Mohon tunggu...
Aisyah Rysa
Aisyah Rysa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ulasan Novel Tere Liye, "Pergi"

19 Agustus 2018   16:44 Diperbarui: 19 Agustus 2018   17:10 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Pergi" Sebuah Kisah Tentang Si Bujang Menentukan Pilihan Hidupnya

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Republika Penerbit

Jumlah halaman: 459

Cetakan: 2018

Cover: Softcover

Untuk yang pernah membaca novel Tere Liye yang berjudul Pulang, Novel Pergi ini kelanjutannya ya..

Kisahnya tentang si Bujang yang harus melanjutkan posisi Tauke Besar yang lama, karena si Tauke Besar sudah meninggal dunia.

Novel lokal penuh dengan adegan action ini, juga memberikan sentuhan emosional dalam alurnya. Sentuhan emosional melankolis banyak ditemukan dalam alur perjalanan si Bujang menguak sosok El Spiritu yang misterius.

Sosok El Spiritu ini menjadi awal cerita yang membuat penasaran. Kepiawaiannya mengalahkan si Bujang dan sosok ini mengerti nama asli si Bujang. Makin penasaranlah si Bujang untuk menguak sosok El Spiritu.

Saat bersamaan, si Bujang juga berusaha membangun aliansi untuk mengalahkan Master Dragon. Alur yang ini penuh dengan adegan laga yang menegangkan. Cerita yang ini bikin detak novel lebih terasa, mengimbangi kesenduan alur bersama El Spiritu.

Ada musuh yang lebih banyak dan lebih jago. Petinggi-petinggi Shadow Economy Dunia banyak yang  ikut bertarung. Negara lain juga ikutan. Kebayang ya..gregetnya pertarungan di Novel ini.

Menguras emosi udah, laga action udah...ada lagi yang bikin novel ini bisa jadi pilihan untuk teman di akhir pekan.

Bumbu-bumbu humor juga diselipkan di dua alur melankolis dan laga tadi. Kisah lucu si guru tembak dengan asam uratnya. Protes si Thomas tentang penciptaan karakternya dalam novel, beneran bikin ngikik.

Dan khas novel Tere Liye, banyak filosofi dan perenungan hidup yang bisa dipetik dari kalimat si Bujang  dan tokoh pendukung lainnya.

"Apa sesungguhnya yang kucari dalam hidup ini? Aku akan pergi ke mana lagi?... Apakah memang langit adalah batasnya? Ternyata tidak juga. Karena segala sesuatu pasti akan ada akhirnya. Apakah aku benar-benar bahagia dengan pilihan hidupku? Apakah aku benar-benar bangga dengan seluruh yang pernah aku lakukan?"

Petikan ini adalah salah satunya, mengajarkan kita untuk merenung sebelum menentukan pilihan.

Buat yang suka novel action, humor romantis, ini novel keren yang bisa dipilih

Siapin waktu yang panjang ya..karena tebal sekali, 459 halaman.

Oh iya. Sebaiknya baca dulu novel Pulang sebelum baca novel yang ini karena  ceritanya saling berhubungan..biar bisa menikmati alur cerita lengkapnya.

Happy Reading, Friends

Aisyah Rysa

 Novel Lovers

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun