Pelupuk mata jendela sambut hangatnya mentari pagi yang membuatnya segera pergi
Debu jalanan, bising, macet, lampu merah, bagai hajat setiap pagi yang mesti dijalani
Bukan apa, tak mengapa, bergelut dengan waktu. Duel pengemudi, salip sana, salip sini, demi finger print
Huaaaaah
Antara hati dan fikiran, antara bumi dan langit
Bergolak tawa dan haru
Mengoyak senyum mata sengit
Siapa yang dapat mengukur dalamnya hati?
Tak ada,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!