Mohon tunggu...
Dyah Ayu Satiti
Dyah Ayu Satiti Mohon Tunggu... -

Saat pohon dan kodok terakhir telah hilang..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Sancaka Sore [ini]

14 Oktober 2013   22:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rel kereta itu masih tetap sama

Menghubungkan gubeng yogyakarta

Menenggak congkak deretan kumuh di bawah

Menantang kendaraan mengular di persimpangan rel

Berkecil diri tatkala dua lereng mengapit tinggi

Gubeng, Wonokromo

Jombang, Madiun, Ngawi

Solo Balapan, Klaten, Lempuyangan, Tugu

Sancaka sore mengular

Dengan jendela yang selalu menatap pemandangan yang sama

Meninggalkan penjaja pecel di stasiun kecil

Pernah mimpi tertoreh di deretan rel ini

Akan kedamaian yang dinanti

Di kaki gunung Merapi

Sebelah sawah dan hutan

Kota tempat pemberhentian terakhir sancaka sore itu

Pemberhentian terakhir pula bagi mimpi sang pemuda pemudi perindu tantangan dan kedamaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun