Mohon tunggu...
St Noer Aisyah
St Noer Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

@aisya.iya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat UTM Mengenalkan Budikdamber ke Pondok Pesantren Al Hikam Kemayoran, Kabupaten Bangkalan

1 Oktober 2024   16:06 Diperbarui: 1 Oktober 2024   17:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BUDIKDAMBER (Budidaya Ikan Dalam Ember) merupakan sistem budidaya yang mengintegrasikan sistem akuakultur dan hidroponik dalam satu kesatuan dan dikenal sebagai akuaponik yang diaplikasikan dalam ember. Dalam sistem ini, sayuran menyerap sisa metabolisme ikan sebagai nutrisinya, sementara kualitas air dalam ember terjaga. Kualitas air yang baik diharapkan dapat mencegah ikan dari berbagai penyakit, virus, dan jamur, sehingga meningkatkan hasil budidaya.

Tim pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Ibu Rizka Rahmana Putri, S.Pi., M.Agr, telah melakukan sosialisasi tentang BUDIKDAMBER di kalangan santri Pondok Pesantren Al Hikam Kemayoran, Kabupaten Bangkalan. Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 September 2024 ini mengusung tema kegiatan "Pendampingan Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber) di Lingkungan Pondok Pesantren Al Hikam, Kabupaten Bangkalan Sebagai Upaya Peningkatan Kemandirian Ekonomi Santri." Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada santri bahwa budidaya ikan tidak hanya bisa dilakukan di kolam beton atau tanah, melainkan juga dalam ember. 

Dengan memperkenalkan BUDIKDAMBER, diharapkan santri dapat membekali diri untuk menjadi wirausahawan di bidang perikanan setelah keluar dari pondok pesantren.

Sistem budidaya ikan dalam ember ini menawarkan berbagai keuntungan, antara lain tidak membutuhkan lahan luas dan dapat diterapkan di ruang sempit, asalkan masih mendapatkan sinar matahari. Ini mendukung fotosintesis tanaman sayur dan fitoplankton, sekaligus menjaga kesehatan ikan. Hasil dari BUDIKDAMBER sangat menguntungkan karena saat menunggu ikan dipanen, santri juga bisa menikmati hasil panen sayuran. Oleh karena itu, BUDIKDAMBER sering disebut sebagai "kulkas hidup."

Pimpinan Pondok Pesantren Al Hikam, Prof. Dr. KH. Mohammad Hasan, M.Ag. dalam sambutannya mengungkapkan, "BUDIKDAMBER sangat menarik, selain menambah wawasan bagi santri, juga dapat menghasilkan sumber pangan. Kami menyambut baik pengenalan ini karena dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan santri."

Pemateri dalam kegiatan ini adalah Ibu Dr. Indah Wahyuni Abida, S.Pi., M.Si, dosen program studi Manajemen Sumberdaya Perairan dan Bapak Erick Yuhardi, S.P., M.P. dosen program studi Agroekoteknologi Universitas Trunojoyo Madura. Ibu Indah Wahyuni Abida menekankan "BUDIKDAMBER bisa menjadi usaha yang menguntungkan. Jika serius, kita bisa menggunakan ikan bernilai jual tinggi seperti patin dan gurami." Bapak Erick Yuhardi juga menambahkan, "Sambil menunggu ikan panen, kita juga bisa memanen sayuran segar setiap bulan jika menggunakan tanaman umur pendek seperti kangkung, selada, sawi, pakcoy, dan bayam Brazil."

Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari santri, beberapa di antaranya tertarik mencoba BUDIKDAMBER menggunakan pakan buatan sendiri untuk mengurangi biaya. Melalui sosialisasi dan dilanjutkan dengan pendampingan budikdamber oleh tim dosen dan kelompok mahasiswa MBKM KKN Tematik dari UTM, diharapkan minat santri untuk berbudidaya ikan dengan sistem BUDIKDAMBER meningkat, sehingga dapat memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi santri di Pondok Pesantren Al Hikam Kemayoran, Bangkalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun