyiapkan bekal dan memberikan perlindungan bagi beberapa orang tua bisa jadi sulit, terutama ketika anak-anak mereka memasuki masa remaja. Peran orang tua adalah mencari cara untuk memberikan perlindungan yang tepat bagi anak-anak mereka, terutama dari informasi yang dapat mereka akses di Internet. Menurut penelitian, ketika anak-anak menemukan sesuatu yang "mengganggu" atau "merugikan" mereka di Internet, mereka akan mengeluh kepada teman-teman mereka sebelum memberi tahu orang tua mereka. Oleh karena itu, tanggung jawab melindungi anak kini tidak hanya berada di pundak orang tua, tetapi juga teman-teman sosial, guru, atau orang dewasa di sekitarnya.

Pada akhirnya, model parenting mengalami perbedaan karena dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan budaya, hal ini dapat masuk ke dalam kerangka utama pendidikan anak di era digital. Oleh karen itu, keterlibatan orang tua menjadi salah pertimbangan utama saat berbicara mengenai hasil belajar seorang anak, orang tua tidak hanya berperan sebagai seorang pencari nafkah dan menjadi seorang pemimpin, namun juga harus menjadi guru dan pelindung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun