Salah satu tugas yang harus dilakukan pada mahasiswa/i Unniversitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk semester 3 ialah "Pemberdayaan Kaum Dhuafa". Tugas ini untuk memenuhi nilai pada mata kuliah Kemuhammadiyahan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mahasiswa/i berbagi dan memberi sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan ini kita meniru Kiai Ahmad Dahlan yang mengamalkan arti dari surat Al-Ma'un.
     Pada mengamalkan surat Al-Ma'un, Kiai Ahmad Dahlan menyuruh santrinya untuk menyantuni kaum miskin dengan memberi mereka semampunya. Kiai Ahmad Dahlan tidak hanya menyampaikan teori saja melainkan mengarahkan muridnya hingga praktik. Kiai Ahmad Dahlan tidak hanya mengamalkan kebaikan saja tetapi mengamalkan yang dilarang oleh Al-Qur'a. Maka dari itu kami akan ikut dan meniru apa yang diajarkan Kiai Ahmad Dahlan.
      Dalam mengamalkan surat al-Ma'un ini, kami kelompok dari kelas 3U Akuntansi yang terdiri dari Annisa Fadhlillah, Nur Annisa Rizkiyanti Taufik, dan Aisah Amalia Rizki melakukan observasi pada tanggal 10 Desember 2020. Kami mencari 3 keluarga yang terdaftar dalam kategori kaum dhuafa dan memilih salah satu diantara mereka. Kami mecari disekitar Jakarta dan Depok.
     Keluarga pertama yang kami temui, kedua orang tua yang bekerja sebagai pengambil sampah masyarakat yang dibayar perbulan. Keluarga kedua, seorang penjual Koran keliling yang gajinya tak menentu perbulannya. Keluarga ketiga, kepala keluarga yang bekerja sebagai pemulung. Keputusan akhir kelompok kami akan memberi bantuan kepada keluarga ketiga.
     Seorang kepala keluarga yang bernama bapak Kacung (68 tahun) bekerja sebagai pemulung dan berkeliling membawa gerobak dari Depok sampai Jakarta untuk mengambil botol dan kardus dengan penghasilan Rp. 300.000,00 perbulan. Istrinya yang bernama ibu Warniti (66 tahun) membantu sang kepala keluarga dengan bekerja sebagai tukang urut dengan penghasilan tak menentu. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, tidak ada yang mau memanggil untuk mengurut.
     Rumah mereka di Gas Alam, Kota Depok. Mereka tinggal disebuah kontrakan yang sempit dan bisa dibilang tidak layak. Karna atap yang sering bocor dan kotor. Bayaran kontrakan perbulan adalah Rp. 250.000.
     Mereka juga mengurus dan membiayai seorang cucu yang berusia 4 tahun. Orang tua dari cucunya tersebut tidak tau keberadaannya. Dengan cucu yang berusia masih belia mengharuskan bapak Kacung dan ibu Warniti bekerja dengan giat untuk memberi yang terbaik untuk cucunya.
     Setelah itu, kami menggalangkan dana melalu sosial media dan link kita bisa. Sebulan lebih kami mengumpulkan dana untuk membantu keluarga bapak Kacung. Kami mendapatkan dana sebesar Rp. 1.010.000,00. Dana tersebut kami dapat dari donatur perorangan.  Sebagian uang tersebut kami belikan sembako, makanan ringan, alat kesehatan, barang-barang yang dibutuhkan keluarga bapak Kacung, dan uang cash.
"Terima kasih ya neng atas bantuannya. Semoga kuliah nya lancar dan bisa meraih mimpi setinggi mungkin." Kata istri pak Kacung. Apalagi sang cucu yang gembira mendapatkan makanan yang ia sukai.
Kami selaku mahasiswa/i yang terlibat sangat berterima kasih kepada donatur yang sudah menyisihkan hartanya untuk berdonasi. Semoga apa yang kalian beri akan berbalik kepada kalian lebih banyak lagi. Kami juga berterima kasih kepada dosen pengampu bapak Tohirin S.H.I., M.Pd.I. karena beliau sudah memberi tugas ini. Dengan adanya tugas ini kami menjadi lebih peka terhadap orang-orang yang membutuhkan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H