Mohon tunggu...
Aisah Kurniawati
Aisah Kurniawati Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya seorang guru, memeiliki hobi menulis dan bercerita, saya sering juga gemar bermain volly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Networking dalam Penerapan MBS untuk Pengembangan Sekolah dalam Peningkatan Prestasi

28 Desember 2024   23:46 Diperbarui: 28 Desember 2024   23:46 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MBS adalah model pengelolaan sekolah berdasarkan kekhasan, karakteristik, kemampuan, dan kebutuhan sekolah tetapi harus tetap pada koridor arah kebijakan pendidikan nasional. Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu melalui orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai kontrol serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pula pada partisipasi masyarakat yang mampu dan peduli, sementara yang kurang mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.

Di era globalisasi, kebutuhan akan hubungan yang baik antara sekolah dengan berbagai pihak semakin meningkat. Networking dalam konteks pendidikan mencakup hubungan antara sekolah, orang tua, masyarakat, pemerintah, lembaga swasta, dan bahkan institusi pendidikan lainnya. Kolaborasi ini menciptakan ekosistem pendidikan yang saling mendukung. Sebagai contoh, hubungan dengan orang tua siswa dapat meningkatkan keterlibatan mereka dalam kegiatan sekolah, sementara kerja sama dengan lembaga swasta atau pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas, pelatihan, atau program pengembangan kapasitas guru.

Manfaat utama dari networking dalam penerapan MBS adalah terciptanya sinergi dalam pengelolaan sumber daya. Sekolah yang memiliki jaringan kerja yang baik cenderung lebih mudah mendapatkan dukungan finansial maupun non-finansial untuk berbagai program peningkatan kualitas pembelajaran. Sebagai ilustrasi, melalui networking, sekolah dapat mengundang narasumber ahli untuk memberikan pelatihan kepada guru atau mendatangkan donatur untuk mendukung pengadaan fasilitas belajar. Hal ini tentu saja berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa.

Selain itu, networking juga berperan dalam meningkatkan kapasitas manajerial sekolah. Kepala sekolah dan guru dapat belajar dari praktik terbaik (best practices) yang diterapkan oleh sekolah lain melalui forum diskusi, seminar, atau program pertukaran. Informasi yang diperoleh dari jaringan kerja ini memungkinkan sekolah untuk mengadaptasi strategi-strategi efektif yang telah terbukti berhasil di tempat lain. Sebagai contoh, sekolah yang memiliki hubungan baik dengan institusi pendidikan unggul dapat belajar bagaimana cara mengelola kurikulum, meningkatkan mutu evaluasi pembelajaran, atau mengelola program ekstrakurikuler secara lebih efektif.

Tidak kalah penting, networking mendukung penerapan prinsip partisipatif dalam MBS. Dalam manajemen berbasis sekolah, pelibatan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan adalah salah satu pilar utama. Jaringan kerja yang kuat memungkinkan semua pihak yang terkait, mulai dari siswa, guru, hingga pemangku kebijakan, untuk terlibat secara aktif dalam proses perencanaan dan evaluasi program pendidikan. Dengan demikian, keputusan yang diambil menjadi lebih inklusif, relevan, dan berorientasi pada kebutuhan siswa.

Namun, penting untuk diingat bahwa membangun dan menjaga networking yang efektif memerlukan upaya yang konsisten. Sekolah perlu menginvestasikan waktu dan sumber daya untuk memperluas dan memperkuat jaringan kerja mereka. Ini meliputi komunikasi yang transparan, pengelolaan konflik yang baik, serta kemampuan menjalin hubungan yang saling menguntungkan. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk pelatihan atau insentif juga menjadi faktor pendukung yang signifikan.

Secara keseluruhan, networking adalah salah satu komponen kunci dalam penerapan MBS yang berfokus pada pengembangan sekolah. Dengan jaringan kerja yang kuat, sekolah dapat lebih mudah mencapai tujuannya, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi siswa. Oleh karena itu, sekolah perlu secara proaktif membangun hubungan yang positif dengan berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan berdaya saing.

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh di masa depan dengan berbagai peluang dan tantangan yang perlu dihadapi. Berikut adalah beberapa prospek masa depan MBS yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan:

1. Peningkatan Kemandirian Sekolah

  • Pengambilan Keputusan yang Lebih Fleksibel: Di masa depan, sekolah akan semakin memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan terkait kebijakan kurikulum, anggaran, dan pengelolaan sumber daya. Ini akan memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan program pendidikan dengan kebutuhan lokal dan spesifik siswa.
  • Pengelolaan Sumber Daya yang Efektif: Kemandirian sekolah dalam mengelola sumber daya akan lebih optimal dengan dukungan pelatihan dan teknologi, sehingga alokasi anggaran dan tenaga dapat lebih tepat sasaran.

2. Kolaborasi yang Lebih Kuat antara Sekolah dan Komunitas

  • Partisipasi Komunitas yang Lebih Intensif: MBS akan terus mengedepankan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sekolah, termasuk orang tua, komite sekolah, dan pihak-pihak terkait di luar sekolah. Kolaborasi ini akan memperkuat dukungan eksternal terhadap proses pendidikan dan memperluas jaringan kemitraan.
  • Pemanfaatan Sumber Daya Lokal: Dengan kolaborasi yang baik, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya dari komunitas setempat untuk mendukung kegiatan pembelajaran, baik dalam bentuk tenaga ahli, fasilitas, maupun kontribusi finansial.

3. Integrasi Teknologi dalam Pengelolaan Sekolah

  • Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIMS): Di masa depan, sekolah akan semakin mengintegrasikan teknologi untuk manajemen sekolah, seperti sistem informasi manajemen sekolah untuk pemantauan keuangan, absensi, kurikulum, dan evaluasi.
  • Pembelajaran Digital: MBS dapat mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti e-learning, platform pembelajaran daring, serta aplikasi manajemen kelas untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.

4. Pengembangan Profesionalisme Guru dan Staf

  • Pelatihan Berkelanjutan: Guru dan staf akan semakin dilibatkan dalam program pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi mereka, baik dalam hal pengajaran maupun manajemen. Hal ini penting agar guru mampu menerapkan metode pengajaran yang inovatif dan relevan dengan perkembangan zaman.
  • Peran Guru sebagai Inovator: Guru akan lebih didorong untuk berperan sebagai inovator dalam pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang kreatif, sesuai dengan kebutuhan siswa dan tantangan global.

5. Transparansi dan Akuntabilitas yang Lebih Baik

  • Peningkatan Transparansi Pengelolaan Keuangan: Dengan kemajuan teknologi dan dukungan masyarakat, pengelolaan keuangan sekolah dalam MBS akan lebih transparan dan akuntabel. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah dan memastikan bahwa dana pendidikan digunakan dengan benar.
  • Pengawasan yang Lebih Efektif: MBS akan memungkinkan adanya sistem pengawasan dan evaluasi yang lebih efektif dari pihak-pihak eksternal seperti komite sekolah dan pemerintah, sehingga hasil kinerja sekolah dapat diukur secara objektif.

6. Penyesuaian dengan Kurikulum Merdeka

  • Sinkronisasi dengan Kurikulum Merdeka: MBS akan semakin sinkron dengan pendekatan Kurikulum Merdeka, di mana sekolah memiliki otonomi untuk menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan lokal dan karakteristik siswa. Hal ini akan memberi ruang lebih besar untuk inovasi dalam proses pembelajaran.
  • Kreativitas dan Kemandirian dalam Proses Pembelajaran: Sekolah yang menerapkan MBS dapat memanfaatkan kebebasan kurikulum untuk menciptakan program pembelajaran yang lebih kreatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa, tanpa terlalu terikat dengan standar yang kaku.

7. Peningkatan Peran Orang Tua dan Komite Sekolah

  • Peningkatan Keterlibatan Orang Tua: Di masa depan, peran orang tua dalam MBS akan semakin diperkuat melalui keterlibatan yang lebih aktif dalam proses pengambilan keputusan dan evaluasi pendidikan. Hal ini akan meningkatkan sinergi antara sekolah dan rumah dalam mendukung perkembangan anak.
  • Peran Komite Sekolah yang Lebih Strategis: Komite sekolah akan berperan lebih besar dalam pengawasan dan penyusunan kebijakan sekolah, termasuk dalam penggunaan anggaran dan pengembangan program-program baru.

8. Tantangan Global dan Lokal

  • Respon terhadap Globalisasi: Sekolah dengan sistem MBS akan lebih fleksibel dalam menanggapi tantangan global, seperti perkembangan teknologi, tuntutan keterampilan abad 21, dan persaingan global. Sekolah dapat merancang program yang membekali siswa dengan keterampilan kritis, kreatif, dan adaptif.
  • Menjawab Kebutuhan Lokal: MBS juga memungkinkan sekolah untuk lebih responsif terhadap kebutuhan lokal, seperti pengembangan potensi ekonomi, budaya, dan sosial di komunitas setempat. Sekolah dapat membuat program yang relevan dengan kondisi lokal, seperti pendidikan kewirausahaan atau pelestarian budaya lokal.

9. Peningkatan Kualitas Pendidikan di Daerah Terpencil

  • Akses ke Sumber Daya yang Lebih Baik: Di masa depan, MBS diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan di daerah terpencil dengan memberikan otonomi kepada sekolah untuk mengelola sumber daya yang ada secara lebih efisien dan mengadopsi teknologi pendidikan jarak jauh.
  • Penyusunan Program Khusus: Sekolah di daerah terpencil dapat menyusun program khusus yang sesuai dengan kondisi dan potensi daerah, sehingga mutu pendidikan dapat lebih merata dan relevan dengan kebutuhan lokal.

10. Inovasi dalam Pendanaan Sekolah

  • Pendanaan Berbasis Komunitas: MBS dapat membuka peluang bagi sekolah untuk mencari sumber pendanaan alternatif di luar anggaran pemerintah, seperti melalui kerja sama dengan perusahaan lokal, lembaga swadaya masyarakat, atau kontribusi dari alumni dan masyarakat setempat.

Manajemen Anggaran yang Lebih Efektif: Dengan otonomi yang lebih besar, sekolah dapat mengelola anggaran dengan lebih efisien dan menyalurkannya sesuai dengan prioritas pendidikan yang telah disepakati bersama.

Kesimpulan

Networking memiliki peranan yang sangat penting dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk mendukung pengembangan sekolah dan peningkatan prestasi siswa. Melalui jaringan kerja yang kuat, sekolah dapat mengakses berbagai sumber daya, informasi, dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk orang tua, masyarakat, pemerintah, serta lembaga swasta atau pendidikan lainnya. Hal ini memungkinkan sekolah untuk menjalankan program-program inovatif yang relevan dengan kebutuhan siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu, networking mendukung prinsip partisipatif dalam MBS, di mana berbagai pemangku kepentingan dapat terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan evaluasi program pendidikan. Dengan membangun kolaborasi yang baik, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif, efektif, dan inklusif, sehingga tujuan utama dari MBS, yaitu peningkatan kualitas pendidikan dan prestasi siswa, dapat tercapai.

Oleh karena itu, membangun dan memperkuat networking harus menjadi prioritas bagi sekolah. Ini memerlukan komitmen, komunikasi yang transparan, serta pengelolaan hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Dengan langkah ini, sekolah tidak hanya mampu mencapai hasil yang lebih optimal, tetapi juga menjadi institusi yang adaptif dan responsif terhadap tantangan serta kebutuhan pendidikan di masa depan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun