Mohon tunggu...
Aisa Anjani
Aisa Anjani Mohon Tunggu... -

2EB05\r\nAkuntansi\r\nUniversitas Gunadarma

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

16 Juni 2013   19:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu adala sesosok wanita yang kuat dan tangguh akan perjuangannya dari saat melahirkan saya, hingga merawatnya sampai dewasa seperti ini, tak ada kata lelah sedikitpun yang pernah ia ucapkan dari mulutnya. Ibu merupakan orang pertama yang akan saya cari saat saya sedang merasa senang ataupun sedih, ibu sudah menjadi bagian dari hidup saya, tanpanya saya tidak akan terlahir menjadi seperti ini.
Pernahkah kalian berfikir, seberapa lelahnya ia merawat kita saat kita masih kecil, Berapa pengeluaran yang ia keluarkan demi kesehatan dan masa depan  kita, hal apa yang ia relakan demi keselamatan kita, dan satu hal pernah kah anda berfikir seberapa cintakah meraka terhadap kita?? Mungkin pertanyaan seperti ini adalah hal sepele jika kita tanyakan, namu hal ini sangatlah berarti.
Dan satu hal lagi, seberapa banyak anda sudah menyakiti ibu kalian?. Tanpa sengaja perkataan yang menurutnya dapat menyinggung perasaannya bisa membuatnya kecewa, namun dia hanya bisa memendamnya. Kita sudah dewasa cobalah sering berkata “maaf” jika kita melakukan suatu hal yang salah.
Jika kita sudah sukses, hal pertama yang harus kita lakukan adalah membahagiakan Ibu ataupun orang tua kita. Janganlah kita seperti malin kundang, yang lupa dengan orangnya saat kita sudah sukses. Banyak orang yang mengira membahagiakan Ibu hanyalah dengan memberinya uang banyak, namun menurut saya itu adalah salah. Ibu akan merasa bangga kepada kita saat kita bisa membahagiakannya walaupun hanya hal sekecil mungkin.
Sudahkah kalian membanggakan IBU kalian sendiri, dan hal seperti apa yang menurut anda bisa membanggakan IBU kalian??
Satu hal pertama kali yang pernah saya lakukan untuk membanggakan Ibu saya adalah saat saya terpilih sebagai peserta Olimpiade Sains se-Jawa Barat saat saya duduk di bangku SMP. Ketika itu saya berusaha semampu saya untuk menjadi yang terbaik, namun apa daya, saya hanya bisa membanggakan Ibu saya sampai saya menjadi peserta.
Sesudah pulang dari kejadian tersebut, saya dipeluk erat dan ibu berkata: “kamu sudah jadi yang terbaik buat Ibu nak, mungkin kegagalan adalah awal dari keberhasilan mu, tapi kamu adalah pemenangnya buat Ibu” ujar Ibu sambil meneteskan air mata. Saat itu sayapun menangis dan tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya merasa sangat bangga bisa membahagiakannya walaupun hasilnya gagal.
Itu merupakan penggalan cerita yang pernah saya lakukan untuk orangtua saya, bagaimana dengan kalian??
Bagi kalian yang sudah tidak memiliki ibu, janganlah berkecil hati, saya bisa merasakannya walaupun saya belum mengalami hal itu, mungkin itu hal yang sangat menyedihkan. Namun apadaya kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi, tuhan menciptakan dunia ini hanyalah sementara, olehkarena itu bagi kalian yang masih mempunyai Ibu ataupun orang tua kalian, kalian harus membahagiakannya mulai dari hal terkecil seperti, nurut apa kata ibu dan jangan membantahnya. Janganlah kita menjadi orang yang menyesal di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun