Mohon tunggu...
Ai Rosita
Ai Rosita Mohon Tunggu... Relawan - Menjadi seseorang yang memiliki arti dan berguna untuk dirinya sendiri dan lingkungan sekitar

Orang yang merasa kesepian dan tidak memiliki arti, mencoba menyelami sedikit arti dalam dirinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Risa dan Kehidupannya

11 April 2023   15:21 Diperbarui: 11 April 2023   15:38 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika pindah rumah ternyata, sifatnya tetap tidak berubah dia tidak akan melakukan pekerjaan rumah tangga jika tidak diminta. Padahal aku capek, aku juga bekerja, yang dia keluhkan setiap hari. Inginnya pekerjaan rumah diselesaikan bersama karena tidak memiliki pembantu rumah tangga.

Risa memutuskan menikah hanya berdasarkan kenyamanan katanya, karena mereka sama-sama berasal dari latar belakang ekonomi yang hampir sama. Risa takut jika dia menikah dengan orang yang berlatar ekonomi menengan atas. Dia takut keluarganya akan direndahkan, jadi dia yakin untuk menikah dengan Deni, meski orang tuanya kurang menyetujuinya.

Risa selalu cerita tentang ayahnya yang begitu pekerja keras dan begitu sayang pada ibunya. Ayah Risa hanya sebagai supir pribadi, ibunya seorang ibu rumah tangga. Ketika pulang kerja, jika ayahnya melihat ibunya masih mengerjakan pekerjaan rumah tangga selalu tak sungkan untuk membantunya. Ayahnya tidak pernah marah pada ibunya, dan Risa tidak pernah melihat pertengkaran diantara orang tuanya. Risa ingin suaminya memiliki sifat seperti ayahnya. Seorang pekerja keras dan sayang sama keluarga.

Jika suaminya, sepulang kerja dia akan langsung leha-leha. Tak perduli keadaan rumah yang kotor, tak pernah mau mencuci piring jika tidak diminta. Dia hanya akan menjemput anak-anak yang dititipkan kepada orang tua Risa. "Aku capek, dengan kondisi ini."

Kini, setelah mereka bercerai. Suaminya sangat jarang menemui anak-anaknya. Jangankan memberi nafkah bulanan. Untuk sekedar uang jajan saja tidak dia berikan. Untunglah Risa masih memiliki kedua orang tua. Meski sangat tidak enak bagi Risa masih meminta pada orang tuanya namun, kondisi yang menyebaban dia masih harus menumpang hidup di rumah orang tuanya kembali.

Terkadang setelah bercerai pun pertengkaran masih terjadi, mantan suaminya menganggap Risa menghalang-halangi untuk bertemu anaknya. Padaha itu tidak benar, katanya. Dia selalu terbuka jika mantan suaminya ingin bertemu dengannya. Hanya saja dia perna marah ketika suaminya mengajak main anak-anak, dia tidak bisa mengontrol membeli jajanan untuk anak-anaknya. Ketika anak keduanya sakit, malah dia belikan es. Ibu mana yang tidak akan marah jika ayahnya tidak bisa menjaga anak-anaknya. Jadi, Risa menjadi lebih ketat dalam mengawasi anaknya. Jika mantan suaminya ingin mengajak pergi dia harus pastikan dulu kondisi badannya dan harus tahu kemana mereka pergi.

Dia kira, setelah bercerai masalah dengan mantan suaminya akan bisa selesai dan menjalin pertemanan dengan baik. Tapi, ternyata tidak bisa. Hubungan mereka menjadi rumit. Maka tak heran anak-anak tidak pernah bisa dekat dengan ayahnya. Untung masih ada kakeknya yang mengisi kekosongan kasih sayang dari seorang ayah. Semoga ayahku Panjang umur agar dapat selalu memberikan kasih sayangnya pada anak-anakku.

Ai Rosita

Jakarta, 11 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun