Mohon tunggu...
Higienis Indonesia
Higienis Indonesia Mohon Tunggu... Administrasi - Air Care Alat Kesehatan Udara

Sejak 2004, Higienis Indonesia dikenal sebagai spesialis di bidang solusi kesehatan dan higienis yang berkualitas. Kami berkomitmen untuk membantu Anda yang ingin memiliki lingkungan lebih bersih, lebih sehat, lebih hijau, dan lebih nyaman, serta bagi Anda yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti asma dan alergi, dengan menyediakan produk-produk penting seperti pembersih udara, penyerap lembap udara, pelembap udara, pewangi ruangan, dan pembersih uap. Kami juga menyediakan perangkat keamanan untuk melindungi lingkungan tempat Anda tinggal, yaitu kamera sekuriti.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ternyata Polusi Udara di Dalam Ruangan Lebih Berbahaya dari Luar Ruangan

28 November 2019   14:27 Diperbarui: 28 November 2019   14:38 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tingkat polusi udara di Jakarta, selalu tinggi. Bahkan pada tiga bulan terakhir, kita seakan tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan udara bersih sedikit pun. Jakarta malah dinobatkan sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. 

Contohnya pada Senin 9 September saja, tingkat kualitas udara (Air Quality Index (AQI)) di Jakarta berada di angka 192. Kecurigaan kita selama ini setelah melihat kelabunya awan di Jakarta, ternyata benar. Menurut situs pemantau kualitas udara Airview jika pada angka tersebut, udara di Jakarta dinyatakan tidak sehat untuk dihirup. 

Asap yang mengepul di udara, dan langit yang berubah kelabu, menjadi patokan kita menilai tingginya tingkat polusi udara di sebuah kota. Keadaan ini memang sangat berbahaya bagi kesehatan, tapi polusi udara yang tak kasat mata justru lebih membahayakan lagi. 

Partikel-partikel yang terkandung di dalam polusi udara itu berukuran 2,5 mikrometer/mikron. Partikel polusi udara tersebut, memang banyak ditemukan di luar ruangan. Tapi jangan salah, jika dibandingkan dengan udara di dalam ruangan, jumlahnya justru lebih banyak dan berbahaya. 

Fakta ini, tentunya sangat memprihatinkan, terutama bagi penduduk Jakarta. Sebab, kita tidak hanya menghabiskan waktu di luar ruangan saja. Berbagai aktifitas seperti sekolah, bekerja, dan lain-lain selalu dilakukan di dalam ruangan. 

US Environmental Protection Agency (EPA) menjelaskan, kita menghabiskan 90 persen waktu di dalam ruangan. Menurut penelitian mereka, polusi udara di dalam ruangan 2 hingga 5 kali lebih berbahaya dari polusi udara di luar ruangan. 

Ini diperkuat dengan penemuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization (WHO)). Setidaknya 5,5 sampai 7 juta orang meninggal setiap tahunnya, karena menghirup udara tidak sehat. Parahnya lagi, dari angka tersebut, mereka menemukan 4 juta diantaranya meninggal karena menghirup udara tidak sehat di dalam ruangan. 

Seperti di dalam rumah, di kantor, di sekolah-sekolah, dan di gedung-gedung lain. Lokasi yang kita pikir aman, justru sangat berbahaya bagi kesehatan mereka yang ada di dalamnya. 

Ada berbagai macam senyawa berbahaya yang beterbangan di dalam ruangan. Ukurannya mencapai hingga 0,3 mikron. Polutan tersebut tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, alias harus menggunakan alat bantu pengelihatan seperti mikroskop. 

Mengenal Polutan yang Ada di Dalam Ruangan 

Menurut EPA, polutan dengan ukuran 2,5 mikron tidak bisa disaring oleh saluran pernapasan manusia. Partikel itu menembus paru-paru, dan masuk ke aliran darah. Oleh jantung, polusi udara yang masuk, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Tidak hanya menjadi penyebab dan parahnya asma, partikel polusi udara juga bisa memicu penyakit lain. Seperti, penyakit jantung, pemicu serangan jantung, irama jantung tidak karuan, hingga kematian secara tidak wajar.

Ruangan Dengan Tingkat Polusi Tinggi

Polutan tidak hanya ditemukan di dalam rumah saja, tapi juga beberapa ruangan lainnya seperti kantor, dan sekolah. Arsitektur yang ada di sebuah gedung, terkadang tidak memungkinkan untuk pemasangan ventilasi terlalu banyak. Ini membuat debu-debu mikron yang masuk, terperangkap dan tidak bisa tersirkulasi keluar.

Alexandra Thompson, Jurnalis Kesehatan Mail Online di London, melaporkan bahwa ruang kelas memiliki tingkat polusi udara lebih tinggi daripada di luar ruangan. Menurutnya, beberapa sekolah dasar dan tempat penitipan anak, terancam mengandung partikel halus di udara lebih tinggi. 

Keadaan akan semakin parah, jika lokasi sekolah berada di jalan utama yang sering dilewati oleh kendaraan. Polusi udara masuk, dan terperangkap di dalam.

Polusi udara berupa partikel-partikel halus, biasanya diproduksi oleh beberapa peralatan yang ada di dalam ruangan. Contohnya toner, yang ada di mesin pencetak anda, baik itu printer, mesin fotocopy, atau mesin faks. Tinta yang dikeluarkan, tidak seluruhnya melekat di kertas yang kita inginkan. Beberapa partikel kecin berukuran mikron itu, juga beterbangan ke udara menjadi polusi udara.

Selain berupa partikel, polusi udara di dalam ruangan juga bisa berbentuk gas. Salah satunya berasal dari penggunaan zat kimia di dalam ruangan. Polutan itu, dikenal dengan sebutan senyawa organik mudah menguap (Volatile Organic Compunds (VOC)). Senyawa ini memiliki titik didih yang sangat rendah, material itu menguap ketika terkena suhu ruangan.

Sumber dari VOC juga bermacam-macam, ada yang berasal dari cairan pembersih lantai atau karbol. Cairan ini memiliki senyawa fenol, atau benzena di dalamnya. Ketika terkena suhu ruangan, cairan itu akan menguap menjadi gas. Senyawa tersebut dikategorikan sebagai karsinogen, yang bisa menyebabkan kanker jika pemaparannya terlalu tinggi.

Sumber lainnya, bisa berasal dari cairan plitur kayu di perabotan. Ada kandungan, etanol, dan formaldehida yang terkandung dalam plitur kayu. Ini membuat cairan tersebut menguap, ketika terkena suhu ruangan. Reaksi ini biasa ditandai dengan baunya yang menyengat, bau ini lah yang kemudian dikategorikan sebagai VOC.

Selain itu, ada pula beberapa polutan yang berasal dari spora jamur. Jamur tumbuh karena tingginya kelembaban udara di dalam suatu ruangan. Tingkat polusi udara juga dipengaruhi oleh kelembaban udara yang ada di dalamnya. Jika terlalu lembab, perabotan akan dipenuhi jamur dan menyebabkan polusi udara. Jika terlalu kering, polutan-polutan tersebut akan lebih mudah beterbangan tertiup angin, menjadi penyebab polusi udara. Idealnya, kelembapan udara harus dijaga di antara kisaran 45 - 65% (RH).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun